Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza – Israel menggunakan bom fosfor putih dalam operasi militer di Lebanon dan Gaza pada 10 dan 11 Oktober 2023.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Ledakan fosfor putih ditembakkan artileri di atas pelabuhan Kota Gaza dan dua lokasi pedesaan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon.

Fosfor putih, berpotensi menimbulkan kerugian bagi warga sipil karena luka bakar parah yang diakibatkannya dan dampak jangka panjang yang ditimbulkannya terhadap para penyintas.

Apa itu fosfor putih?

Fosfor putih adalah zat kimia yang tersebar dalam peluru artileri, bom, dan roket, yang mudah terbakar jika terkena oksigen. Reaksi kimia tersebut menghasilkan panas yang sangat tinggi hingga 815 derajat Celcius.

Zat kimia ini menghasilkan asap tipis dan tebal untuk tabir dalam operasi militer. Namun, cara ini bisa menimbulkan luka parah terutama ketika bersentuhan dengan manusia.

Senjata ini tidak dianggap sebagai senjata kimia karena cara kerjanya terutama menggunakan panas dan nyala api, bukan karena toksisitasnya.

Fosfor putih dapat dihasilkan melalui potongan kain kempa yang direndam dalam fosfor dan mengeluarkan bau seperti bawang putih yang khas.

Penggunaan fosfor putih dalam militer

Fosfor putih digunakan terutama untuk mengaburkan operasi militer di lapangan dengan membuat tabir asap di malam hari atau siang hari, guna menutupi pergerakan visual pasukan.

Strategi ini juga mengganggu optik inframerah dan sistem pelacakan senjata, sehingga melindungi pasukan militer dari senjata berpemandu seperti rudal anti-tank.

Fosfor putih yang diledakkan di udara (airburst), menyelimuti area yang lebih luas dibandingkan senjata yang diledakkan di tanah (groundburst), sehingga strategi ini digunakan untuk untuk menutupi pergerakan pasukan dalam jumlah besar.

Namun, dengan melakukan hal ini, dampaknya akan menyebar ke wilayah yang lebih luas. Di wilayah padat penduduk seperti Gaza, hal ini akan meningkatkan risiko terhadap warga sipil.

Saat senjata diledakkan, zona bahaya lebih terkonsentrasi, dan tabir asap bertahan lebih lama. Awan fosfor putih bergantung pada kondisi atmosfer, sehingga tidak mungkin untuk memastikan berapa lama ia akan bertahan di udara.

Fosfor putih juga bisa digunakan sebagai senjata pembakar. Pasukan AS menggunakan fosfor putih selama pertempuran kedua di Fallujah di Irak pada tahun 2004 untuk ‘menghisap’ para pejuang yang bersembunyi, yang kemudian diserang.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Bahaya fosfor putih

Seperti yang sudah sempat dibahas sekilas, bahaya fosfor putih utamanya adalah menyebabkan luka bakar parah, seringkali sampai ke tulang. Penyembuhannya akan sulit dan kemungkinan besar menimbulkan infeksi.

Jika seluruh fragmen fosfor putih tidak dihilangkan, hal ini dapat memperparah luka setelah perawatan dan bisa menyala kembali jika terpapar oksigen.

Selain itu, fosfor putih juga dapat menyebabkan kerusakan pernafasan dan kegagalan organ. Mereka yang selamat dari cedera awal sering kali mmenderita seumur hidup.

Penyintas bisa mengalami kontraktur alias pengencangan otot dan jaringan lain secara permanen yang bisa menghambat mobilitas, sedangkan trauma akibat serangan, perawatan yang menyiksa, serta bekas luka yang mengubah penampilan, bisa menyebabkan tekanan psikologis.

Kebakaran yang disebabkan oleh fosfor putih juga dapat menghancurkan bangunan dan properti sipil, merusak tanaman, dan membunuh ternak.

Selain itu, tidak memadainya sumber daya yang tersedia bagi penyedia layanan kesehatan di situasi konflik bersenjata memperburuk proses pengobatan luka bakar serius yang sudah sulit dilakukan.

Palestina Tuduh Israel Gunakan Bom Fosfor Putih yang Dilarang Secara Internasional

Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih yang terlarang selama pengeboman ke Gaza pada Selasa (10/10/2023).

Amunisi mematikan itu diduga digunakan dalam serangan ke Kompleks al-Karama di Gaza utara, yang menjadi rumah ratusan keluarga.

“Pesawat tempur dan artileri Israel menggunakan fosfor putih yang dilarang secara internasional, menghancurkan lingkungan al-Karama di barat laut Kota Gaza dengan serangkaian serangan udara terus menerus,” tulis Kementerian Luar Negeri Palestina di X alias Twitter, pada Selasa malam.

“Ada korban jiwa dan luka, sementara ambulans dan kendaraan pertahanan sipil tidak dapat mencapai daerah tersebut karena intensitas serangan udara dan rusaknya jalan-jalan utama.”

Sumber Middle East Eye di lapangan melaporkan melihat pemandangan yang konsisten dengan penggunaan bom fosfor putih oleh Israel pada masa lalu di Gaza, termasuk selama konflik tahun 2008. Tuduhan Palestina tidak dapat diverifikasi secara independen.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Penggunaan Bom Fosfor Putih Dilarang

Sejumlah jurnalis mengatakan kepada Middle East Eye bahwa bahan kimia yang mereka yakini sebagai bom fosfor putih juga digunakan di dekat Hotel Roots, dekat pelabuhan Gaza, pada Rabu (11/10) pagi.

Saksi mata dilaporkan berusaha memadamkan api dari bom fosfor putih yang menyala di tanah dengan mencoba meletakkan pasir di atasnya.

Berdasarkan hukum internasional, penggunaan amunisi fosfor putih dilarang di daerah padat penduduk.

Protokol III Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu melarang penggunaan senjata yang terutama dirancang untuk membakar suatu benda atau menyebabkan luka bakar terhadap warga sipil.

Sebagai senjata, fosfor putih mudah terbakar, sulit dipadamkan, terbakar pada suhu tinggi, dan cepat menyebarkan api.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Israel Jatuhkan Sekitar 100 Bom

Menurut saksi mata, pesawat tempur dan unit artileri Israel menjatuhkan sekitar 100 bom di al-Karama. Serangan-serangan tersebut mengakibatkan banyak korban.

Reporter Middle East Eye di tempat kejadian menyaksikan mayat-mayat bergelimpangan di jalan pada Rabu pagi, sekitar 12 jam setelah serangan pertama dimulai.

“Itu adalah pengeboman yang keji dan tanpa pandang bulu, tanpa peringatan,” tegas Abdelaziz Helo, seorang warga yang selamat dari pengeboman tersebut, kepada Middle East Eye pada Selasa.

“Orang-orang sedang berada di dalam rumah mereka ketika bom mulai menghujani … Tidak ada perempuan, tidak ada anak-anak, tidak ada laki-laki yang dapat bergerak atau meninggalkan daerah tersebut.”

Pengeboman ini terjadi ketika Israel bersiap melakukan invasi darat ke Gaza, setelah sebelumnya memberlakukan blokade total, memutus pasokan bahan bakar, air, dan makanan.

Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 1.000 warga Palestina telah dibunuh oleh pasukan Israel sejak Hamas melancarkan serangan multi-front pada Sabtu 7 Oktober pagi. Adapun lebih dari 1.100 warga Israel telah terbunuh mulai saat itu.

Sejarah Fosfor Putih, Senjata Terlarang yang Dipakai Israel

Dalam situasi perang dan konflik, fosfor putih menjadi senjata pembakar yang menghasilkan suar dan asap atau bahan penyaring asap. Sebenarnya, siapa yang pertama kali menggunakan fosfor putih sebagai senjata?

Untuk diketahui, zat kimia berbahaya ini terbuat dari alotrop umum unsur kimia fosfor.

Bom dan peluru fosfor putih adalah alat pembakar, namun juga dapat digunakan sebagai senyawa api anti-personil ofensif yang mampu menyebabkan luka bakar serius bahkan kematian.

Zat ini digunakan dalam bom, peluru artileri, dan mortir yang meledak menjadi serpihan fosfor yang terbakar saat terkena benturan.

Fosfor putih biasa disebut dalam jargon militer sebagai ‘WP’ singkatan dari white phosporus.

‘Bahasa gaul’ era perang Vietnam ‘Willy(ie) Pete’ atau ‘Willy(ie) Peter’ sesekali juga masih dipakai sebagai kode penggunaan senjata fosfor putih.

Meskipun Chemical Weapons Convention (CWC) atau Konvensi Senjata Kimia tidak menetapkan WP sebagai senjata kimia, berbagai kelompok tidak resmi menganggapnya sebagai senjata kimia.

Dalam beberapa tahun terakhir, Rusia, Irak, Argentina, Amerika Serikat, Israel, dan pemberontak Irak, setidaknya dalam satu kasus, telah menggunakan fosfor putih dalam pertempuran.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Pertama kali fosfor putih dipakai sebagai senjata

Seperti dikutip dari Chemeurope, fosfor putih diyakini pertama kali digunakan oleh pelaku pembakaran Fenian pada abad ke-19 di Irlandia dalam bentuk larutan dalam karbon disulfida.

Ketika karbon disulfida menguap, fosfor putih akan terbakar, dan mungkin juga memicu asap karbon disulfida yang sangat mudah terbakar. Campuran ini kemudian dikenal sebagai ‘Fenian Fire’ atau ‘Api Fenian’.

Pada tahun 1916, selama perjuangan ideologis yang intens mengenai wajib militer untuk Perang Dunia I, dua belas anggota Industrial Workers of the World (IWW), sebuah serikat pekerja radikal yang secara terbuka menentang wajib militer, ditangkap dan dihukum karena menggunakan atau berencana menggunakan bahan pembakar, termasuk fosfor.

Dipercayai bahwa delapan atau sembilan orang dalam kelompok ini, yang dikenal sebagai ‘The Sydney Twelve’ telah menjadi korban tindakan polisi. Sebagian besar dibebaskan pada tahun 1920 setelah dilakukan penyelidikan.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Perang Dunia I dan II

Angkatan Darat Inggris memperkenalkan granat WP buatan pabrik pertama pada akhir tahun 1916. Pada Perang Dunia II, bom mortir fosfor putih, peluru, roket, dan granat digunakan secara luas oleh pasukan Amerika, Negara Persemakmuran Inggris, dan Jepang.

Pada tahun 1940, ketika invasi ke Inggris tampaknya sudah dekat, perusahaan fosfor Albright and Wilson menyarankan agar pemerintah Inggris menggunakan bahan yang mirip dengan Fenian Fire dalam beberapa senjata pembakar yang berguna.

Satu-satunya yang diterjunkan adalah Granat No. 76 atau granat Fosfor Pembakar Khusus, yang terdiri dari botol kaca berisi campuran yang mirip dengan Fenian Fire, ditambah beberapa lateks.

Senjata ini punya dua versi. Yang pertama, versi dengan tutup merah yang dimaksudkan untuk dilempar dengan tangan, versi kedua yang sedikit lebih kuat dengan tutup hijau, dimaksudkan untuk diluncurkan dari proyektor Northover (peluncur granat bubuk hitam berukuran 2,5 inch).

Pada awal kampanye Normandia, 20% mortir 81 mm Amerika adalah WP. Pada pembebasan Cherbourg pada tahun 1944 saja, satu batalion mortir AS, batalion ke-87, menembakkan 11.899 peluru fosfor putih ke kota tersebut.

Angkatan Darat dan Marinir AS menggunakan cangkang WP dalam mortir kimia berukuran besar 4,2 inch.

WP dipuji secara luas oleh tentara Sekutu karena berhasil menghentikan serangan infanteri Jerman dan menciptakan kekacauan di konsentrasi pasukan musuh pada akhir perang.

Bom pembakar digunakan secara luas oleh angkatan udara Jerman, Inggris dan AS terhadap penduduk sipil dan sasaran militer yang penting di wilayah sipil (Hamburg, Dresden, dan lain lain).

Di akhir perang, beberapa bom ini menggunakan fosfor putih (sekitar 1-200 gram) sebagai pengganti magnesium sebagai bahan bakar untuk campurannya yang mudah terbakar.

Penggunaan senjata pembakar terhadap warga sipil akhirnya dilarang (oleh negara-negara penandatangan) dalam Konvensi PBB tentang Senjata Konvensional Tertentu Protokol III tahun 1980. AS telah menandatangani Pasal I dan II, namun bukan merupakan penandatangan Protokol III, IV, dan V.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Korea hingga Rusia juga gunakan fosfor putih

Amunisi WP digunakan secara luas di Korea, Vietnam dan kemudian oleh pasukan Rusia di Chechnya.

Menurut GlobalSecurity.org, dalam pertempuran Grozny di Chechnya pada Desember 1994, setiap artileri atau mortir Rusia keempat atau kelima yang ditembakkan adalah peluru asap atau fosfor putih.

WP digunakan oleh Angkatan Darat Argentina selama serangan tahun 1989 terhadap Resimen La Tablada, yang merupakan pelanggaran terhadap Konvensi Jenewa.

Di Irak, rezim Saddam Hussein menggunakan fosfor putih, serta senjata kimia yang dijadwalkan dalam Konvensi Senjata Kimia, dalam serangan gas beracun Halabja selama Perang Iran-Irak pada tahun 1988.

Laporan berita lainnya mengatakan intelijen AS menyebut WP sebagai senjata kimia dalam laporan Pentagon yang tidak diklasifikasikan pada bulan Februari 1991.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Penggunaan di Irak (2004)

Penggunaan WP terhadap wilayah musuh di Fallujah dilaporkan pada awal April 2004. Ledakan tersebut menimbulkan debu di sekitar lubang ketika mereka melakukan pengeboran berulang kali, mengirimkan campuran fosfor putih yang terbakar dan bahan peledak berkekuatan tinggi ke sekelompok bangunan tempat para pemberontak terlihat.

Namun, rilis resmi AS pada bulan Desember 2004 mengelak bahwa mereka menggunakan fosfor putih.

Aspek spesifik penggunaan WP terhadap manusia disorot setelah film dokumenter Fallujah, The Hidden Massacre karya Sigfrido Ranucci ditayangkan di RaiNews24 Italia dan dirilis di internet.

Dalam film tersebut, Giuliana Sgrena mengutip kesaksian para pengungsi kota dari Fallujah tentang laporan bahaya dampak senjata.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Konflik Israel-Lebanon 2006

Selama konflik Israel-Lebanon tahun 2006, Israel menyatakan bahwa mereka telah menggunakan cangkang fosfor terhadap sasaran militer di lapangan terbuka di Lebanon selatan.

Israel menyatakan bahwa penggunaan bom fosfor putih diizinkan berdasarkan konvensi internasional.

Presiden Lebanon Émile Lahoud mengklaim bahwa cangkang fosfor digunakan terhadap warga sipil di Lebanon.

Beberapa sumber media melaporkan bahwa mereka melihat warga sipil Lebanon menderita luka akibat fosfor.

Dr Hussein Hamud al-Shel, yang bekerja di rumah sakit Dar al-Amal di Ba’albek, mengatakan bahwa ia menerima tiga mayat yang seluruhnya layu dengan kulit hitam kehijauan, sebuah indikasi utama adanya cedera akibat paparan fosfor.

Selain Fosfor Putih, Pemutih Pakaian dan Zat Kimia Ini Juga Jadi Senjata

Penggunaan senjata kimia modern dimulai sejak Perang Dunia I. Kedua pihak berkonflik menggunakan gas beracun untuk menimbulkan penderitaan dan menimbulkan korban jiwa yang signifikan di medan perang.

Senjata-senjata tersebut pada dasarnya terdiri dari bahan kimia komersial terkenal yang dimasukkan ke dalam amunisi standar seperti granat dan peluru artileri.

Selain fosfor putih yang ramai dibicarakan karena Israel baru-baru ini menggunakannya di Jalur Gaza, ada juga yang menggunakan klorin, fosgen (zat pencekik) dan gas mustard.

Penggunaan zat kimia ini hasilnya tidak pandang bulu dan sering kali menghancurkan. Hampir 100 ribu kematian terjadi.

Sejak Perang Dunia I, senjata kimia telah menyebabkan lebih dari satu juta korban jiwa di seluruh dunia. Berikut adalah berbagai zat kimia yang digunakan sebagai senjata perang selain fosfor putih.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Klorin

Klorin lebih dikenal sebagai pemutih pakaian. Ini adalah bahan kimia yang juga digunakan membunuh bakteri dalam sistem air publik. Dalam konsentrasi tinggi, klorin bisa menjadi senjata.

Seperti dikutip dari laman Disarmament Perserikatan Bangsa Bangsa, klorin adalah senjata kimia pertama yang digunakan secara efektif dalam perang, yakni pada Perang Dunia I Klorin berwarna hijau-kuning dan berbau seperti pemutih.

Efek: zat kimia ini bisa membuat tersedak, mengiritasi mata, hidung, dan saluran pernapasan. Gejala keracunan klorin muncul seperti pilek , batuk , tersedak, dan nyeri dada.

Penumpukan cairan di paru-paru terjadi beberapa jam setelah terpapar. Dalam kasus parah, klorin bisa menyebabkan pneumonia.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Sianida

Sebagai gas, sianida tidak berwarna dan berbau seperti almond pahit. Ada dua jenis sianida, yakni hidrogen sianida dan sianogen klorida (sianogen klorida berubah menjadi hidrogen sianida di dalam tubuh).

Efek: sianida mengganggu penggunaan oksigen dalam tubuh. Namun sianogen klorida memiliki efek iritasi dan tersedak yang kuat pada mata dan saluran pernapasan, tidak seperti hidrogen sianida.

Sianida dalam bentuk cair akan membakar kulit dan mata. Sianida bekerja dengan cepat, namun hanya dalam jumlah besar yang bisa mematikan.

Keracunan sianida dapat diobati dengan natrium tiosulfat dan hidroksokobalamin.

Pengobatan lama yang terdiri dari amil nitrat inhalasi, atau natrium nitrit dan natrium tiosulfat intravena masih digunakan di beberapa daerah.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Lewisite

Sebagai senjata, cairan lewisite berbau seperti geranium dan berwarna kuning hingga coklat tua.

Lewisite merupakan zat berminyak yang menyebabkan lecet bahkan melepuh dan dapat menjadi racun bagi paru-paru dan seluruh tubuh.

Efek: jika dihirup dalam konsentrasi tinggi, lewisite dapat membunuh hanya dalam waktu 10 menit.

Bentuk uap lewisite sama berbahayanya, namun bahan kimianya kurang efektif dalam kondisi lembab.

Keracunan lewisite dapat diobati dengan obat penawar yang dikenal sebagai dimercarprol, jika diberikan segera setelah terhirup.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Mustard

Mustard adalah zat yang bisa menyebabkan melepuh yang paling dikenal luas dan paling umum.

Luka bakar ini menyebabkan luka yang penyembuhannya jauh lebih lambat dan lebih rentan terhadap infeksi dibandingkan luka bakar akibat paparan zat kimia lainnya.

Efek: mustard juga merusak mata dan saluran pernapasan setelah kontak, serta saluran pencernaan dan sumsum tulang (tempat sel sistem kekebalan diproduksi) setelah diserap dalam dosis tinggi.

Namun, efeknya tertunda karena tidak menimbulkan rasa sakit saat bersentuhan. Tidak ada obat penawar untuk keracunan mustard.

Mata korban harus segera dibilas dengan air, pemberian pemutih dapat mendekontaminasi kulit, dan oksigen harus diberikan jika mustard terhirup.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Fosgen

Saat pertama kali disebar, fosgen akan tampak seperti kabut. Namun seiring penyebarannya, fosgen akan menjadi tidak berwarna, meski tidak bertahan lama. Baunya seperti jerami yang baru dipotong namun sangat pekat dan menyesakkan.

Efek: fosgen akan mengakibatkan rasa tercekik, dan bisa menyebabkan penumpukan cairan di paru-paru.

Menghirup fosgen dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen seperti emfisema dan fibrosis (jaringan parut).

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Tabun

Tabun merupakan zat saraf yang bening, tidak berwarna, tidak berasa, dan dapat berbau sedikit seperti buah atau tidak berbau sama sekali.

Tabun bisa dihirup, diserap melalui kulit, atau tertelan. Agen saraf ini bertindak sangat cepat dalam bentuk uap dan bisa bertahan lebih lama dalam bentuk cair.

Efek: gejala akibat terpapar tabun antara lain pilek, dada terasa sesak, pandangan kabur, kesulitan bernapas, mengeluarkan air liur, keringat berlebih, mual dan muntah, buang air besar dan kecil yang tidak disengaja, gerakan otot yang tidak disengaja, sakit kepala , kebingungan, dan mengantuk.

Jika tidak diobati, korban akan berhenti bernapas dan meninggal. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine klorida, dan benzodiazepin. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

VX

VX berwujud seperti cairan berminyak yang bening, tidak berbau, dan tidak berasa, serta mirip dengan oli motor.

Efek keracunan VX dapat terjadi dalam hitungan menit atau jam tergantung seberapa banyak korban terpapar.

Efek: gejala terpapar VX meliputi masalah penglihatan, sakit kepala, pilek dan hidung tersumbat, air liur, sesak dada, mual dan muntah, kecemasan, kebingungan, gerakan otot yang tidak disengaja, serta buang air besar dan buang air kecil yang tidak disengaja.

Paparan yang parah dapat menyebabkan kejang dan gagal napas. Penangkalnya adalah atropin, pralidoxmine, dan benzodiazepine. Mata dan kulit harus dicuci bersih jika terkena.

Fosfor Putih-15P Senjata Israel Untuk Serang Gaza

Share: