Israel Resmi Nyatakan Perang Buntut Serangan Hamas 1300 tewas – Pemerintah Israel resmi mengeluarkan pernyataan perang setelah adanya serangan dari pasukan militan Palestina, Hamas, pada Sabtu (7/10).
Israel Resmi Nyatakan Perang Buntut Serangan Hamas 1300 tewas
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah Israel akan “melakukan balas dendam yang besar” atas serangan yang dilakukan pasukan Hamas.
Menurut kantor berita Israel, deklarasi perang Israel tersebut merujuk pada Pasal 40 UU Dasar Israel.
Israel tidak mempunyai konstitusi tertulis, tetapi 13 UU Dasarnya mempunyai fungsi serupa.
Pejabat tinggi angkatan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas kegiatan di wilayah Palestina mengatakan setelah serangan tersebut, Hamas telah “membuka gerbang neraka.”
Hingga saat ini, Israel telah menggempur Gaza dengan serangan udara yang telah menewaskan lebih dari 300 orang. Selain itu, 1.800 lainnya mengalami luka-luka.
Sebanyak 232 orang dilaporkan meninggal di Gaza, Palestina. Sementara sebanyak 1.697 lainnya dilaporkan mengalami luka-luka.
Baku tembak masih terjadi antara militan Hamas dan pasukan militer Israel di sejumlah wilayah.
Sejumlah warga Israel juga dikabarkan disandera oleh militan Hamas. Namun, tak dijelaskan berapa jumlah orang yang menjadi korban sandera.
1.300 Lebih Warga di Gaza-Israel Tewas Akibat Perang Israel Vs Hamas
Tercatat lebih dari 800 warga Israel dan 500 warga Palestina tewas di pertempuran sengit. Pertempuran diketahui diawali oleh serangan yang dilakukan militan Hamas.
Dilansir Al Jazeera, Senin (9/10/2012), Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan bahwa pihak berwenang akan memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza.
Lalu memutuskan aliran listrik dan memblokir pasokan makanan dan bahan bakar sebagai bagian dari “pengepungan total” terhadap wilayah kantong yang dikelola Hamas.
Hal ini terjadi ketika Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 510 warga Palestina telah tewas dan 2.751 lainnya terluka dalam serangan udara Israel.
Sementara di Israel, jumlah orang yang tewas mencapai 800 orang, dan lebih dari 2.200 orang juga terluka.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang lebih dari 1.000 sasaran di Gaza, termasuk serangan udara yang meratakan sebagian besar kota Beit Hanoon, yang dikenal sebagai Erez bagi Israel. PBB mengatakan lebih dari 123.000 warga Palestina di Gaza.
Jamileh Abu Zanoona dari Al Jazeera, melaporkan dari Gaza, mengatakan wilayah Shujayea menjadi sasaran pemboman besar-besaran.
Masjid keempat dihancurkan dalam serangan udara Israel malam kemarin di Yarmouk, Gaza dan memaksa ribuan orang mengungsi dari rumah mereka.
“Puluhan rumah hancur dan tidak dapat dihuni,” kata ElSayed melaporkan ke Al Jazeera.
Sementara, Kepala Juru Bicara Militer Israel, Daniel Hagari, mengatakan kepada wartawan bahwa Israel telah mengambil “kendali” atas komunitasnya setelah serangan massal pejuang Hamas.
Hagari mengatakan ada beberapa insiden yang terjadi pada Senin pagi, namun pada tahap ini, tidak ada pertempuran di masyarakat.
Dia menambahkan bahwa “mungkin masih ada teroris di wilayah tersebut”.
Sebelumnya, juru bicara lainnya, Letnan Kolonel Richard Hecht, mengakui bahwa membutuhkan waktu lebih lama dari yang kami perkirakan untuk mengembalikan keadaan ke posisi defensif dan keamanan.
Para pejabat Israel mengatakan 70 pejuang Hamas tambahan menyusup ke Be’eri kibbut dan belum bisa merebut wilayah sejak kemarin malam.
Apa itu Hamas bagi Palestina
Hamas adalah salah satu kelompok yang banyak dibicarakan oleh masyarakat. Hamas tak bisa dipisahkan dari konteks Israel dan Palestina. Hamas adalah kelompok terbesar di antara kelompok Muslim Palestina lainnya.
Hamas adalah gerakan militan dan salah satu dari dua partai politik utama di wilayah Palestina.
Hamas adalah kelompok yang mengatur lebih dari dua juta warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka terkenal karena perlawanan bersenjatanya terhadap Israel.
Konflik Hamas tahun 2021 dengan Israel berakhir dengan gencatan senjata, tetapi para ahli mengatakan kekerasan di masa depan antara kedua belah pihak hampir pasti akan terjadi. Lantas siapa mereka dan sejarah terbentuknya?
Berikut mengenai asal usul Hamas dan sejarah terbentuknya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/7/2022).
Asal Usul Kelompok Hamas
Hamas adalah singkatan dari Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah yang artinya gerakan melawan Islam. Kata Arab Hamas juga berarti pengabdian dan semangat di jalan Allah.
Kelompok ini merupakan oposisi dari Palestine Liberation Organization (PLO) yang lebih melakukan pendekatan sekuler.
Kendati demikian, asal-usul Hamas dapat dilacak sejak berdirinya Ikhwanul Muslimin di Mesir pada 1928.
Gerakan tersebut tak langsung mengarah ke politik. Kegiatan mereka muncul mula-mula untuk mewujudkan nilai-nilai Islam dan menentang paham sekuler.
Dilansir dari laman Britannica, bahkan mereka juga mendirikan jaringan amal, klinik, dan sekolah yang aktif di wilayah jalur Gaza dan tepi Barat.
Di Gaza mereka aktif di banyak masjid, sedangkan aktivitas mereka di Tepi Barat umumnya terbatas pada universitas.
Kegiatan Ikhwanul Muslimin di daerah-daerah ini umumnya tanpa kekerasan, tetapi sejumlah kelompok kecil di wilayah pendudukan mulai menyerukan jihad, atau perang suci melawan Israel.
Pandangan tersebut berubah ketika masuknya Ahmed Yassin, yang menjadi salah satu pemimpin Ikhwanul Muslimin di Gaza. Karisma dan keyakinannya membuat Yassin memiliki kelompok pengikut yang setia.
Kemudian pada tahun 1973, Ahmed Yassin mendirikan lembaga amal sosial-keagamaan bernama Mujama Al Islamiyah di Gaza sebagai cabang Ikhwanul Muslimin.
Pemerintah Israel secara resmi mengakui Mujama Al-Islamiya dan mendaftarkan kelompok ini sebagai badan amal.
Kelompok tersebut kemudian mendukung pengembangan Mujama Al-Islamiya, lantaran dianggap bisa digunakan untuk mengimbangi Organisasi Pembebasan Palestina sekuler (Palestine Liberation Organization atau PLO) dan kelompok nasionalis Fatah kala itu.
Dukungan tersebut memungkinkan anggota Mujama Al-Islamiya untuk mendirikan universitas Islam, membangun masjid, hingga sekolah.
Kelak diketahui, Mujama Al-Islamiya inilah yang kemudian dikenal sebagai cikal bakal atau pendahulu Hamas.
Sejarah Terbentuknya Hamas
Dikutip dari laman Britannica, ide membentuk Hamas adalah tepatnya lahir pada 10 Desember 1987. Pada saat itu, aktfitas IM pada wilayah tersebut pada umumnya tidak berbahaya.
Akan tetapi, beberapa kelompok kecil pada daerah yang diduduki kemudian mulai menyerukan jihad terhadap Israel.
Sedangkan, momen penting dalam proses terbentuknya Hamas adalah saat awal pemberontakan intifada Palestina (intifāḍah Arab, “mengguncang”). Perlu diketahui, intifada adalah gerakan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel.
Hamas (yang juga merupakan kata Arab yang berarti “semangat”) didirikan oleh anggota Ikhwanul Muslimin dan faksi-faksi agama dari PLO, dan organisasi baru itu dengan cepat memperoleh banyak pengikut.
Dalam piagamnya tahun 1988, Hamas menyatakan bahwa Palestina adalah tanah air Islam yang tidak pernah bisa diserahkan kepada non-Muslim dan bahwa mengobarkan perang suci untuk merebut kendali Palestina dari Israel adalah kewajiban agama bagi Muslim Palestina.
Posisi ini membawanya ke dalam konflik dengan PLO, yang pada tahun 1988 mengakui hak Israel untuk eksis.
Hamas segera mulai bertindak secara independen dari organisasi Palestina lainnya, menimbulkan permusuhan antara kelompok dan rekan-rekan nasionalis sekulernya.
Serangan Hamas yang semakin keras terhadap sasaran sipil dan militer mendorong Israel untuk menangkap sejumlah pemimpin Hamas pada tahun 1989, termasuk Sheikh Ahmed Yassin, pendiri gerakan tersebut.
Dua tahun setelah Intifada, Hamas melakukan serangan pertamanya pada Israel. Pada serangan pertamanya ini, Hamas juga menculik dan menghabisi dua tentara Israel.
Pada tahun 1993, pasca tidak setuju dengan Kesepakatan Oslo yang bertujuan untuk memfasilitasi perdamaian Palestina dan Israel, Hamas mulai melakukan penyerangan. Penyerangan ini dilakukan terhadap Israel dengan menggunakan bom dan senjata tembak.
Sejak 2007, Hamas menjadi penguasa Jalur Gaza serta menjadi penentang PLO dari Fatah.
Logo Hamas adalah gambar Kubah Batu di Yerusalem dan garis besar wilayah Israel, Gaza, dan Tepi Barat sebagai satu negara Palestina.
Sekarang, Hamas dinahkodai oleh Ismail Haniyeh. Saat ini, Hamas, terutama divisi militernya, dilabeli sebagai kelompok teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan beberapa negara lainnya.
Bahkan pada 20 Mei 2021 kemarin, Hamas aktif bertempur dengan Israel dengan berbagai cara. Tak hanya menewaskan anggota kedua belah pihak, pertempuran juga menewaskan banyak warga sipil.
Militer Israel Mulai Operasi Skala Besar
Pasukan pertahanan Israel mengumumkan memulai operasi skala besar memerangi Hamas. Hal ini merespons serangan Hamas kepada warga sipil Israel.
“IDF (pasukan pertahanan Isreal) memulai operasi skala besar untuk membela warga sipil Israel dari serangan gabungan yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pagi ini,” cuit akun X (dahulu bernama Twitter) Israel Defense Force @IDF, Sabtu (7/10/2023).
Militer Israel akan memerangi militan Hamas. Mereka berjanji akan menyerang para militan yang memasuki Israel melalui darat, laut, dan udara.
“Itu adalah serangan darat gabungan yang terjadi melalui paralayang, melalui laut dan darat,” kata juru bicara militer Richard Hecht kepada wartawan dilansir dari AFP.
“Saat ini kami sedang berperang. Kami bertempur di lokasi tertentu di sekitar Jalur Gaza… pasukan kami sekarang bertempur di lapangan,” tambahnya.
Hecht membenarkan adanya korban jiwa namun tidak menjelaskan secara rinci. Ribuan pasukan cadangan militer akan dikerahkan ke Gaza.
“Kami mengamati semua arena… kami memahami ini adalah sesuatu yang besar,” kata Hecht.
Setidaknya 2.200 roket ditembakkan dari Gaza sekitar pukul 10.30 pagi (07.30 GMT), kata Hecht. Sementara militan Hamas menyebutkan jumlahnya lebih dari 5.000.