Spoiler Film Paku Tanah Jawa 2024, Jangan Pasang Ekspektasi Lebih – Film horor “Paku Tanah Jawa” adalah hasil kolaborasi menarik antara Loop Entertainment dari Indonesia dan Armani Entertainment dari Malaysia. Disutradarai oleh Bambang Drias, film ini berusaha mengangkat cerita urban legend yang mistis di Pulau Jawa.
Spoiler Film Paku Tanah Jawa 2024, Jangan Pasang Ekspektasi Lebih
Dengan durasi sekitar 100 menit, “Paku Tanah Jawa” menampilkan sejumlah bintang seperti Masayu Anastasia sebagai Handini, Gisellma Firmansyah sebagai Ningrum, Landung Simatupang sebagai Kanjeng Semanu, Wafda Saifan Lubis sebagai Jalu, dan Pritt Timothy sebagai Kyai, bersama dengan banyak bintang pendukung lainnya.
Film ini mengisahkan tentang legenda mistis yang berpusat di Gunung Tidar, Pulau Jawa, dengan fokus pada tema pesugihan.
Handini, seorang sinden terkenal, mencari pesugihan melalui perjanjian gaib untuk meningkatkan usaha sanggar seninya.
Anaknya, Ningrum, merasa terbebani ketika cinta rahasianya, Jalu, menjadi tumbal baru dalam perjanjian Handini.
Teror mulai menimpa Ningrum, dan dalam keputusasaan, dia mencari pertolongan dari seorang Kyai.
Kyai tersebut memberikan sebuah tombak sakti bernama Paku Tanah Jawa kepada Ningrum. Apa tujuan sebenarnya dari pusaka tersebut? Itu harus ditonton untuk diketahui.
Namun, sinopsis menarik ini sayangnya tidak terwujud saat film diputar. Mulai dari awal hingga akhir, alurnya terasa mengambang dan tidak fokus, dengan momen keseruan baru terjadi menjelang akhir film. Penampakan setan yang sering muncul justru merusak kesan secara keseluruhan.
Saya merasa sangat menyesal. Film ini seharusnya menjadi prestasi dari kerjasama antar negara, tetapi bagi saya, film ini tidak memenuhi harapan. Terlalu berantakan.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, satu-satunya momen yang menarik adalah di akhir cerita. Sepanjang durasi film, dari awal hingga akhir, ceritanya terasa membingungkan dan tanpa arah yang jelas.
Saya jujur merasa sangat bosan dan hampir kehilangan minat seiring dengan perkembangan ceritanya yang tidak terarah.
Saya memahami betapa sulitnya membuat film, tetapi pada akhirnya, film harusnya dapat menghibur penonton. Namun, alih-alih menghibur, film ini justru membuat penonton menyesal telah menontonnya.
Pada dasarnya, panjang durasi film bukanlah masalah jika ceritanya bagus. Namun, meskipun tidak terlalu lama, cerita dalam film ini terasa monoton dan tidak mengalir dengan baik.
Rasanya, lebih baik keluar dari bioskop dan duduk di kafe daripada menonton film dengan banyak kekacauan seperti ini.
Penampakan hantu dalam “Paku Tanah Jawa” sama sekali tidak menakutkan, bahkan cenderung mengundang tawa.
Efek visual yang digunakan untuk menghadirkan hantu kurang memukau, sehingga tidak mampu menciptakan ketegangan yang diharapkan dalam film horor.
Satu-satunya hal yang dapat dinikmati oleh penonton, termasuk saya, adalah penampilan ular-ular yang terlihat sangat nyata dan menyeramkan (sepertinya menggunakan ular sungguhan yang besar dan panjang). Namun, hal ini tidak cukup untuk menyelamatkan keseluruhan film dari kegagalan.
Di sisi lain, meskipun film ini melibatkan beberapa nama besar seperti Masayu Anastasia, penampilan seluruh pemain terasa kurang memuaskan. Bahkan, kehadiran Masayu Anastasia pun tidak mampu mengangkat kesan “biasa saja” dari film ini.
Jadi, menurut pendapat saya, “Paku Tanah Jawa” adalah film yang mengecewakan. Meskipun berpotensi menjadi karya yang membanggakan atas kerjasama antar sineas, hasil akhirnya jauh dari memuaskan.
Dengan alur cerita yang biasa, penampakan hantu yang tidak menggigit, dan penampilan para pemain yang biasa-biasa saja, film ini tidak memberikan pengalaman menonton yang memuaskan.
Saya memberi skor 3/10 untuk film ini. Masayu Anastasia mungkin menjadi satu-satunya yang bisa diselamatkan dalam film ini, karena penampilannya yang dinantikan oleh penggemar. Bagi yang penasaran dan ingin menilai sendiri, silakan tonton film ini. Selamat menonton.
