Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI – Stroke merupakan salah satu penyakit berbahaya yang memiliki fatalitas tinggi. Penyakit stroke hingga saat ini masih menjadi penyakit penyebab kematian paling tinggi di Indonesia.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2019, angka kematian akibat stroke mencapai 132 kasus per 100 ribu penduduk.

Kementerian Kesehatan RI membeberkan penyebab stroke masih menjadi penyakit ‘nomor satu’ di Indonesia.

Ketua Tim Kerja Gangguan Otak Kementerian Kesehatan RI dr Tiersa Vera Junita, MEpid menuturkan salah satu faktor risiko utama tingginya angka penyakit stroke diakibatkan oleh masih tingginya persentase masyarakat yang tidak menjalani gaya hidup sehat.

“Perilaku masyarakat yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit tidak menular termasuk stroke di dalamnya yaitu merokok, kurang aktivitas fisik, kurangnya makan sayur dan buah, serta tingginya konsumsi gula garam dan lemak,” ujar dr Tiersa dalam Webinar Kenali dan Kendalikan Stroke Kemenkes, Jumat (3/11/2023).

Berdasarkan data Riskesdas 2013 dan 2018, terdapat peningkatan terkait prevalensi masyarakat yang menjalani gaya hidup kurang sehat.

Sebagai contoh kebiasaan merokok mengalami peningkatan dari sebelumnya 28,8 persen menjadi 29,3 persen.

Selain itu juga terjadi peningkatan prevalensi masyarakat yang kurang dalam melakukan aktivitas fisik dari sebelumnya 26,1 persen menjadi 33,5 persen.

“Sementara kurang makan sayur dan buah masyarakat Indonesia itu mencapai prevalensinya itu tinggi sekali dari 93,5 persen pada tahun 2013 meningkat menjadi 95,5 persen di tahun 2018,” ujarnya.

Untuk konsumsi gula garam lemak (GGL) berdasarkan studi diet total tahun 2014, terdapat 4,8 persen masyarakat yang mengonsumsi gula melebihi batas yang disyaratkan sebanyak 50 gram per hari.

Sedangkan untuk garam (2000 mg per hari) sebanyak 52,7 persen dan lemak (67 gram per hari) sebanyak 5,8 persen.

“Pembiayaan stroke juga menjadi salah satu yang tertinggi pada peringkat tiga dengan jumlah Rp 3,23 triliun. Data ini dari BPJS Kesehatan di tahun 2022. Angkanya meningkat terus dari 2021 ke 2022,” pungkasnya.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Stroke adalah

Stroke adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu atau terhenti, yang mengakibatkan kerusakan sel-sel otak karena kekurangan oksigen dan nutrisi.

Kondisi ini dapat memiliki berbagai gejala dan dampak yang bervariasi, tergantung pada bagian otak yang terkena dan seberapa seriusnya gangguan aliran darah.

Ada dua jenis utama stroke:

Stroke Iskemik: Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhenti akibat penyumbatan pembuluh darah, seperti trombosis atau emboli.

Hal ini dapat disebabkan oleh penumpukan plak aterosklerosis atau pecahan gumpalan darah dari bagian tubuh lain yang kemudian menyumbat pembuluh darah otak.

Stroke Hemoragik: Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah, menyebabkan perdarahan dalam otak.

Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk tekanan darah tinggi, malformasi arteri, atau cedera kepala.

Gejala stroke dapat bervariasi, tetapi gejala umum meliputi kelemahan pada satu sisi tubuh, kesulitan berbicara atau memahami kata-kata, kesulitan berjalan, pusing, kehilangan keseimbangan, atau sakit kepala parah.

Penting untuk segera mencari perawatan medis ketika seseorang mengalami gejala stroke, karena penanganan cepat dapat mengurangi kerusakan otak dan meningkatkan peluang pemulihan.

Faktor risiko untuk stroke meliputi tekanan darah tinggi, merokok, diabetes, obesitas, riwayat keluarga stroke, dan gaya hidup tidak sehat.

Untuk mengurangi risiko stroke, penting untuk menjaga gaya hidup sehat, mengontrol faktor risiko, dan mendapatkan perawatan medis yang sesuai jika diperlukan.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

10 Cara Mengatasi dan Mencegah Stroke Ringan

Stroke Ringan atau Transient Ischemic Attack (TIA) merupakan kondisi yang disebabkan oleh adanya gangguan aliran oksigen dan nutrisi ke otak, karena adanya penyumbatan endapan lemak di dalam pembuluh darah. Lalu, bagaimana cara mencegah dan mengatasi stroke ringan?

Jenis stroke ini umumnya terjadi dalam waktu singkat saja, sehingga tidak menimbulkan dampak yang permanen pada tubuh.

Meski demikian, penyakit ini tetap perlu diwaspadai karena dapat menjadi tanda awal dari penyakit stroke yang lebih berat.

Satu dari tiga orang yang mengalami stroke ringan akan mengalami stroke yang lebih berat, dengan kemungkinan 50% akan terjadi pada jangka waktu satu tahun.

Gejala Stroke Ringan yang Harus Diwaspadai

Stroke ringan ditandai dengan munculnya gejala stroke yang terjadi secara tiba-tiba dan hanya muncul dalam beberapa saat saja.

Gejala yang ditunjukkan dapat bervariasi tergantung dari bagian otak mana yang terganggu.

Berikut beberapa gejala stroke ringan yang umumnya terjadi:

* Salah satu sisi tubuh mengalami mati rasa, kesemutan, dan lumpuh, terutama pada wajah, lengan, dan kaki.
* Kehilangan keseimbangan secara tiba-tiba.
* Sakit kepala berat yang terjadi secara mendadak dan tidak diketahui penyebabnya.
* Kesulitan dalam berbicara karena tubuh lumpuh setengah, sehingga artikulasi menjadi tidak jelas.
* Mengalami kebingungan karena tidak bisa memahami perkataan lawan bicara.
* Mengalami gangguan penglihatan yang ditandai dengan pandangan yang kabur hingga kebutaan salah satu atau kedua sisi.
* Kesulitan dalam menelan makanan dan munculnya rasa mual hingga muntah.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Cara Mengatasi Stroke Ringan

Apa yang harus dilakukan jika stroke ringan terjadi?

Meskipun hanya terjadi sementara, namun gejala-gejala di atas perlu ditangani dengan segera dan tepat. Berikut cara mengatasi stroke ringan yang dapat dilakukan:

1. Pastikan Kondisi dan Kesadaran Penderita

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memeriksa kondisi penderita, karena penderita bisa kehilangan keseimbangan dan jatuh. Penanganan akan lebih sulit jika penderita kehilangan kesadaran.

Jika penderita kehilangan kesadaran, periksa detak jantung dan pernapasannya.

Apabila detak jantung dan pernapasannya tidak terasa, maka segera panggil pertolongan medis darurat atau ambulans untuk menanganinya lebih lanjut.

Sambil menunggu bantuan datang, sebaiknya Anda melakukan Cardiopulmonary Resuscitation (CPR) dengan segera.

Prosedur CPR perlu dilakukan dengan segera dan tepat, karena henti jantung lebih dari 5-10 menit dapat membahayakan nyawa penderita.

2. Periksa dan Atur Pernapasan

Langkah berikutnya yang bisa dilakukan adalah memeriksa pernapasannya. Jika penderita sadar dan terlihat kesulitan bernapas, maka berikan ruang untuk bernapas dan longgarkan pakaiannya. Pakaian yang ketat dapat mempersulit pernapasan.

Setelah itu, ajak penderita untuk mengambil napas secara perlahan dan dalam-dalam, dan membuangnya secara perlahan juga. hal tersebut dapat membantu penderita untuk bernapas normal lagi.

3. Atur Posisi Tubuh Penderita

Kemudian, atur posisi tubuh penderita agar lebih nyaman. Atur posisi tubuh penderita menjadi berbaring dengan posisi kepala yang sedikit diangkat.

Posisi kepala yang sedikit di atas dapat membuat penderita lebih nyaman, serta lebih memudahkan jika penderita mual dan muntah. Dengan posisi seperti ini, penderita tidak berisiko tersedak saat muntah.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

4. Lakukan Metode F. A. S. T. untuk Memastikan Stroke

Jika penderita masih sadar, Anda bisa melakukan metode F. A. S. T. untuk memastikan apakah benar penderita mengalami stroke.

Hal ini dikarenakan gejala stroke bisa tidak spesifik dan sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain. Terlebih lagi pada stroke ringan gejalanya tidak terlihat jelas.

Meski demikian, sebaiknya Anda melakukan metode ini setelah memanggil bantuan medis agar penanganan dapat dilakukan sedini mungkin.

Berikut metode F.A.S.T. yang bisa Anda lakukan:

* F = Face. Periksa kondisi wajah. Pada stroke ringan, wajah akan merasa kesemutan, susah digerakkan, hingga salah satu sisi wajah menurun.
* A = Arms. Minta penderita untuk mencoba mengangkat kedua tangannya secara bersamaan. Jika terjadi stroke, maka salah satu tangan akan terangkat lebih rendah dari satunya.
* S = Speech. Cobalah untuk mengajak penderita berbicara. Jika penderita benar mengalami stroke, maka penderita akan kesulitan memahami maksud lawan bicara dan sulit berbicara dengan jelas.
* T = Time. Jika setelah hal-hal di atas dilakukan dan menunjukkan bahwa penderita mengalami stroke ringan, maka jangan menunggu lagi dan segera panggil bantuan medis.

5. Panggil Ambulans atau Bawa ke Rumah Sakit Terdekat

Ini adalah langkah yang paling penting untuk mengatasi stroke ringan. Pertolongan medis yang cepat sangatlah penting dalam menangani penyakit ini.

Oleh karenanya, segera panggil ambulans atau bawa penderita ke rumah sakit terdekat.

Meski demikian, penggunaan ambulans lebih disarankan karena penanganan medis dapat dilakukan selama dalam perjalanan juga.

Selain itu, ambulans telah dilengkapi dengan berbagai peralatan, obat-obatan, dan tenaga medis yang siap untuk mengatasi keadaan gawat darurat medis.

Jika ambulans sudah datang, jelaskan kondisi pasien secara lengkap kepada petugas medis.

Informasi yang bisa dijelaskan umumnya berupa gejala yang dialami, riwayat penyakit, hingga obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Cara Mencegah Terjadinya Stroke Ringan

Stroke ringan sebaiknya dicegah sejak dini, karena dapat menyebabkan penyakit stroke yang lebih berat.

Lalu, bagaimana cara mencegah stroke ringan?

Berikut beberapa upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke ringan:

1. Menurunkan Tekanan Darah

Salah satu faktor risiko terbesar penyebab stroke ringan adalah tekanan darah yang tinggi dan tidak terkontrol. Sebisa mungkin usahakan tekanan darah berada di bawah 120/80 mmHg.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yaitu:

* Rajin memakan makanan yang kaya serat, seperti buah-buahan dan sayuran;
* Mengurangi konsumsi natrium atau garam dan makanan yang asin;
* Menghindari makanan berkolesterol tinggi.

2. Menurunkan Berat Badan

Berat badan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko serangan stroke ringan.

Oleh karenanya, jaga kondisi tubuh dengan berhati-hati dalam memilih makanan serta rajin berolahraga, terutama jika berat badan sudah berlebih.

2. Menurunkan Berat Badan

Berat badan yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko serangan stroke ringan.

Oleh karenanya, jaga kondisi tubuh dengan berhati-hati dalam memilih makanan serta rajin berolahraga, terutama jika berat badan sudah berlebih.

3. Menjaga Kebugaran Tubuh dengan Rutin Berolahraga

Selain untuk menurunkan berat badan, berolahraga juga sangat baik untuk menjaga tekanan darah lebih stabil.

Untuk itu, rutin berolahraga sangatlah baik untuk menurunkan risiko stroke ringan.

Beberapa olahraga yang disarankan untuk menurunkan berat badan dan menjaga tekanan darah adalah berenang, berjalan, jogging, bersepeda, atau latihan fisik lainnya.

Lakukan olahraga sesering mungkin, tapi jangan juga berlebihan hingga tubuh terbebani.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

4. Mengobati Diabetes

Penyakit diabetes dapat menjadi salah satu penyakit yang meningkatkan risiko stroke ringan.

Pada penderita diabetes, kadar gula di dalam darah yang tinggi dapat membuat pembuluh darah tersumbat dan rusak.

Penyumbatan ini tentunya dapat meningkatkan risiko stroke lebih tinggi.

Untuk mengatasinya, jaga kadar gula Anda agar tetap rendah dengan menjaga pola makan, rajin berolahraga, serta minum obat-obatan sesuai petunjuk yang diberikan oleh dokter.

5. Berhenti dari Kebiasaan Merokok

Merokok juga merupakan salah satu penyebab pembuluh darah dapat tersumbat, karena aktivitas ini membuat darah cenderung mengental.

Orang yang merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami aterosklerosis atau penumpukan plak pada pembuluh darah yang dapat menyebabkan penyumbatan.

Segera Ikuti Cara Mengatasi Stroke Ringan dan Cegah Sedini Mungkin

Penanganan yang cepat dan tepat sangatlah penting dalam mengatasi stroke ringan.

Oleh karenanya, tidak ada salahnya untuk memahami cara mengatasi stroke ringan serta cara mencegahnya, terutama jika Anda berisiko tinggi karena memiliki kondisi tekanan darah tinggi, diabetes, memiliki kebiasaan merokok, dan memiliki berat badan berlebih.

Selain itu, ada baiknya Anda menyimpan kontak penyedia pertolongan medis darurat di ponsel Anda untuk berjaga-jaga jika mengalami kondisi darurat.

Emergency Response Indonesia merupakan penyedia layanan evakuasi dan pertolongan medis yang siap menangani kondisi gawat darurat dimanapun dan kapanpun selama 24/7.

Rokok Picu Pasien Stroke Bertambah 90 Persen di RI

Share: