Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang – Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza yang dikuasai Hamas, mengatakan bahwa sedikitnya 27 orang tewas dalam serangan Israel di dekat sebuah sekolah yang dikelola PBB di kamp pengungsi Jabalia.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

“27 jenazah syahid ditemukan dan sejumlah besar lainnya terluka,” kata juru bicara kementerian Ashraf al-Qudra, dikutip kantor berita AFP, Jumat (3/11/2023).

Rekaman AFP menunjukkan beberapa korban jiwa ketika kerumunan orang bergegas membantu mereka, sementara jumlah korban tewas tidak dapat diverifikasi secara independen.

“Anak-anak di bawah 10 tahun hanya membeli di kantin dan dipotong-potong,” seru seorang perempuan di halaman sekolah.

Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA mengkonfirmasi bahwa salah satu sekolahnya di Jabalia rusak “setelah dua hari pemboman besar-besaran di daerah tersebut”.

UNRWA mengatakan dalam beberapa hari terakhir empat sekolah milik badan tersebut rusak, dan menampung hampir 20.000 pengungsi.

Salah satu yang terkena dampak berada di Shati, atau kamp pantai, sementara dua lainnya berada di kamp Bureij.

Otoritas pertahanan sipil Gaza mengatakan sedikitnya 15 orang tewas dalam serangan Israel di Bureij pada hari Kamis (2/11) waktu setempat.

“Pesawat-pesawat itu menghantam seluruh lingkungan, mereka menarik saya keluar dari bawah reruntuhan,” kata warga Bureij, Hanan Abdulhadi, 50, dengan darah mengalir di wajahnya.

Sambil menggendong putranya yang berusia dua tahun yang terluka, Mohammed Karajeh, 27, mengatakan “seluruh rumah menimpa kami” dan lebih dari 20 rumah hancur.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 9.061 orang telah tewas dalam hampir empat minggu serangan udara Israel dan serangan darat baru-baru ini.

Rentetan serangan tersebut dilancarkan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober lalu.

Para pejabat Israel mengatakan sekitar 1.400 orang tewas di Israel ketika Hamas menyeberang dari Gaza dan menyerang komunitas perbatasan dan pos militer.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Israel Serang Sekolah Gaza yang Jadi Tempat Penampungan

PBB melaporkan bahwa sekolah-sekolah yang kini menjadi tempat penampungan turut menjadi sasaran serangan Israel. Serangan ke tempat penampungan ini terjadi dalam beberapa kali dalam 24 jam.

Empat sekolah tersebut berada di lokasi berbeda. Lebih dari 20 orang tewas akibat serangan Israel tersebut, termasuk anak kecil.

Menurut laporan UNRWA, Kamis (2/11/2023), salah satu lokasi yang ditarget berada di Kamp Pengungsi Jabalia yang notabene terbesar di Jalur Gaza. Di tempat penampungan itu ada setidaknya 20 orang tewas dan lima terluka.

Pada hari yang sama, sekolah/tempat penampungan di kamp Gaza yang lain juga diserang dan menewaskan seorang anak kecil.

Dua sekolah lain di Kamp Pengungsi Al Bureij juga diserang, akibatnya dua orang tewas dan 31 terluka.

“Sejak dimulainya perang pada 7 Oktober, hampir 50 gedung dan aset UNRWA telah terdampak, dengan sebagian di antaranya dihantam langsung. Seperti hari ini, ini termasuk gedung-gedung UNRWA yang digunaan sebaga penampunga di mana UNRWA saat ini merumahkan sekitar 700 ribu orang. Dua puluh lima di antara penampunga-penampungan itu berada di Gaza utara, merumahkan 112 ribu orang,” ujr Komisioner Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini.

Korban jiwa dari UNRWA juga bertambah. Hingga 2 November, ada 72 UNRWA terbunuh di Gaza sejak perang dimulai. Para staf itu seringkali meninggal bersama keluarga mereka.

“Berapa banyak lagi? Seberapa banyak duka dan penderitaan? Gencatan senjata kemanusiaan sangat diperlukan demi umat manusia,” ujar Lazzarini.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Generator RS Indonesia di Gaza Sudah Mati, Ratusan Pasien dalam Bahaya

Sebelumnya dilaporkan, keadaan pelayanan kesehatan di Gaza semakin kritis.

Generator utama di Rumah Sakit Indonesia di Gaza dilaporkan telah berhenti berfungsi.

Dilaporkan CNBC, Kamis (2/11/2023), Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut ratusan pasien kini dalam bahaya karena generator utama telah mati.

Sebelumnya, pemerintah Palestina telah mengingatkan bahwa Al-Shifa Medical Complex dan RS Indonesia yang berlokasi di utara Gaza terancam kehabisan bahan bakar.

Sementara, Dokter Tanpa Perbatasan (Medecins Sans Frontieres) berkata ada 20 ribu orang yang butuh bantuan medis di Gaza, namun Israel masih mempersulit akses untuk memberikan bantuan.

Sebelumnya dilaporkan, 10 Warga Negara Indonesia (WNI) saat ini tercatat berada di Gaza.

Tiga di antaranya memilih untuk tetap tinggal, sementara tujuh orang lainnya akan dievakuasi oleh pemerintah Indonesia.

Ketiga WNI tersebut merupakan relawan Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) yang bertugas di Gaza.

“Tiga relawan MER-C sejak awal memang tidak mau dievakuasi. Sejak awal kita komunikasi, mereka memang ingin tetap tinggal,” kata Direktur Pelindungan WNI Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI Judha Nugraha dalam pernyataan pers, Rabu (2/11/2023).

Judha mengatakan bahwa tiga relawan tersebut tinggal di RS Indonesia di Gaza.

Mengenai keputusan mereka yang tidak mau dievakuasi, ia turut menjelaskan bahwa tugas negara adalah menyelamatkan WNI dari lokasi berbahaya ke lokasi lebih aman, yang sifatnya sukarela.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Badan Hak Asasi Manusia (HAM) di PBB mengatakan, serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia di Gaza bisa dianggap sebagai kejahatan perang.

Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketakutan atas jumlah warga sipil yang tewas dalam perang yang telah berlangsung hampir sebulan tersebut, dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (2/11/2023).

Kamp yang berada di wilayah padat penduduk di Kota Gaza, terkena serangan rudal pada Selasa (31/10) meninggalkan lubang raksasa di tengah bangunan yang dibom sebelum kemudian menjadi sasaran pemboman kedua pada Rabu (1/11).

Kantor Media Pemerintah Gaza mengatakan, sedikitnya 195 orang dipastikan tewas dan lebih dari 100 orang diperkirakan hilang di bawah reruntuhan. Sekitar 777 orang terluka dalam serangan itu, tambahnya.

Israel mengatakan, serangan itu menargetkan seorang komandan Hamas.

“Mengingat tingginya jumlah korban sipil dan skala kehancuran setelah serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi Jabalia, kami memiliki kekhawatiran serius bahwa ini adalah serangan yang tidak proporsional dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang,” kata Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi di Jabalia.

Komentar tersebut menyusul gelombang kecaman dari PBB, di mana para pejabat menyatakan keterkejutan dan kengerian atas serangan di Jabalia, kamp pengungsi terbesar di Gaza.

Sekretaris Jenderal Antonio Guterres “terkejut atas meningkatnya kekerasan di Gaza”, kata juru bicaranya Stephane Dujarric.

Ini termasuk pembunuhan warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak yang tinggal pemukiman di kamp pengungsi Jabalia yang padat penduduk, kata Dujarric.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Tanggapan UNICEF

Badan anak-anak PBB, UNICEF menggambarkan serangan itu sebagai aksi yang mengerikan.

In mengatakan, masih terlalu dini untuk mengetahui berapa banyak anak-anak yang tewas di Jabalia, namun mencatat bahwa lebih dari 3.500 anak-anak telah terbunuh sejak 7 Oktober ketika Hamas menyerang Israel.

Insiden ini juga menewaskan 1.400 orang dan menawan 200 orang,.

Gaza yang dikuasai Hamas sejak 2006 adalah rumah bagi sekitar 2,3 juta orang yang hidup di bawah blokade selama 17 tahun.

“Ini hanyalah kekejaman terbaru yang menimpa masyarakat Gaza di mana pertempuran telah memasuki fase yang lebih mengerikan, dengan konsekuensi kemanusiaan yang semakin mengerikan,” kata Martin Griffiths, kepala kemanusiaan PBB, dalam sebuah pernyataan.

“Dunia tampaknya tidak mampu, atau tidak mau, untuk bertindak. Kita membutuhkan perubahan.”

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

AS Serukan Israel Terapkan Jeda Kemanusiaan di Gaza

Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken akan mengunjungi Israel untuk menyerukan jeda kemanusiaan lokal dalam pertempuran yang terus berlanjut di Jalur Gaza, demi memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (3/11/2023), seruan itu akan disampaikan Blinken saat kembali berkunjung ke Israel pada Jumat (3/11) waktu setempat, setelah Tel Aviv mengklaim pasukannya mengepung Gaza City, kota terbesar di Jalur Gaza, yang menjadi fokus dalam upaya memusnahkan Hamas.

Dengan perang mendekati akhir minggu keempat, Blinken dijadwalkan mengunjungi Israel untuk kedua kalinya dalam sebulan terakhir.

Dalam kunjungannya, Blinken akan bertemu langsung dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu.

Kunjungan Blinken ini dilakukan saat pasukan militer Israel sedang bertempur melawan Hamas, yang memberikan perlawanan dengan serangan-serangan gerilya dari jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Jalur Gaza.

Saat meninggalkan Washington untuk terbang ke kawasan Timur Tengah, Blinken mengungkapkan dirinya akan membahas langkah-langkah konkret untuk meminimalkan dampak bagi warga sipil di Jalur Gaza.

Sementara Gedung Putih menyatakan bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan serangkaian jeda dalam konflik di Jalur Gaza.

Dijelaskan Gedung Putih bahwa jeda dalam pertempuran harus bersifat sementara dan bersifat lokal, dan ditegaskan bahwa jeda itu tidak akan menghentikan Israel untuk bisa mempertahankan diri.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

“Apa yang kami coba lakukan adalah menjajaki gagasan mengenai jeda sebanyak mungkin yang diperlukan untuk terus menyalurkan bantuan dan terus berupaya mengeluarkan orang-orang dengan selamat, termasuk para sandera,” jelas juru bicara keamanan nasional AS, John Kirby, kepada wartawan.

Dalam kunjungannya ke kawasan Timur Tengah pekan ini, Blinken juga dijadwalkan bertemu Menlu Yordania Ayman Safadi di Amman pada Sabtu (4/11) besok.

Sebelumnya, Safadi menyerukan Israel harus mengakhiri perang di Jalur Gaza dan menyebut Israel melakukan kejahatan perang dengan mengebom warga sipil.

Semakin bertambahnya jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina di Jalur Gaza, ditambah kurangnya pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar telah meningkatkan seruan dari para pemimpin global untuk menghentikan pertempuran atau gencatan senjata.

Dalam kunjungannya ke kawasan Timur Tengah pekan ini, Blinken juga dijadwalkan bertemu Menlu Yordania Ayman Safadi di Amman pada Sabtu (4/11) besok.

Sebelumnya, Safadi menyerukan Israel harus mengakhiri perang di Jalur Gaza dan menyebut Israel melakukan kejahatan perang dengan mengebom warga sipil.

Semakin bertambahnya jumlah korban jiwa di kalangan warga sipil Palestina di Jalur Gaza, ditambah kurangnya pasokan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar telah meningkatkan seruan dari para pemimpin global untuk menghentikan pertempuran atau gencatan senjata.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Khamenei: Israel Kini Tak Berdaya-Bingung, Akan Lumpuh Tanpa AS

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyebut Israel menjadi ‘tidak berdaya dan bingung’ saat gempuran terhadap Jalur Gaza terus berlanjut untuk membalas serangan Hamas. Khamenei juga menilai Tel Aviv akan lumpuh tanpa dukungan Amerika Serikat (AS).

Seperti dilansir Al Jazeera dan The Times of Israel, Jumat (3/11/2023), kritikan Khamenei untuk Israel itu disampaikan via media sosial X pada Jumat (3/11) waktu setempat.

Postingan Khamenei itu ditulis dalam bahasa Ibrani yang diduga sebagai upaya untuk berbicara langsung kepada warga Israel.

Khamenei dalam postingannya menuduh pemerintah Israel, yang disebutnya sebagai ‘entitas Zionis’, telah ‘berbohong’ kepada rakyatnya saat menyatakan keprihatinan atas para sandera yang ditahan Hamas, namun menggempur area-area di Jalur Gaza yang kemungkinan menjadi lokasi para sandera tersebut.

“Entitas Zionis berbohong kepada Anda,” tulis Khamenei dalam postingan media sosial X menggunakan bahasa Ibrani, yang diduga ditujukan untuk warga Israel.

Dia menambahkan bahwa Israel tidak akan bisa bertahan tanpa adanya dukungan AS, sekutu kuatnya.

“Entitas Zionis tidak berdaya dan bingung pada saat ini, dan tanpa dukungan Amerika akan lumpuh dalam beberapa hari,” sebut Khamenei dalam postingannya.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Iran dianggap oleh Israel sebagai ancaman nomor satu di kawasan. Teheran diketahui mendukung berbagai kelompok bersenjata di kawasan Timur Tengah, termasuk Hamas yang menguasai Jalur Gaza dan Hizbullah yang bermarkas di Lebanon.

Kritikan serupa untuk Israel, menurut laporan media Iran Press TV, juga disampaikan oleh Khamenei saat berbicara dalam pertemuan mahasiswa Iran menjelang Hari Nasional Melawan Arogansi Global.

Dia menyebut rezim Zionis telah dikejutkan oleh ‘pukulan yang tidak bisa diperbaiki’ dan bahwa kemenangan akhir, yang tidak lama lagi, akan menjadi milik Palestina dan rakyatnya.

“Rezim Zionis kini tidak berdaya, kebingungan. Mereka berbohong pada rakyatnya sendiri. Fakta bahwa mereka khawatir soal para tahanan (sandera) di tangan orang-orang Palestina juga merupakan suatu kebohongan,” sebut Khamenei seperti dilansir Press TV.

Lebih dari 200 orang, yang mencakup warga sipil dan tentara Israel, juga warga negara asing, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza saat serangan pada 7 Oktober lalu.

Para pejabat Tel Aviv menyebut lebih dari 1.400 orang, yang sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas.

Israel melancarkan serangan udara tanpa henti terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan Hamas tersebut.

Laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel yang sudah berlangsung selama nyaris empat pekan terakhir.

Otoritas Israel juga melancarkan operasi darat dalam upaya mencari para sandera di Jalur Gaza, serta mempersiapkan invasi darat untuk memusnahkan Hamas.

Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu bahkan berjanji melakukan segala upaya untuk membawa pulang para sandera dari Jalur Gaza.

Namun diketahui bahwa Israel menggempur kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza bagian utara pada pekan ini, yang menurut laporan otoritas Gaza, menewaskan sedikitnya 195 orang.

Hamas mengungkapkan bahwa tujuh sandera, termasuk tiga pemegang paspor asing, ikut tewas akibat gempuran Israel tersebut.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Jerman Larang Aktivitas Hamas dan Organisasi Pendukungnya

Pemerintah Jerman memberlakukan larangan untuk aktivitas kelompok Hamas di wilayahnya.

Berlin juga melarang aktivitas organisasi-organisasi yang terkait dengan kelompok yang sedang berperang dengan Israel di Jalur Gaza tersebut.

Seperti dilansir AFP, Jumat (3/11/2023), larangan itu diumumkan oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Jerman Nancy Faeser dalam pernyataannya pada Kamis (2/11) waktu setempat.

“Dengan Hamas, hari ini saya sepenuhnya melarang aktivitas organisasi teroris yang bertujuan menghancurkan negara Israel,” ucap Faeser dalam pernyataannya.

Dalam pernyataannya, Faeser juga mengumumkan larangan untuk sebuah organisasi bernama Samidoun, yang dituduh mendukung Hamas.

Dia menyebut Samidoun sebagai jaringan internasional yang ‘menyebarkan propaganda anti-Israel dan anti-Yahudi dengan kedok organisasi solidaritas untuk para tahanan’.

“Jaringan tersebut mendukung dan mengagungkan berbagai organisasi teroris asing, di antaranya Hamas,” sebut Faeser dalam pernyataannya.

Menurut Faeser, organisasi itu diduga ‘merayakan’ secara spontan serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu.

Dia menyebut hal semacam itu menunjukkan Samidoun memiliki ‘pandangan dunia yang anti-Semitisme dan tidak manusiawi’.

Sementara itu, laporan Al Jazeera menyebut Samidoun sebagai kelompok advokasi tahanan Palestina.

Larangan yang diberlakukan oleh Jerman ini berarti siapa saja yang menjadi anggota aktif organisasi tersebut akan dianggap melakukan pelanggaran pidana.

Pada 7 Oktober lalu, dalam serangan yang tercatat sebagai hari paling mematikan selama 75 tahun sejarah Israel itu, ratusan militan bersenjata Hamas menerobos perbatasan dan menyerbu wilayah Israel bagian selatan dengan disertai ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.

Para pejabat Israel menyebut lebih dari 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan Hamas tersebut.

Otoritas Israel juga menyebut lebih dari 230 orang, termasuk warga negara asing, disandera oleh Hamas dan dibawa ke Jalur Gaza.

Sementara laporan otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 9.061 orang, termasuk 3.760 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel yang sudah berlangsung selama nyaris empat pekan terakhir.

Jerman telah mencatat ratusan pelanggaran pidana terkait perang yang berkecamuk antara Israel dan Hamas sejak awal bulan ini.

Di antara pelanggaran pidana itu terdapat serentetan insiden anti-Semitisme, termasuk ketika sejumlah penyerang melemparkan dua bom molotov ke sebuah sinagoge Yahudi di Berlin.

Sebagai tanggapan, tokoh-tokoh pemerintah menekankan ‘nol toleransi’ untuk anti-Semitisme di Jerman.

Wakil Kanselir Jerman, Robert Habeck, bahkan merilis video via media sosial pada Kamis (2/11) yang isinya menyerukan respons keras terhadap anti-Semitisme yang terlihat di kalangan Islamis, kalangan sayap kanan dan sebagian politik sayap kiri.

Israel Serang Sekolah PBB di Gaza tewaskan 27 Orang

Share: