Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai – Penyakit skoliosis mungkin tak asing lagi di telinga masyarakat. Penyakit ini cukup sering terjadi dan dapat menyerang orang dewasa hingga anak-anak.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Skoliosis adalah sebuah kelainan pada tulang belakang. Penyakit ini membuat tulang punggung pengidapnya tampak melengkung seperti huruf S atau C.

Selain menimbulkan gejala yang mengganggu, skoliosis juga bisa membuat penampilan fisik menjadi tidak seimbang.

Pada tingkat yang lebih parah, skoliosis bisa menimbulkan gangguan pernapasan dan jantung.

Sebab, tulang belakang yang terlalu melengkung dapat menekan jantung dan paru-paru sehingga memengaruhi kinerja kedua organ tersebut.

Banyak yang beranggapan skoliosis dapat disebabkan oleh kebiasaan postur tubuh yang buruk.

Tapi faktanya, sebagian besar kasus skoliosis tidak memiliki penyebab yang jelas. Skoliosis seperti ini dikenal juga dengan sebutan skoliosis idiopatik.

Meski begitu, ada beberapa kondisi yang bisa memicu terjadinya skoliosis. Apa saja? Berikut penjelasannya.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Penyebab Skoliosis

1. Pertambahan Usia

Faktor usia merupakan salah satu penyebab utama skoliosis pada orang dewasa. Seiring bertambahnya usia, tulang dan sendi akan kehilangan fleksibilitasnya. Selain itu, jaringan otot dalam tubuh juga akan ikut menyusut.

Skoliosis yang dikarenakan faktor usia disebut juga dengan skoliosis degeneratif. Biasanya, skoliosis degeneratif mulai terjadi pada pasien berusia 50 tahun ke atas.

2. Cacat Bawaan Lahir

Skoliosis dapat disebabkan oleh cacat bawaan saat lahir, atau dikenal juga dengan istilah skoliosis kongenital.

Kondisi ini bisa terjadi jika tulang rusuk atau tulang belakang bayi tidak terbentuk dengan baik selama masa kehamilan.

3. Cerebral Palsy

Cerebral palsy adalah penyakit neuromuskular yang menyerang sistem saraf otot. Penyakit ini dapat menimbulkan gangguan koordinasi dan membuat otot menjadi lemah.

Cerebral palsy yang tidak ditangani dengan segera dapat memunculkan sejumlah komplikasi, termasuk skoliosis.

Skoliosis yang dipicu oleh penyakit seperti cerebral palsy tergolong ke skoliosis neuromuskular.

4. Distrofi Otot

Distrofi otot adalah kelompok penyakit yang menyebabkan masalah pada otot, seperti otot lemah, kehilangan kepadatan dan fungsi secara cepat.

Skoliosis yang disebabkan oleh distrofi otot juga termasuk dalam skoliosis neuromuskular.

Distrofi otot dapat memicu skoliosis dikarenakan otot yang lemah tidak mampu menahan tulang belakang agar tetap lurus.

Akibatnya, tulang belakang menjadi melengkung secara tidak normal dan menyebabkan skoliosis.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

5. Cedera Tulang Belakang

Kerusakan pada tulang belakang, ligamen, atau cakram akibat kecelakaan atau hantaman bisa memicu terjadinya skoliosis.

Pada beberapa kasus, cedera tulang belakang juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami skoliosis di kemudian hari.

Selain akibat kecelakaan atau hantaman, cedera pada tulang belakang juga bisa disebabkan oleh infeksi, peradangan, kanker, arthritis, hingga degenerasi tulang belakang.

6. Sindrom Marfan

Sindrom marfan merupakan kelainan genetik yang membuat pengidapnya memiliki tubuh yang kurus tapi tinggi, serta membuat lengan, kaki, dan jari tumbuh lebih panjang dari biasanya.

Sindrom marfan menyerang jaringan ikat yang berfungsi sebagai penghubung antar jaringan serta organ tubuh, termasuk struktur tulang.

Skoliosis menjadi salah satu gejala yang kerap dialami oleh pengidap sindrom marfan.

7. Sindrom Down

Sama seperti sindrom marfan, sindrom down adalah kondisi yang disebabkan oleh kelainan genetik.

Pengidap sindrom down berisiko mengalami gangguan yang disebut atlantoaxial instability atau ketidakstabilan atlantoaksial.

Gangguan ini dapat menyebabkan cidera pada tulang belakang sehingga meningkatkan risiko skoliosis.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Gejala Penyakit Tulang Skoliosis

Penyakit tulang skoliosis perlu diperhatikan agar tidak terlambat dalam mengambil tindakan.

Berikut beberapa tanda dan gejala penyakit tulang skoliosis:

– Kedua bahu memiliki tinggi yang berbeda

– Pinggang memiliki tinggi yang berbeda

– Salah satu panggul lebih tinggi dari panggul lainnya

– Salah satu tulang belikat lebih menonjol dibanding dengan bagian yang lainnya

Penyakit tulang skoliosis pada anak biasanya tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, tidak sedikit yang memiliki salah satu bahu atau punggung lebih tinggi, terlebih ketika sedang membungkuk.

Selain itu, pinggang penderita mungkin akan terlihat rata atau menonjol ke salah satu sisi.

Sedangkan ini gejala penyakit tulang skoliosis yang terjadi pada orang dewasa:

– Mengalami nyeri tulang belakang

– Perubahan ukuran pinggang

– Panjang kaki tidak rata

– Iga membusung dan mungkin memiliki posisi yang tidak simetris

Penyakit tulang skoliosis bahkan juga bisa terjadi pada bayi.

Berikut gejala penyakit tulang skoliosis yang bisa dilihat pada bayi:

– Tonjolan di salah satu sisi dada

– Bayi berbaring dengan posisi melengkung ke satu arah

– Dalam kasus yang parah, bayi mengalami sesak napas dan sakit dada

Penyebab Skoliosis

Penyebab penyakit tulang skoliosis tidak diketahui secara pasti, namun faktor genetik diduga berperan paling besar mengakibatkan kondisi ini. Berikut beberapa penyebab penyakit tulang skoliosis:

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Kondisi saraf dan otot.

Kondisi saraf dan otot (neuromuskular) biasanya ditemukan pada penderita cerebral palsy, poliomielitis, dan distrofi otot.

Bawaan lahir.

Kondisi ini jarang terjadi dan ditemukan pada bayi yang baru lahir. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan tulang belakang yang tidak sempurna ketika bayi masih berada di dalam kandungan.

Memiliki gen tertentu. Menurut para ahli, diperkirakan terdapat gen tertentu yang dapat memengaruhi kemungkinan seseorang menderita kondisi ini.

Panjang kaki tidak sama.

Jika seseorang memiliki panjang kaki yang berbeda antara satu sama lain, kemungkinan orang tersebut untuk menderita kondisi tulang belakang melengkung pun besar.

Selain itu, Sindrom Marfan, Neurofibromatosis, dan Osteoporosis juga bisa menjadi penyebab penyakit tulang skoliosis ini.

Faktor Risiko

Usia.

Kondisi ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia anak-anak dan remaja, yaitu 10-15 tahun. Namun, tidak sedikit pula kasus kondisi ini ditemukan pada pasien lansia dan bayi.

Jenis kelamin.

Meskipun belum diketahui apa penyebab pastinya, kondisi ini lebih banyak terjadi pada pasien berjenis kelamin perempuan dibanding dengan laki-laki.

Faktor keturunan.

Apabila kamumemiliki anggota keluarga yang menderita skoliosis, risiko kamuuntuk mengidap kondisi yang sama jauh lebih tinggi.

Banyak orang percaya bahwa postur berjalan yang salah dan malnutrisi atau salah berolahraga meningkatkan risiko kelainan tulang belakang, tetapi hal ini tidak benar.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Komplikasi Penyakit yang Disebabkan oleh Skoliosis

Tidak hanya tulang bengkok saja, skoliosis juga dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Oleh karena itu, sebaiknya segera memeriksakan kondisi ke dokter bila mengamami berbagai gejala yang telah disebutkan sebelumnya.

Skoliosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi, yaitu:

Masalah jantung dan paru-paru.

Pada kasus skoliosis yang parah atau tulang belakang yang melengkung lebih dari 70 derajat, penderitanya akan mengalami kesulitan bernapas. Selain itu jantung juga akan mengalami kesulitan untuk memompa darah ke seluruh tubuh akibat tertekannya jantung dan paru-paru oleh rongga dada.

Masalah punggung

Biasanya nyeri punggung jangka panjang dan artritis banyak dikeluhkan oleh orang dewasa yang menderita skoliosis sewaktu kecil.

Pengobatan Skoliosis

Perawatan skoliosis dilakukan sesuai dengan tingkat keparahan lengkungan pada tulang belakang. Selain itu, biasanya dokter juga akan mempertimbangkan faktor usia dan jenis skoliosis yang dialami.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai
Namun pada umumnya, penanganan yang dapat dilakukan adalah:

Observasi.

Pemantauan dilakukan jika derajat skoliosis tidak begitu berat, yaitu 25 derajat pada tulang yang masih tumbuh atau 50 derajat pada tulang yang sudah berhenti pertumbuhannya. Rata-rata tulang berhenti tumbuh pada saat usia 19 tahun.

Orthosis.

Ini merupakan penggunaan alat penyangga yang dikenal dengan nama brace. Biasanya indikasi pemakaian alat ini adalah derajat pembengkokan sekitar 30-40 derajat, terdapat progresifitas peningkatan derajat sebanyak 25 derajat.

Operasi.

Tidak semua skoliosis memerlukan operasi. Indikasi dilakukannya operasi pada skoliosis adalah progresifitas peningkatan derajat pembengkokan 40-45 derajat pada anak yang sedang tumbuh, terdapat kegagalan setelah dilakukan pemakaian alat orthosis, terdapat derajat pembengkokan 50 derajat pada orang dewasa.

7 Penyebab Skoliosis yang Perlu Diwaspadai

Share: