Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza – Para pemimpin Israel mulai membuat klaim atas kemajuan militer mereka di Gaza. Benjamin Netanyahu mengatakan militer Israel telah mengepung Kota Gaza.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

“Kota Gaza dikepung, kami beroperasi di dalamnya, kata perdana menteri Israel itu dalam konferensi pers.

Netanyahu mengatakan tidak akan ada gencatan senjata atau pengiriman bahan bakar sampai semua sandera Israel yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober dibebaskan.

Dia juga meminta masyarakat Gaza untuk “silakan pergi ke selatan.

“Kami tidak akan berhenti, katanya.

Adapun Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant, menegaskan militer Israel telah “berada di jantung Kota Gaza”.

“Mereka [militer Israel] datang dari utara dan selatan. Mereka menyerbu dengan koordinasi penuh antara pasukan darat, udara, dan laut,” kata Gallant dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, menurut kantor berita Reuters.

“Mereka bermanuver dengan berjalan kaki, kendaraan lapis baja dan tank, bersama dengan insinyur militer dari segala arah dan mereka memiliki satu target teroris Hamas di Gaza, infrastruktur mereka, komandan mereka, bunker, ruang komunikasi.

Klaim tersebut tidak mudah untuk diverifikasi, namun pasukan Israel jelas sudah tersebar luas di beberapa wilayah padat bangunan di kota tersebut.

Militer Israel telah merilis video kendaraan lapis baja mereka yang beroperasi di sepanjang jalan pantai hingga ke selatan pusat kota, menggaris bawahi bahwa Israel kini telah mengepung seluruh wilayah tersebut.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Juru bicara utama militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan 14.000 “target teror dan 100 terowongan telah dihancurkan dalam sebulan terakhir.

Apakah Kota Gaza akan segera jatuh ke tangan Israel?

Semua hal ini tidak berarti bahwa Kota Gaza segera jatuh ke tangan Israel.

Mayor Jenderal Yaakov Amidror mantan komandan Pasukan Pertahanan Israel dan penasihat keamanan nasional sebelumnya mengakui bahwa melawan Hamas akan sulit.

Hamas akan memasang jebakan dan alat peledak rakitan di titik-titik masuk dan di sepanjang jalan sempit, kata Amidror.

Israel meyakini Hamas memiliki sekitar 30.000 personel, namun tidak jelas berapa banyak yang tewas sejauh ini dalam serangan yang juga menewaskan ribuan warga sipil.

Persenjataan Hamas meliputi senapan otomatis, granat berpeluncur roket, dan rudal anti-tank.

Hamas juga telah memproduksi drone kecil sendiri termasuk drone bunuh diri, kata pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz.

Katz meyakini Hamas juga memiliki rudal darat ke udara jarak pendek yang diluncurkan dari bahu- walau pasokannya diprediksi sangat terbatas.

Yang tidak mereka miliki, kata Katz, adalah kendaraan lapis baja, tank, dan artileri.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Bagaimana pertempuran bakal berlangsung?

Tantangan utama bagi Israel dalam melawan Hamas di Gaza adalah pertempuran jarak dekat di wilayah padat penduduk dan bangunan.

Wartawan BBC Arabic, Feras Kilani, mengatakan Kota Gaza bisa menjadi medan pertempuran berdarah antara Hamas dan pasukan Israel, dan puluhan ribu warga sipil bisa terjebak di tengah-tengahnya.

Walau banyak warga sipil telah mengungsi, ratusan ribu orang dilaporkan masih berada di kawasan Gaza utara, termasuk Kota Gaza.

Gaza sendiri dianggap sebagai benteng terbesar Hamas, penuh dengan terowongan dan bunker.

Israel mengeklaim beberapa di antara terowongan itu berada di bawah rumah sakit besar, termasuk Rumah Sakit Indonesia namun tuduhan itu dibantah Kementerian Luar Negeri Indonesia dan lembaga Mer-C.

“Gaza adalah basis teror terbesar yang pernah dibangun manusia, kata Menteri Pertahanan Israel, Yoav Galant.

Untuk melawan Hamas, Israel memiliki tim spesialis perang terowongan, termasuk unit teknik yang disebut Yahalom dan unit Oketz yang khusus melibatkan anjing.

Pakar militer Israel dan mantan editor surat kabar, Yaakov Katz, mengatakan pasukan Israel akan menghindari masuk ke dalam terowongan kecuali terpaksa, karena Hamas akan lebih mengenal jaringan terowongan tersebut.

Alih-alih masuk terowongan, pasukan Israel diyakini akan menghancurkan terowongan dengan menuangkan bahan peledak.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Israel Klaim Telah Mencapai Jantung Kota Gaza Desak Warga Palestina Mengungsi ke Selatan

Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengaku bahwa pasukannya beroperasi di jantung Kota Gaza dan memberikan tekanan besar pada Hamas. Militer Israel didukung tank hingga insinyur militer.

Gallant mengklaim bahwa militer Israel menghancurkan infrastruktur Hamas dan berhasil mengisolasi Yahya Sinwar -komandan Hamas yang menurut Israel ikut merencanakan serangan pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan setidaknya 1.400 orang- di bunkernya.

Operasi darat Israel telah berlangsung selama lebih dari sepekan disertai dengan serangan udara dahsyat, yang menurut otoritas kesehatan Gaza telah menewaskan 10.328 warga Palestina, di mana 4.237 di antaranya adalah anak-anak. Demikian dikutip The Guardian, Rabu (8/11).

Serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 23 orang di Kota Rafah dan Khan Younis.

Media Palestina melaporkan pada Selasa bahwa setidaknya dua bangunan tempat tinggal di pusat Kota Deir al-Balah hancur akibat serangan udara Israel.

Jumlah korban belum jelas. Kantor berita Palestina, Wafa, mengutip para saksi mengatakan bahwa puluhan orang tewas atau terluka dalam serangan itu.

Sementara itu sayap militer Hamas mengungkapkan pihaknya terus menembakkan roket ke kota-kota Israel.

Tim BBC di Tel Aviv melaporkan ledakan keras di langit kota ketika sistem pertahanan udara Israel, Iron Dome, mencegat roket tersebut.

Juru bicara Hamas Ghazi Hamad pada Selasa membantah bahwa pasukan Israel meraih keuntungan militer signifikan atau bahwa mereka telah merangsek jauh ke Kota Gaza.

“Mereka tidak pernah memberikan kebenaran kepada masyarakat,” tutur Hamad dikutip dari AP, seraya menambahkan bahwa banyak tentara Israel tewas pada Senin dan banyak pula tank hancur.

“Rakyat Palestina berjuang dan berperang melawan Israel, sampai kita mengakhiri pendudukannya.”

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Israel Kembali Desak Warga Gaza Mengungsi ke Selatan

Sementara serangan udaranya terus berlanjut, Israel mendesak warga Gaza mengungsi ke selatan demi keselamatan mereka sendiri.

Namun, otoritas Gaza yang dikuasai Hamas pada Selasa seperti dilansir kantor berita Anadolu mengatakan bahwa sekitar 900.000 warga Palestina masih berada di Kota Gaza dan utara Gaza.

Populasi Kota Gaza dan sekitarnya menghadapi kondisi kehidupan yang sangat mengerikan akibat blokade Israel yang berlangsung sejak tahun 2006.

“Meskipun pembantaian yang dilakukan pendudukan terkonsentrasi di Kota Gaza dan Gaza utara dan adanya perang psikologis yang memaksa warga meninggalkan rumah mereka, pendudukan tidak mampu mencapai tujuannya untuk menggusur orang,” kata pejabat otoritas Gaza Iyad al-Buzm.

“Jumlah pusat penampungan di kota-kota di Jalur Gaza telah mencapai 225, dengan 97 di antaranya berada di Kota Gaza dan Gaza Utara, menampung 311.000 pengungsi.”

Al-Buzm juga menuturkan, “Pusat perlindungan di Kota Gaza dan Gaza Utara terletak di 87 sekolah, sembilan rumah sakit dan satu gereja di mana orang-orang mencari perlindungan untuk menghindari pengeboman tetapi juga masih menjadi sasaran.”

Mengenai kondisi kehidupan yang menantang, Al-Buzm mengatakan semua toko roti tidak dapat beroperasi karena serangan langsung Israel dan tidak tersedianya bahan bakar dan tepung, sehingga menimbulkan potensi bencana yang serius.

“Orang-orang terpaksa minum air yang terkontaminasi karena blokade Israel yang memutus pasokan air ke Kota Gaza dan Gaza Utara,” tutur dia.

“Tidak ada bantuan yang sampai ke warga di Kota Gaza dan Gaza Utara selama 32 hari terakhir, dan tidak ada pasokan yang dikirim ke pusat penampungan atau daerah pemukiman.”

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Ke Mana Warga Gaza Harus Pergi?

Al-Buzm menegaskan bahwa jalur aman bagi pengungsi yang digembar-gemborkan Israel adalah sebuah kebohongan dan telah berubah menjadi koridor kematian menyusul serangan yang mereka lakukan.

“Kami memperingatkan bahwa pendudukan akan melakukan pembantaian dan tekanan psikologis untuk memaksa masyarakat Kota Gaza dan Gaza Utara meninggalkan rumah mereka. Ke mana mereka akan pergi?

Tidak ada tempat yang aman di Jalur Gaza dan wilayah selatan tidak dapat menampung semua orang yang dikepung.”

Serangan Udara Israel Tewaskan Pakar Senjata Hamas di Gaza

Angkatan Bersenjata Israel (IDF) mengumumkan bahwa serangan udaranya terhadap Jalur Gaza telah menewaskan seorang anggota senior Hamas yang dijuluki sebagai ‘pengembang senjata’.

“Tentara IDF terus beroperasi di dalam Jalur Gaza untuk membunuh para teroris dan mengarahkan pesawat untuk menyerang infrastruktur teror,” demikian pernyataan IDF atau militer Israel, seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (8/11/2023).

“Berdasarkan intelijen Badan Keamanan Israel (ISA) dan IDF, sebuah jet tempur IDF menewaskan Mohsen Abu Zina, Kepala Senjata dan Industri Hamas dalam departemen manufakturnya,” imbuh pernyataan IDF tersebut.

Lebih lanjut, militer Israel menuding Zina sebagai pakar dalam pengembangan senjata strategis yang digunakan oleh Hamas selama ini.

“Sebagai bagian dari perannya, Mohsen Abu Zina menjabat sebagai salah satu pengembang senjata terkemuka Hamas dan seorang pakar dalam mengembangkan senjata strategis dan roket yang digunakan oleh teroris Hamas,” sebut IDF dalam pernyataannya.

Disebutkan juga oleh militer Israel dalam pernyataannya bahwa pasukannya ‘mengidentifikasi sel teroris yang berencana menembakkan rudal anti-tank’ ke posisi mereka.

Militer Israel mengklaim ‘sel teroris’ itu telah diserang dengan pesawat tempur hingga menewaskan ‘beberapa teroris’.

“Pasukan IDF mengarahkan sebuah pesawat untuk menyerang sel teroris yang bertanggung jawab meluncurkan roket ke arah Israel. Beberapa teroris tewas dalam serangan itu,” demikian pernyataan IDF.

Israel melancarkan serangan udara besar-besaran dan mengerahkan operasi darat ke Jalur Gaza dalam upaya menumpas Hamas, setelah serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu.

Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang tewas dan lebih dari 240 orang disandera Hamas.

Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 10.000 orang, sebagian besar warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel dalam sebulan terakhir.

Terus bertambahnya jumlah korban tewas di Jalur Gaza semakin memicu seruan internasional soal gencatan senjata kemanusiaan.

Namun Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bersikeras menyatakan tidak akan akan ada gencatan senjata sampai semua sandera yang ditahan oleh Hamas dibebaskan.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

AS Tak Dukung Pendudukan Israel: Gaza adalah Tanah Palestina

Pemerintah Amerika Serikat (AS) menegaskan pihaknya tidak mendukung pendudukan baru untuk jangka panjang atas Jalur Gaza oleh Israel.

Washington menyatakan bahwa Jalur Gaza merupakan tanah Palestina, sehingga rakyat Palestina yang berhak menentukan masa depan wilayah tersebut.

Penegasan AS itu menanggapi pernyataan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu yang menyebut negaranya akan memikul ‘tanggung jawab keseluruhan’ atas keamanan Jalur Gaza untuk periode yang tidak terbatas, setelah perang melawan Hamas berakhir.

Pernyataan Netanyahu itu, menurut Al Arabiya dan Al Jazeera, mengisyaratkan bahwa pendudukan Israel atas daerah kantong Palestina akan terus berlanjut.

“Pandangan kami adalah rakyat Palestina harus berada di garis depan dalam pengambilan keputusan ini dan Gaza adalah tanah Palestina dan akan tetap menjadi tanah Palestina,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Vedant Patel, kepada wartawan setempat.

“Secara umum, kami tidak mendukung pendudukan kembali Gaza dan begitu pula Israel,” tegasnya.

Israel menarik diri dari Jalur Gaza sejak tahun 2005 lalu. Daerah kantong Palestina itu sebelumnya direbut oleh Israel dalam Perang Enam Hari tahun 1967 silam.

Usai mundur dari Gaza, Israel memberlakukan blokade setelah Hamas menguasai Jalur Gaza.

Namun demikian, Patel menyatakan AS menyepakati bahwa ‘tidak ada jalan kembali ke status quo 6 Oktober’, yang merujuk pada hari sebelum serangan mengejutkan Hamas terhadap Israel bagian selatan.

“Penting untuk dicatat bahwa pada saat yang sama kami sepakat dengan Israel bahwa tidak ada jalan kembali ke status quo 6 Oktober,” ucapnya.

“Israel dan kawasan harus aman, dan Gaza seharusnya dan tidak bisa lagi menjadi basis untuk melancarkan serangan teror terhadap rakyat Israel atau siapa pun,” tegas Patel dalam pernyataannya.

“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan para mitra dalam berbagai skenario — mengenai pemerintahan sementara, parameter keamanan, dan situasi keamanan — di Gaza setelah krisis ini mereda,” jelas Patel, seperti dilansir Al Jazeera.

Perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas dimulai 7 Oktober ketika kelompok milisi Palestina itu menyeberang dari perbatasan Jalur Gaza dan menyerbu wilayah Israel bagian selatan.

Menurut otoritas Israel, sekitar 1.400 orang yang sebagian besar warga sipil tewas akibat serangan Hamas.

Para pejabat Tel Aviv juga menyebut lebih dari 240 orang, yang tidak hanya terdiri atas warga sipil dan tentara Israel tapi juga warga negara asing, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza.

Serangan Hamas itu tercatat sebagai serangan terburuk terhadap Israel sejak negara itu didirikan tahun 1948 silam.

Sebagai respons, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran terhadap Jalur Gaza, yang menjadi rumah bagi sekitar 2,4 juta orang.

Israel juga mengerahkan operasi darat yang semakin diperluas ke dalam wilayah Jalur Gaza dengan tujuan menumpas Hamas.

Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut lebih dari 10.300 orang, sebagian besar warga sipil dan nyaris separuhnya anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Gempuran Besar-besaran Israel Hantam Area Dekat RS Indonesia di Gaza

Direktur Rumah Sakit (RS) Indonesia di Jalur Gaza, Atef Al-Kahlout, melaporkan Israel terus melakukan pengeboman di sekitar rumah sakit yang terletak di wilayah Gaza bagian utara.

Dia menyebut aliran listrik untuk rumah sakit tersebut akan padam dalam beberapa jam ke depan. Hal itu disampaikan Al-Kahlout kepada Al Jazeera, Rabu (8/11/2023).

Al-Kahlout mengatakan listrik di rumah sakit tersebut akan padam ‘dalam beberapa jam’ karena kekurangan pasokan bahan bakar.

Rumah sakit tersebut telah mengalami pemadaman listrik sejak bulan lalu akibat kurangnya pasokan bahan bakar.

Awal bulan ini, Rumah Sakit Persahabatan Turki-Palestina, satu-satunya rumah sakit di Gaza yang menawarkan pengobatan kanker, tidak bisa lagi beroperasi karena kekurangan bahan bakar.

Sementara itu, Al Jazeera Arab juga melaporkan bahwa area sekitar Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza dilanda serangan bom dan ledakan hebat.

Rumah Sakit Al-Shifa adalah fasilitas medis terbesar di daerah kantong Palestina yang terkepung dan kini menjadi tempat perlindungan bagi puluhan ribu orang yang melarikan diri dari bom Israel.

Pada Selasa (7/11) waktu setempat, pasukan Israel juga menyerang sistem panel surya untuk rumah sakit tersebut, yang sudah berada di ambang kehancuran karena kekurangan bahan bakar, air dan obat-obatan.

Area-area di dekat RS Al-Shifa juga mengalami serangan hebat pada Minggu (5/11) waktu setempat.

Israel menuding bahwa markas besar Hamas berada di bawah Al-Shifa, sebuah klaim yang dibantah oleh pihak berwenang Palestina dan pekerja kemanusiaan.

Dengan menyebut bahwa pernyataan tersebut menempatkan rumah sakit tersebut dalam risiko terkena serangan langsung.

Staf rumah sakit menolak permintaan Israel agar RS Al-Shifa dievakuasi, dengan mengatakan bahwa tidak mungkin memindahkan para pasien.

Sebelumnya, Israel melontarkan tudingan soal rumah sakit Indonesia di Gaza dimanfaatkan untuk Hamas. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) menegaskan bahwa RS Indonesia di Gaza sepenuhnya untuk melayani keperluan medis warga Palestina.

“RS Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza. RS Indonesia saat ini sudah dikelola sepenuhnya oleh otoritas Palestina di Gaza, meskipun dari waktu ke waktu selalu ada relawan Indonesia yang membantu,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Lalu Muhamad Iqbal dalam keterangan tertulis, Selasa (7/11/2023).

Dia juga menjelaskan RS Indonesia tersebut adalah salah satu fasilitas kesehatan yang terus melayani korban serangan Israel. Bahkan, RS ini merawat pasien yang melampaui kapasitasnya.

“RS Indonesia adalah satu dari segelintir fasilitas kesehatan yang masih berfungsi di Gaza di tengah jumlah korban serangan Israel yang terus bertambah setiap harinya. Rumah sakit ini saat ini merawat pasien dalam jumlah jauh melampaui kapasitasnya,” tuturnya.

Pasukan Israel Sudah Berada di Jantung K0ta Gaza

Share: