Bela Israel Hacker Pr0 India Serang Situs Palestina – Konflik Hamas-Israel juga merembet ke dunia siber. Sejumlah kelompok hacker sama-sama menyerang Israel dan Palestina untuk menyatakan dukungannya.
Bela Israel Hacker Pr0 India Serang Situs Palestina
Killnet, kelompok yang terdiri dari hacker relawan asal Rusia, mengumumkan akan menyerang semua sistem milik pemerintah Israel dengan serangan distributed denial-of-service (DDoS). Serangan DDoS biasanya dilakukan dengan membanjiri website dengan traffic sampai tidak bisa diakses.
Killnet mengatakan mereka menyalahkan Israel atas konflik di Jalur Gaza dan menuduh pemerintah Israel mendukung Ukraina dan NATO.
Mereka juga mengklaim telah menyerang website pemerintah Israel dan website badan keamanan Israel Shin Bet hingga tumbang pada Minggu kemarin.
Sementara itu, Anonymous Sudan – kelompok hacker yang diduga berasal dari Rusia – menyatakan dukungannya terhadap pasukan Palestina dan mengaku telah menyerang website media Israel The Jerussalem Post pada Senin kemarin.
Dalam postingannya di Twitter/X, The Jerussalem Post mengatakan telah menjadi target sejumlah serangan siber. Saat ini website mereka telah kembali pulih.
Sejumlah kelompok hacktivist lainnya juga mengklaim telah meretas infrastruktur Israel dengan menyerang website yang terkait dengan pembangkit listrik dan sistem peringatan rudal.
Perusahaan keamanan siber Group IB mengatakan kelompok hacker bernama AnonGhost telah meretas aplikasi yang digunakan untuk mengeluarkan peringatan rudal kepada warga Israel di waktu konflik.
Hacker memanfaatkan celah keamanan di aplikasi untuk menyisipkan pesan seperti “death to Israel” dan “the nuclear bomb is coming” beserta lambang swastika.
Group IB mengatakan aplikasi yang sudah diunduh lebih dari 1 juta kali itu sudah dihapus dari Google Play Store.
Kelompok hacker yang pro-Israel juga meluncurkan serangan sibernya sendiri ke organisasi Palestina. Seperti kelompok hacker Indian Cyber Force yang mengatakan telah meretas website Bank Nasional Palestina dan website Hamas hingga tumbang pada Minggu lalu.
Rob Joyce, Direktur Keamanan Siber di Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA) mengatakan belum ada serangan siber berskala besar yang ditemukan. Sejauh ini NSA baru melihat serangan DDoS dan perusakan website dalam skala kecil.
“Mungkin akan ada peristiwa penting, lebih banyak hacktivist, lebih banyak orang yang menggunakan senjata siber untuk membela tujuan mereka,” kata Joyce saat berbicara di konferensi keamanan siber pada Senin kemarin, seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (10/10/2023).
“(Serangan) itu tidak akan canggih di awal. Terkadang Anda tidak perlu menjadi canggih untuk menimbulkan dampak,” sambungnya.
Hacker Rusia Klaim Membantu Hamas Serang Israel
Kelompok ini mengumumkan niatnya untuk meluncurkan serangan siber besar-besaran yang menargetkan berbagai sistem pemerintah di Israel, dilansir AlBawaba News, Ahad (08/10/2023).
Serangan siber Killnet usai serangan mendadak terhadap pos-pos militer Zionis Israel. Pada hari Sabtu (07/10/2023) pagi, Brigade Izzuddin Al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengumumkan dimulainya Operasi “Taufan Al-Aqsha” terhadap ‘Israel’ dan meluncurkan 5000 ribu roket, lansir Al Jazeera.
“Pemerintah Israel, Anda bertanggung jawab atas pertumpahan darah ini. Pada tahun 2022, Anda mendukung rezim teroris di Ukraina. Anda mengkhianati Rusia. Hari ini, Killnet secara resmi memberitahukan hal ini kepada Anda! Semua sistem pemerintahan Israel akan menjadi sasaran serangan kami!” Killnet mengatakan di situs web yang diretas, lansir Cybernews (08/10/2023).
Anonymous Sudan, sebuah kelompok hacker lainnya, yang secara luas diduga bukan anonim atau orang Sudan – tetapi orang Rusia, telah berpihak pada Hamas dan Killnet di Telegram.
Kelompok ini menyerang situs The Jerusalem Post pada hari Minggu. Outlet media tersebut mengatakan di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter: “Jerusalem Post telah menjadi target beberapa serangan siber pagi ini yang menyebabkan situs kami lumpuh.”
“Kami akan segera kembali dan akan terus menjadi sumber informasi utama mengenai Operasi Pedang Besi dan serangan-serangan mematikan yang dilakukan oleh Hamas.”
Pada hari Sabtu, Anonymous Sudan mengklaim telah menargetkan Iron Dome Israel, sistem pertahanan udara segala cuaca milik negara tersebut, dan juga mengatakan telah menyerang aplikasi Alert di Israel.
Kelompok hacker Rusia lainnya, Cyber Army of Russia, melakukan jajak pendapat untuk menentukan pihak mana yang harus mereka dukung pada hari Minggu malam.
Di Pakistan, kelompok yang menggunakan nama “Team Insane PK” mengatakan bahwa mereka telah meretas pembangkit listrik tenaga air di Israel dan berencana untuk merilis datanya nanti.
Group-IB, sebuah perusahaan keamanan siber yang berbasis di Singapura, mengatakan pada hari Minggu melalui platform Threat Intelligence bahwa berbagai kelompok aktor ancaman telah memasuki konflik antara Israel dan Hamas.
“Kami telah melihat bahwa kelompok-kelompok aktor ancaman memasuki keributan dan melancarkan serangan terhadap situs-situs web pemerintah dan sistem TI di tengah eskalasi konflik Israel-Palestina,” ujar para peneliti di X.