Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet – Beroperasinya Satelit Republik Indonesia (Satria-1) belum cukup mengatasi mengatasi persoalan konektivitas di Indonesia.

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menyiapkan Satria-2.

Satria-1 memiliki kapasitas sebesar 150 Gbps yang ditargetkan dapat memenuhi kebutuhan akses internet bagi 37 ribu fasilitas layanan publik di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

“Satria-1 saat ini tidak mencukupi kan kapasitasnya untuk meng-cover seluruh area publik, layanan publik yang ter-cover oleh teknologi teresterial. Sehingga, kita masih memerlukan kapasitas lagi,” ujar Direktur Utama Bakti Kominfo Fadhilah Mathar di Kantor Bakti Kominfo, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

“Nah, itu yang akan kita tambahkan melalui Satria-2. Tapi, bukan di lokasi-lokasi yang sekarang dibangun oleh Satria-1. Tapi, lebih kepada lokasi-lokasi baru yang memang tidak ter-cover oleh teknologi fiber optik atau microwave,” sambungnya.

Sebagai informasi, usai diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada 18 Juni 2023 lalu.

Bakti dan juga perusahaan konsorsium Satelit Nusantara Tiga (SNT) terus melakukan uji coba terhadap Satria-1 tersebut.

Pengujiannya ini diharapkan agar mampu melayani saat beroperasi pada Januari 2024.

Seiring dengan hal itu, Bakti Kominfo telah menyiapkan rancangan Satria-2 yang kapasitasnya lebih besar dari pendahulunhya, yakni hingga 300 Gbps.

Proyek tersebut nantinya terbagi ke dalam dua satelit yang masing-masing kapasitasnya 150 Gbps.

“Betul (nanti jadi dua satelit). Ini agak teknis ya. Frekuensinya itu memang cuma bisa maksimal, pernah saya hitung, kurang lebih 170 Gbps untuk satelit yang sekarang kita miliki setipe dengan Satria-1. Jadi, kalau kita mau mengejar 300 Gbps harus punya dua di dua orbit slot yang berbeda,” tutur Kepala Divisi Satelit Bakti Kominfo, Sri Sanggrama Aradea, ditemui pada kesempatan yang sama.

Lebih lanjut, kata Aradea, pihaknya saat ini tengah mengusulkan proyek Satria-2 ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (disingkat Kementerian PPN/Bappenas).

“Belum, sekarang prosesnya di Bapenas dan Kemenkeu untuk masuk ke greenbook dan ini kami juga masih diskusi teknis dengan mereka bagaimana pendanaannya,” ucap Aradea.

Harapannya, Satria-2 dapat direstui pendanaannya dan dapat dilakukan konstruksinya pada 2024.

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Uji Internet Satria-1 Tembus 10 Mbps, Siap Layani 3T di Januari 2024

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terus melakukan pengujian Satelit Republik Indonesia (Satria-1) sebelum beroperasi pada Januari 2024.

Kepala Divisi Satelit Bakti Kominfo, Sri Sanggrama Aradea, mengatakan berdasarkan pengujian koneksi internet Satria-1 beberapa waktu lalu dinilai sudah cukup memuaskan untuk memenuhi kebutuhan internet di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).

“Kemarin kita ngetesnya seperti normalnya. Jadi, kita dapat (kecepatan internet-red) itu uplink-nya di 3 Mbps, downlink-nya di 10 Mbps. Itu sudah cukup ideal sih untuk Satria-1,” ujar Aradea ditemui awak media di Kantor Bakti Kominfo, Jakarta, Jumat (15/12/2023).

Satria-1 akan turut membantu menghadirkan akses internet bagi sekitar 37 ribu fasilitas layanan publik di 3T tersebut.

Di antaranya seperti untuk memenuhi kebutuhan di sekolah, puskesmas, pemerintah daerah, hingga keamanan untuk TNI dan Polri.

“Sudah cukup segitu, karena kalau kita lihat dari hasil pengalaman saat ini itu 4 Mbps setiap lokasi itu sudah cukup mumpuni sih untuk daring dan lain-lain,” kata Aradea.

Setelah dilakukan serangkaian pengujian, Bakti Kominfo memantapkan bahwa Satria-1 akan beroperasi melayani daerah pelosok tanah air pada Januari 2024.

“Minggu depan ada pengujian dan mungkin optimisnya itu empat ribu sampai lima ribu dulu di tahap awal. Jadi, tidak langsung melayani di 37 ribu titik, karena itu kita bagi selama dua tahun, sebab idealnya kita membangun dalam waktu setahun itu 20 ribu-25 ribu, kita nggak mungkin sebanyak itu langsung,” tuturnya.

“Saat ini , kita lagi fokus untuk prioritas kapasitas yang dibutuhkan yang lebih banyak. Jadi, kalau yang kita lihat itu populasi Indonesia sebenarnya ke barat. Suprisingly seperti itu, karena barat itu sangat mayoritas, tapi swastanya belum banyak masuk ke sana,” sambungnya.

Sedangkan untuk Indonesia bagian timur, Bakti Kominfo merencanakan akan menyediakan akses internet menggunakan Satelit Satria-2 yang sejauh ini masih dalam tahap penggodokan.

Sebelumnya, Menkominfo Budi Arie Setiadi, Direktur Utama Bakti Kominfo Fadhilah Mathar, hingga Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso melakukan uji coba dan aktivasi satelit Satria-1.

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Pengujian tersebut dilakukan di enam lokasi, yaitu di Manokwari, Jayapura, Ambon, Batam, Kupang, dan Banjarbaru.

Satelit pemerintah itu telah berhasil terkoneksi dengan internet dalam pelaksanaan tahapan uji coba integrasi dan aktivasi yang berlangsung pada Kamis, 7 Desember sekitar pukul 13.30 WIB.

Tahapan uji coba integrasi ini dilakukan setelah suksesnya peluncuran dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, pada 18 Juni 2023.

Pada 30 Oktober, satelit tersebut sudah mencapai slot orbit 146 derajat Bujur Timur

Satria-1 merupakan Very High Throughput Satellite (VHTS) pertama di Indonesia dengan total kapasitas 150 Gbps yang diproyeksikan menjadi satelit yang dapat membantu program transformasi digital di Indonesia.

Satria-1 akan membantu menyediakan akses internet di 37 ribu titik di pelosok tanah air yang sebelumnya tidak ada sinyal internet.

Sebagai informasi, Satria-1 merupakan proyek strategis nasional seperti tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional.

Dalam pengadaan proyek ini menggunakan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Bakti Kominfo selaku Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) telah melaksanakan proses pelelangan pengadaan dengan menetapkan Konsorsium PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) sebagai pemenang lelang pada 26 April 2019.

Satria-1 Belum Cukup Bikin RI Merdeka Internet

Share: