Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas – Aksi bom bunuh diri terjadi saat prosesi perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Provinsi Balochistan, Pakistan pada Jumat (29/9/2023). Sebanyak 52 orang tewas, dan puluhan lainnya terluka.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Aksi serangan bom bunuh diri ini, dilakukan di sebuah masjid yang berjarak ratusan kilometer sebelah utara dari Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Para pejabat mengatakan, aksi bom bunuh diri terjadi, ketika banyak jemaah sedang berkumpul di dalam masjid di Mastung, sekitar 40 km selatan ibu kota provinsi, Quetta.

“Pengebom meledakkan dirinya di dekat kendaraan Wakil Inspektur Polisi,” kata Wakil Inspektur Polisi Jenderal Munir Ahmed kepada Reuters.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Bom bunuh diri itu terjadi di dekat sebuah masjid di mana ratusan orang sedang berkumpul untuk merayakan hari ulang tahun Nabi Muhammad yang kerap dirayakan umat Muslim. Maulid nabi pun menjadi hari libur nasional di Pakistan, negara dengan mayoritas penduduk Muslim.

Seorang pejabat kesehatan distrik, Abdul Rasheed, menuturkan setidaknya 58 orang terluka akibat teror ini. Ia menuturkan jumlah korban tewas kemungkinan masih akan terus bertambah karena banyak orang yang mengalami luka serius dan kritis.

“Kaki saya gemetar, dan saya terlempar ke tanah. Saya melihat orang-orang berlari panik ke segala arah, beberapa berteriak sementara yang lain berteriak minta tolong,” kata saksi Hazoor Bakhsh (49 tahun).

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

“Debu dan badai, (itulah) yang saya lihat ketika saya berdiri”, kata Saifullah, seorang pemuda yang mungkin berusia akhir 30-an yang kehilangan saudara laki-lakinya dalam ledakan tersebut.

Selain duka, dia juga meluapkan perasaan marah. “Kami menuntut keadilan dan para teroris harus dihukum”, seru seorang perempuan. “Apakah ini keadilan? Saya kehilangan seorang putra kecil.”

Rumah sakit setempat kewalahan dengan jumlah korban terluka, dan pemerintah provinsi menggunakan platform media sosial untuk meminta donor darah. Jumlah korban tewas terus meningkat sepanjang hari.

Wakil Inspektur Jenderal Kepolisian Balochistan, Munir Ahmed Shaikh mengatakan, jumlah korban tewas meningkat menjadi 52 orang, dan lebih dari 70 orang terluka.

Setiap tahun, masjid-masjid dan gedung-gedung pemerintah diterangi dengan serangkaian lampu, dan orang-orang melakukan prosesi untuk menandai perayaan hari lahir Nabi Muhammad SAW.

Bom bunuh diri pada hari Jumat ini terjadi ketika Pakistan sedang mempersiapkan pemilu yang dijadwalkan pada bulan Januari tahun depan.

Di tengah kondisi krisis politik dan ekonomi, Pakistan juga menghadapi peningkatan kekerasan militan yang terinspirasi oleh kembalinya kekuasaan Taliban di Afganistan pada tahun 2021 lalu.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Provinsi Balochistan terletak di dekat perbatasan dengan Afghanistan. Wilayah ini menjadi salah satu yang bergolak lantaran menjadi markas sejumlah kelompok militan.

Sementara itu, hingga kini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri hari ini.

Bom bunuh diri ini berlangsung menjelang gelaran pemilihan umum yang akan berlangsung Januari 2024.

Balochistan, provinsi berpenduduk paling sedikit di Pakistan, merupakan markas bagi beberapa kelompok militan yang memperjuangkan kemerdekaan atau menguasai sumber daya mineral di wilayah tersebut.

Taliban Pakistan telah meningkatkan serangan terhadap sasaran militer dan pemerintah sejak Taliban kembali berkuasa di Afganistan.

Namun kelompok tersebut mengatakan hal itu tidak ada hubungannya dengan serangan Balochistan.

Kelompok ISIS regional, yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan (IS-K), juga pernah melakukan serangan di wilayah tersebut pada masa lalu.

Menteri Dalam Negeri Sarfraz Bugti menyebut serangan bom bunuh diri hari ini sebagai “tindakan yang sangat keji”.

Pakistan memang cukup sering menghadapi teror serangan bom bunuh diri yang dilakukan kelompok militan, terutama setelah gencatan senjata gagal antara pemerintah dan kelompok Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) tahun lalu.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Pada Juli lalu, lebih dari 40 orang tewas akibat bom bunuh diri di provinsi barat laut Khyber Pakhtunkhwa. Bom bunuh diri itu terjadi saat pertemuan partai politik keagamaan.

Pejabat pemerintahan setempat Atta Ullah mengatakan bahwa sejumlah korban luka berada dalam kondisi kritis.

Dia menambahkan bahwa seorang perwira polisi senior, Mohammad Nawaz, termasuk di antara korban tewas.

Laporan AP menyebutkan bahwa pengeboman pada Jumat terjadi beberapa hari setelah pihak berwenang meminta polisi waspada maksimal, dengan mengatakan bahwa militan dapat menargetkan kumpulan massa pada perayaan Maulid Nabi Muhammad.

Presiden Pakistan Arif Alvi mengutuk serangan bom bunuh diri dan meminta pihak berwenang memberikan semua bantuan yang mungkin diberikan kepada korban luka dan keluarga korban.

Menteri Dalam Negeri sementara Sarfraz Bugti juga mengecam pengeboman dan mengungkapkan belasungkawanya atas hilangnya nyawa.

Dia mengatakan tindakan yang menargetkan orang-orang pada prosesi Maulid Nabi Muhammad adalah sebuah tindakan keji.

Pemerintah Pakistan telah menetapkan hari libur nasional untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad dan Presiden Alvi serta Perdana Menteri sementara Anwaarul-haq-Kakar dalam pesan terpisah menyerukan persatuan dan agar masyarakat mematuhi ajaran Nabi Muhammad.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Ledakan Lain di Khyber Pakhtunkhwa

Pada hari ini pula, sebuah ledakan melanda masjid yang terletak di lokasi kantor polisi di Distrik Hangu, Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Petugas polisi setempat bernama Shah Raz Khan mengonfirmasi bahwa tujuh orang terluka.

Dia mengatakan masjid yang terbuat dari bata lumpur itu ambruk karena dampak ledakan dan tim penyelamat sedang memindahkan puing-puing untuk mengeluarkan jamaah dari reruntuhan.

Sejauh ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab dan tidak jelas apa yang menyebabkan ledakan ketika sekitar 40 orang sedang salat di masjid. Sebagian besar jemaah adalah petugas polisi.

Beberapa kerabat korban menuntut pemerintah Balochistan dan pemerintah federal memberikan layanan kesehatan yang lebih baik kepada korban luka.

“Orang-orang yang kami cintai tidak mendapatkan perawatan yang layak,” keluh Maulana Abdul Rasool, seorang pemimpin agama.

Dia mengatakan meskipun ada permintaan berulang kali, pihak administrasi rumah sakit tidak kooperatif dalam menyediakan layanan kesehatan yang lebih baik bagi mereka yang berjuang untuk hidup.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Juru bicara rumah sakit Waseem Baig mengatakan 51 orang yang terluka di Mastung sedang menerima perawatan di sana.

Tujuh di antaranya berada dalam kondisi serius. Menteri Dalam Negeri sementara Balochistan, Zubair Jamali, mengunjungi rumah sakit tersebut dan berjanji mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu akan dimintai pertanggungjawaban.

“Ini tidak dapat diterima, kami akan menangkap para teroris. Terorisme adalah ancaman serius. Sedih sekali menyaksikan orang-orang yang tidak bersalah (berlumuran) darah,” kata Jamali.

Pakistan mengalami peningkatan dramatis dalam serangan bersenjata tahun ini, dengan ratusan insiden serupa tercatat dalam beberapa bulan terakhir.

Awal tahun ini, lebih dari 100 orang tewas dalam ledakan bom di sebuah masjid yang terletak di dalam markas polisi di kota Peshawar di barat laut.

Belum ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas bom bunuh diri ini.

Bom Bunuh Diri saat Maulid di Pakistan, 52 Orang Tewas

Share: