Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang – Militer Israel terus melancarkan serangan udara di Jalur Gaza usai serangan mendadak yang dilakukan kelompok Hamas.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Kementerian Kesehatan di Gaza menyatakan, jumlah korban tewas saat ini meningkat menjadi 687 orang, seiring Israel menggempur target-target Hamas selama tiga hari berturut-turut.

Dilansir kantor berita AFP, Selasa (10/10/2023), kementerian yang dikuasai Hamas tersebut mengatakan rumah sakit di Gaza telah “menerima 687 korban jiwa dan 3.727 lainnya terluka” sejak Israel melancarkan gelombang serangan udara setelah serangan besar-besaran terhadap Israel yang dilancarkan Hamas pada Sabtu (7/10) lalu.

Sebelumnya pada Sabtu (7/10), ratusan militan Hamas menerobos perbatasan dan menyusup ke kota-kota Israel, sementara ribuan roket ditembakkan ke wilayah Israel.

Dalam responsnya, Israel mengumumkan perang melawan Hamas dan mengerahkan pasukan serta jet tempur dan tank-tanknya untuk membombardir posisi militan-militan di Jalur Gaza.

Jumlah korban tewas akibat serangan Hamas di Israel sejauh ini dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 800 orang, dengan lebih dari 2.200 orang lainnya mengalami luka-luka.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta PBB segera turun tangan mengambil tindakan terhadap agresi Israel di Gaza. Abbas meminta serangan Israel ke Palestina dihentikan.

Menurut kantor berita negara WAFA, Abbas menyampaikan pernyataan tersebut melalui panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal PBB António Guterres.

Abbas meminta PBB untuk “segera turun tangan untuk menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina, khususnya di Jalur Gaza,” menurut laporan WAFA.

Abbas menekankan pihaknya membutuhkan bantuan medis di Gaza. Dia mendesak PBB untuk menjunjung tanggung jawabnya sebagaimana diakui oleh legitimasi internasional dan memastikan perlindungan bagi rakyat Palestina.

Sementara itu, Guterres merespons kekhawatiran Abbas. Dia mengatakan PBB akan berupaya memberikan bantuan kemanusiaan ke warga di Gaza.

Dia menyebutkan PBB secara aktif bekerja sama dengan pemangku kepentingan internasional untuk mengekang eskalasi yang terjadi saat ini.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Panas! Hizbullah Tembakkan Roket ke Israel

Kelompok bersenjata Lebanon, Hizbullah, menembakkan rentetan roket ke wilayah Israel bagian utara pada Senin (9/10) waktu setempat.

Hizbullah melancarkan serangan ini setelah sedikitnya tiga anggotanya tewas akibat gempuran Israel di wilayah Lebanon bagian selatan.

Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (10/10/2023), Hizbullah dalam pernyataan pada Senin (9/10) mengatakan bahwa mereka telah menembakkan rentetan roket dan mortir terhadap dua pos militer Israel di Galilea.

Militer Israel menyatakan pihaknya mengidentifikasi sejumlah ‘peluncuran’ dari Lebanon ke wilayahnya, tanpa menimbulkan korban jiwa. Disebutkan militer Israel bahwa mereka membalas dengan tembakan artileri ke Lebanon.

Hizbullah yang merupakan anggota paling tangguh dari jaringan kelompok bersenjata regional yang didukung oleh Iran, membenarkan dalam pernyataannya bahwa gempuran Israel telah menewaskan sedikitnya tiga anggotanya.

Kantor berita Associated Press mengidentifikasi tiga anggota Hizbullah yang tewas sebagai Hussam Mohammad Ibrahim, Ali Raef Ftouni dan Ali Hassan Hodroj.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Hizbullah menyebut anggota-anggotanya yang tewas menjadi ‘martir akibat agresi Zionis di Lebanon selatan pada Senin (9/10) sore’.

Militer Israel mulai menggempur wilayah Lebanon bagian selatan pada Senin (9/10) waktu setempat, setelah serangan lintas perbatasan yang diklaim oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina (PIJ).

Militer Israel menyatakan tentara-tentaranya yang didukung beberapa helikopter menewaskan sedikitnya dua pria bersenjata yang melintasi perbatasan.

Pertanyaan terus muncul soal apakah Hizbullah, yang memiliki kekuatan tempur canggih dengan persenjataan rudal jarak jauh, akan turut terlibat dalam perang antara Israel dan Hamas yang sedang berlangsung.

Jika Hizbullah memasuki perang itu, maka konflik yang dihadapi Israel akan menjadi perang dua front, yang sejak lama dianggap sebagai mimpi buruk oleh militer negara Yahudi itu.

Juru bicara penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel.

Seperti dilansir kantor berita Reuters, mengatakan bahwa pimpinan misi itu, Mayor Jenderal Aroldo Lazaro, telah ‘menghubungi pihak-pihak yang terlibat dan mendesak mereka untuk menahan diri secara maksimal’.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Hamas Ancam Bunuh Sandera Jika Israel Terus Gempur Gaza

Kelompok Hamas mengancam akan membunuh para sandera warga sipil, jika militer Israel terus melanjutkan serangan udara, tanpa memberikan peringatan sebelumnya, yang menargetkan penduduk Jalur Gaza.

Seperti dilansir Alarabiya News, Selasa (10/10/2023), ancaman itu dilontarkan oleh sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassem, dalam pernyataan terbaru pada Senin (9/10) waktu setempat.

“Setiap penargetan terhadap warga kami tanpa peringatan akan dibalas dengan eksekusi salah satu sandera sipil,” demikian pernyataan Brigade Ezzedine al-Qassem.

“Musuh tidak memahami bahasa kemanusiaan dan etika, jadi kami akan menanggapi mereka dalam bahasa yang mereka pahami,” imbuh pernyataan tersebut.

Militer Israel menggempur Jalur Gaza selama tiga hari terakhir, setelah ratusan militan Hamas menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan dalam serangan mengejutkan pada Sabtu (7/10) waktu setempat.

Ribuan roket juga ditembakkan ke wilayah Israel dalam serangan pada akhir pekan itu.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Para militan yang menembakkan peluru di bawah hujan ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza, berhasil melarikan diri kembali ke daerah kantong itu dengan membawa sekitar 100 sandera, beberapa di antaranya personel militer Israel.

Juru bicara militer Israel mengatakan pada Senin (9/10) waktu setempat bahwa informasi soal sekitar 30 sandera di antaranya telah didapatkan dan diberitahukan kepada pihak keluarga.

Militer Israel, seperti dilansir Al Jazeera, mengatakan pasukannya telah menyerang lebih dari 1.000 target di Jalur Gaza.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), secara terpisah, melaporkan bahwa lebih dari 123.000 warga Palestina di Jalur Gaza telah mengungsi saat serangan Israel semakin intens.

Menurut Al Jazeera, perang antara Hamas dan Israel ini telah menewaskan total lebih dari 1.300 orang, baik di Gaza maupun di Israel.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan sedikitnya 510 orang tewas dan 2.751 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel.

Sementara di Israel, jumlah korban tewas akibat serangan Hamas dilaporkan bertambah menjadi sedikitnya 800 orang, dengan lebih dari 2.200 orang lainnya mengalami luka-luka.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Ancaman Hamas Eksekusi Sandera dan Hubungan Biden-Netanyahu

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan bahwa pihaknya tengah bekerja sama dengan Israel dalam “upaya pemulangan sandera”.

Dalam sebuah pernyataan usai bertemu dengan tim keamanan nasional di Gedung Putih, Biden meyakini kelompok Hamas kemungkinan turut menahan warga AS saat menangkap sejumlah pihak dari Israel ke Gaza.

“Saya sudah memerintahkan tim untuk bekerja sama dengan rekan dari Israel dalam segala aspek krisis penyanderaan, termasuk berbagi informasi intelijen dan mengerahkan para ahli dari seluruh jajaran pemerintah AS untuk berkonsultasi dan memberikan saran kepada rekan-rekan Israel dalam upaya pemulangan sandera,” kata Joe Biden.

Menurut data dari Kementerian Luar Negeri Israel Eli Cohen, pihak Hamas saat ini tengah menawan setidaknya 100 orang sandera.

Hamas disebut mengancam untuk mengeksekusi mati para tawanan jika militer Israel kedapatan menyerang kawasan Palestina “tanpa peringatan sebelumnya”.

Eli Cohen juga memperingatkan agar Hamas tidak melukai para sandera, hal itu menurut Cohen merupakan kejahatan perang yang “tak bisa dimaafkan”.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Hisbullah-Israel baku tembak

Kelompok Hisbullah yang berbasis di Lebanon menembakkan sejumlah roket dan mortar ke kawasan Israel utara pada Senin (09/10) kemarin lantaran Hisbullah mengaku ada tiga orang anggotanya yang tewas akibat penembakan Israel.

Dalam pernyataannya, Hisbullah mengaku telah menyerang dua pos Israel di kawasan Galilee.

Sementara itu, pihak militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi adanya sejumlah “peluncuran” dari Lebanon ke Israel tanpa adanya korban jiwa. Israel mengaku membalas serangan itu dengan tembakan artileri ke arah Lebanon.

Baku tembak terjadi setelah sebelumnya Israel menggempur Lebanon selatan, menyusul serangan lintas batas yang diklaim kelompok Jihad Islam Palestina bahwa mereka ikut bertempur dengan Hamas sejak penyerangan Sabtu (07/10).

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Situasi Israel-Hamas paksa hubungan Biden-Netanyahu

Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memiliki hubungan yang terbilang tak nyaman sebagai sekutu.

Hubungan keduanya bakal diuji dengan adanya rencana Israel untuk melancarkan serangan darat ke Jalur Gaza, Palestina.

Sebagai seorang Presiden, Joe Biden sering menjanjikan bantuannya terhadap negara Israel dan Palestina.

Sejumlah pejabat menyebut Biden telah membawa topik itu dalam setiap percakapan dengan Netanyahu, seraya meminta agar Israel menghentikan perluasan permukiman Yahudi di Tepi Barat.

Setelah serangan Hamas akhir pekan lalu, Biden mengesampingkan perbedaan pandangannya itu dalam sejumlah percakapan telepon dengan Netanyahu.

Biden mengatakan bahwa pihaknya bakal memberikan Israel “segala hal yang dibutuhkan” untuk memerangi Hamas, kata seorang pejabat senior di pemerintahan AS.

Biden memastikan Netanyahu bantuan “kokoh” AS, sambil bergegas memperkuat persenjataan Israel dan mengirimkan sebuah kapal induk untuk merapat ke wilayah Israel sebagai bentuk dukungan utamanya.

Dalam pernyataan publiknya, Biden belum mengatakan bahwa Israel harus menahan diri dalam respons militernya atau menyatakan keprihatinan AS terhadap Palestina, yang sering kali menjadi bagian dari respons Gedung Putih terkait krisis sebelumnya.

“Presiden menekankan bahwa tidak ada pembenaran apapun terhadap terorisme dan semua negara harus bersatu dalam menghadapi kekejaman brutal seperti itu,” kata pernyataan Gedung Putih soal telepon kedua Biden kepada Netanyahu pada Minggu (08/10).

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Rasa cemas meluasnya perang

Biden juga telah mengarahkan timnya untuk menghubungi rekan di Teluk dan negara tetangga demi mencegah lingkaran serangan ini menjadi perang yang lebih luas.

Terlebih lagi dengan kelompok Hisbullah yang dicegah untuk membuka front kedua di perbatasan utara Israel.

Ahli luar negeri memprediksi, meskipun Biden terlihat memberikan Netanyahu kebebasan saat ini, perbedaan kebijakan masih tetap ada.

Bahkan, Biden dapat mengubah arah kebijakan jika korban tewas di Gaza meningkat dan pertempuran berlarut-larut.

“Pada akhirnya, jika konflik berlarut-larut hingga seminggu atau berbulan-bulan, sejumlah sekutu AS bakal kehilangan kesabaran dan secara terbuka akan menyerukan supaya konflik segera diakhiri. Pada saat itu, Anda mungkin akan melihat AS kembali ke Israel untuk mencoba meyakinkan Yerusalem untuk mengakhiri konflik,” kata Mantan Wakil Intelijen Nasional Pemerintah AS untuk Timur Tengah, Jonathan Panikoff.

Biden juga menghadapi tantangan potensial untuk mengamankan pemulangan sejumlah warga AS yang hilang, atau ditahan oleh Hamas sebagai sandera.

Di dalam negeri, Biden menghadapi tekanan dari segala lini, dengan kelompok garis keras Partai Republik di Kongres.

Biden dituduh telah memberanikan Iran dengan kesepakatan pertukaran tahanan baru-baru ini. Tentunya hal ini dibantah keras oleh ajudan Biden.

“Jika Presiden Biden dapat bertahan untuk Ukraina selama yang diperlukan, saya harap Presiden Biden juga dapat berdiri untuk Israel selama mungkin,” kata Senator Partai Republik Tom Cotton.

Sementara itu, rekan sesama anggota Partai Demokrat sebelum serangan itu juga sempat meminta Biden untuk kelayakan Israel untuk mendapatkan paket bantuan militer bernilai miliaran dolar tiap tahunnya. Sebaliknya, dia meminta agar Biden berbuat lebih banyak untuk Palestina.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Inggris Pikir-pikir Lagi Bantuan untuk Palestina Usai Serangan Hamas

Pemerintah Inggris meninjau ulang bantuan pembangunan yang diberikan kepada Palestina, setelah Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap Israel pada akhir pekan lalu.

Inggris diketahui mengalokasikan 17 juta Poundsterling (Rp 326,9 miliar) sebagai bantuan pembangunan untuk Palestina selama setahun ke depan.

“Kami saat ini sedang meninjau kembali bantuan kami. Meskipun sudah seperti itu, kami menjalani proses yang sangat ketat untuk jenis bantuan yang kami berikan,” ucap Wakil Perdana Menteri (PM) Inggris Oliver Dowden kepada ITV News, seperti dilansir AFP, Selasa (10/10/2023).

“Penting juga untuk mengapresiasi bahwa kami tidak seharusnya mengelompokkan bersama Hamas di Jalur Gaza yang melancarkan serangan ini dan Otoritas Palestina serta rakyat Palestina,” ujarnya.

“Penting untuk memisahkan kedua hal tersebut. Tapi tentu saja, kami akan mempertimbangkan kembali bantuan itu,” imbuh Dowden.

Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan Inggris (FCDO), yang bertanggung jawab mengelola bantuan pembangunan luar negeri, belum memberikan komentarnya.

Menurut ringkasan bulan Juli yang dirilis FCDO, Inggris telah mengalokasikan 17 juta Poundsterling dari anggaran bantuan pembangunan luar negerinya untuk tahun finansial 2023-2024 untuk mendukung warga Palestina.

Jumlahnya, menurut dokumen ringkasan itu, akan meningkat menjadi 29 juta Poundsterling (Rp 557,7 miliar) pada tahun 2024-2025 mendatang.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Pernyataan Dowden itu disampaikan ketika Komisi Eropa menyatakan pihaknya melakukan peninjauan ulang terhadap bantuan pembangunan untuk Palestina.

Selain Inggris, pemerintah Austria sebelumnya juga mengumumkan bahwa mereka menghentikan sementara bantuan pembangunan ke wilayah Palestina.

Hal ini dilakukan sebagai reaksi atas serangan mendadak yang dilancarkan oleh kelompok Hamas terhadap Israel.

“Kami akan menghentikan semua pembayaran bantuan pembangunan untuk sementara waktu,” kata Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg kepada radio publik Oe1, sebagaimana dikutip kantor berita AFP, Senin (9/10).

Dia mengatakan keputusan itu akan mempengaruhi dana bantuan sebesar 19 juta euro (US$ 20 juta).

Schallenberg juga mengatakan Austria akan meninjau semua proyek di wilayah Palestina dan berkonsultasi dengan Uni Eropa dan mitra-mitra internasionalnya.

Selain Austria, pemerintah Jerman juga ikut menghentikan sementara bantuan pembangunan ke wilayah Palestina buntut serangan mendadak kelompok Hamas terhadap Israel.

“Ini sedang diperiksa, artinya ditangguhkan sementara,” kata juru bicara Kementerian Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan Jerman, dikutip kantor berita AFP, Senin (9/10/2023).

Bantuan yang disetop sementara tersebut mencakup bantuan untuk proyek desalinasi, ketahanan pangan dan penciptaan lapangan kerja, yang jumlahnya mencapai 125 juta euro (US$ 131 juta).

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

MER-C Ungkap Kondisi RS Indonesia di Gaza: Kena Bom, Mayat Telantar

Organisasi Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengungkapkan kondisi rumah sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara usai serangan Israel.

Presidium MER-C Henry Hidayatullah mengatakan pipa distributor oksigen rumah sakit mengalami kerusakan akibat serangan bom yang ditembakkan oleh jet-jet tempur Israel. Fasilitas tersebut kini dalam proses perbaikan.

“Kondisi rumah sakit terkena di selang pipa distributor daripada oksigen konsentrat. Jadi ada pusat oksigen konsentrat, ada pipa distribusinya itu terkena serangan bom,” kata Henry dalam konferensi pers di kantor MER-C, Selasa (10/10).

Kendati demikian, kata Henry, rumah sakit Indonesia di Gaza itu masih bisa beroperasi dengan cukup baik.

Henry menyampaikan rumah sakit tersebut kini tak lagi bisa menampung mayat-mayat yang meninggal akibat perang. Mayat-mayat itu membludak hingga ke luar area rumah sakit.

“Mayat-mayat sudah meluap sampai keluar dari kamar jenazah ruang rumah sakit Indonesia di Gaza, tidak bisa menampung mayat-mayat sehingga ada diletakkannya di luar. Jadi demikian gambaran besarnya,” ungkap Henry.

Selain itu, Henry menyebut korban luka juga sangat tinggi, sehingga rumah sakit Indonesia di Gaza membutuhkan sumber daya manusia dan alat kesehatan hingga obat-obatan.

“Seperti perban, infus, dan benang jahit ya, itu gambaran umumnya karena kasus-kasus trauma,” ucapnya.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Dalam kesempatan yang sama, Presidium MER-C Faried Thalib memastikan rumah sakit Indonesia di Gaza masih bisa beroperasi hingga 4 bulan ke depan. Menurutnya, kebutuhan yang menunjang rumah sakit telah disimpan di area basement.

“Makanya fungsi basement itu untuk menyimpan deposit supporting rumah sakit. Lalu dilengkapi dengan dua genset besar, tapi memang kalau gensetnya dibom ya selesai,” ujarnya.

Namun, kata dia, rumah sakit tetap memerlukan bantuan karena dalam kondisi norma pun kewalahan menangani penduduk Gaza. Oleh karena itu, ia berharap MER-C bisa segera masuk ke wilayah Palestina untuk memberikan bantuan.

“Karena kondisinya terkurung, maksudnya terblokade sekian belas tahun,” kata Faried.

Jalur Gaza berkecamuk usai milisi Palestina, Hamas, menyerang pasukan Israel di kawasan tersebut akhir pekan lalu.

Hamas melancarkan serangan dengan menyebutnya sebagai operasi untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi, Sabtu (7/10).

Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi Israel ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Aksi saling serang ini terus berlanjut hingga kini. Ratusan jiwa pun tewas buntut serangan. Menurut saluran TV Israel, setidaknya 900 orang warga Israel meninggal dunia, sementara 2.600 lainnya luka-luka.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 600 warga Palestina tewas dan 3.726 lainnya terluka.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

MER-C Minta Kemlu Fasilitasi 5 Tim Medis ke Jalur Gaza Palestina

Organisasi sosial Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) mengatakan akan mengirimkan lima tim medis ke Palestina. Mereka pun meminta Kementerian Luar Negeri memfasilitasi mereka masuk ke wilayah Gaza.

Tim medis itu diketuai Presidium MER-C Faried Thalib. Empat anggota tim medis terdiri dari dokter anestesi, dokter orthopedi, dan dua teknisi.

“Tim yang berangkat ada lima orang. Ada dokter anestesi, orthopedi, dan dua orang adalah engineer. Satu pembantu engineer untuk stay di dalam Gaza,” kata Faried dalam konferensi pers di kantor MER-C, Jakarta Pusat, Selasa (10/10).

Namun, dia belum bisa memastikan kapan timnya akan berangkat ke Gaza. Sebab, perang antara Israel dan Palestina terus memanas.

“Kita sadari tidak mungkin kita masuk dalam waktu dekat ini, tapi kita harus ada di sekitar sana. Kita akan melalui Mesir,” ujarnya.

Kepala Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad menyatakan korban akibat serangan Israel terus berdatangan ke rumah sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara.

Menurutnya, rumah sakit mengalami kesulitan untuk melakukan pengobatan khususnya tindakan operasi

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

“Obat-obat bius, obat-obat yang menyangkut tentang bedah, alat-alat atau instrumen bedah semakin lama semakin menipis, karena jumlah korban yang begitu luar biasa. Ditambah dengan dokter yang kelelahan dengan jumlah yang sedikit, kelelahan sehingga menimbulkan hal yang tidak baik bagi pelayanan korban dan bagi dokter tersebut,” ucapnya

Karena itu, MER-C memandang perlu untuk mengirimkan tim bedah dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina.

Menurut Sarbini, MER-C dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan KBRI di Kairo gar bisa memfasilitasi tim medis dan tim bantuan kemanusiaan ke Gaza.

“Kami minta kepada Kemenlu dalam hal ini pemerintah agar bisa membantu memfasilitasi tim ini untuk sesegera mungkin bisa masuk ke Gaza,” kata Sarbini.

Jalur Gaza berkecamuk usai milisi Palestina, Hamas, menyerang pasukan Israel akhir pekan lalu. Hamas melancarkan serangan dengan menyebutnya sebagai operasi untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi, Sabtu (7/10).

Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi Israel ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Aksi saling serang ini terus berlanjut hingga kini. Ratusan jiwa pun tewas. Menurut saluran TV Israel, setidaknya 900 orang warga Israel meninggal dunia, sementara 2.600 lainnya luka-luka.

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 600 warga Palestina tewas dan 3.726 lainnya terluka.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Jet Tempur F-35 Dikirim AS Antisipasi Israel-Hamas Meluas, Punya Kemampuan Siluman

Perang Israel dengan militan Islam Palestina (Hamas) meletus sejak Sabtu (7/10/2023).

Untuk mengantisipasi eskalasi perang di wilayah-wilayah sekitarnya, Amerika Serikat bakal mengirim pesawat tempur canggih generasi kelima, F-35, ke Timur Tengah.

AS mengirim jet tempur canggih, termasuk F-35 dan F-15, untuk berpatroli di wilayah Mediterania Timur.

Tujuannya untuk mencegah perang Israel – Hamas menyebar ke luar perbatasan negara tersebut.

Pengerahan tersebut merupakan bentuk dukungan AS terhadap sekutu dekatnya, Israel.

Israel telah menyatakan perang terhadap Hamas, setelah Hamas menghujani wilayah Israel dengan 5.000 roket.

“Kami telah mengambil langkah-langkah untuk menambah skuadron pesawat tempur F-35, F-15, F-16, dan juga A-10 Angkatan Udara AS di wilayah tersebut,” bilang Menteri Pertahanan AS Lloyd James Austin III dalam sebuah pernyataan yang dirilis Minggu (8/10/2023).

“AS mempertahankan kesiapan pasukannya secara global untuk lebih memperkuat postur pencegahan (perluasan perang) ini jika diperlukan,” sambung dia.

Spesifikasi F-35

Sebagai informasi, pesawat tempur bernama lengkap F-35 Lightning ini merupakan pesawat tempur generasi kelima tercanggih di jajaran pesawat tempur Angkatan Udara AS.

Pesawat tempur ini memiliki fitur anti siluman, dan bisa lepas landas serta mendarat secara vertikal mirip seperti helikopter, khusus di varian F-35B.

Ada sembilan negara yang terlibat dalam pengembangan pesawat ini, dari Amerika Serikat, Inggris, Italia, Belanda, Turki, Kanada, Denmark, Norwegia, hingga Australia.

Tak hanya dibeli oleh negara-negara pembuatnya, F-35 juga dipasarkan ke luar negara-negara itu, salah satunya adalah negara tetangga Indonesia, Singapura.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Spesifikasi Jet F-35

F-35 bisa melaju dengan kecepatan 1,6 mach atau setara 1.930 km/jam. Performa tersebut disokong oleh mesin One Pratt & Whitney F135-PW-100 turbofan engine.

Ketika tangki bahan bakarnya terisi penuh, pesawat tempur ini bisa menempuh jarak hingga 2.172 km.

Dengan kinerja aerodinamis dan avionik terintegrasi yang canggih, F-35 memiliki kemampuan siluman atau bisa menghilang dari radar pesawat musuh.

Fitur tersebut lantas disempurnakan dengan fitur kesadaran situasional, sehingga pilot mendapatkan informasi yang lebih baik dan akurat lebih cepat dibandingkan musuh.

Kesadaran situasional adalah pendorong efektivitas tempur dan kemampuan bertahan hidup.

Persenjataan Jet F-35

Soal persenjataan, pesawat ini dilengkapi 1 x GAU-22/A 25 mm cannon (untuk model F-35A), optional pod with 25 mm cannon (di varian F-35B and F-35C), Missiles AIM-9X Sidewinder, AIM-120 AMRAAM, AIM-132 ASRAAM, JSOW, Brimstone, Meteor Bombs GBU-31/32 JDAM, WCMD, Paveway laser-guided bombs, dan free-fall bombs.

Israel Terus Gempur Gaza Korban Tewas 687 Orang

Share: