CrowdStrike Butuh 5 Hari Untuk Perbaiki Sistem Microsoft yang Rusak – Gangguan internet global akibat pembaruan perangkat lunak CrowdStrike berdampak pada berbagai sektor, termasuk sistem rumah sakit, maskapai penerbangan, dan komputer publik.
CrowdStrike Butuh 5 Hari Untuk Perbaiki Sistem Microsoft yang Rusak
Dampaknya begitu meluas sehingga beberapa maskapai penerbangan harus menghentikan penerbangan sementara, operator 911 tidak bisa merespons keadaan darurat, dan beberapa rumah sakit membatalkan jadwal operasi mereka.
Kekacauan terjadi di hampir seluruh dunia pada Jumat (19/7) ketika CrowdStrike, perusahaan berbasis di Austin, Texas, merilis perangkat lunak yang digunakan oleh perusahaan multinasional, lembaga pemerintahan, dan organisasi lain untuk melindungi diri dari serangan hacker.
Sayangnya, pembaruan ini menyebabkan komputer mogok saat perangkat lunak Microsoft Windows dijalankan pada komputer yang telah menginstal perangkat baru dari CrowdStrike.
Mantan Kepala Eksekutif Pusat Keamanan Siber Nasional Inggris dan Profesor di Sekolah Pemerintahan Blavatnik di Universitas Oxford, Ciaran Martin, menyatakan bahwa kejadian ini menunjukkan betapa rapuhnya infrastruktur internet dunia.
“Ini adalah gambaran yang sangat tidak mengenakkan mengenai kerapuhan infrastruktur inti internet dunia,” katanya, melansir New York Times.
Skala kerusakan yang disebabkan oleh kejadian ini sangat luas, hingga menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana perusahaan tersebut melakukan pengujian kode sebelumnya.
CEO CrowdStrike, George Kurtz, menyebut perusahaannya bertanggung jawab atas kesalahan tersebut dan berjanji untuk memperbaiki perangkat lunak yang telah dirilis. Dia juga memperingatkan bahwa mungkin diperlukan waktu sebelum teknologi ini bisa kembali normal.
“Kami sangat menyesal atas dampak yang kami timbulkan terhadap pelanggan, wisatawan, dan siapapun yang terkena dampak ini,” katanya.
CEO Microsoft, Satya Nadella, juga menyalahkan CrowdStrike dan menyatakan bahwa perusahaannya terus berupaya membantu pelanggan mengembalikan sistem mereka online. Sementara itu, Apple dan Linux tidak terpengaruh oleh pembaruan perangkat ini.
CrowdStrike membutuhkan waktu setidaknya lima hari untuk memperbaiki semua sistem yang telah rusak dan berjanji untuk meningkatkan pengujian di masa depan.
Masalah dimulai saat CrowdStrike mengirim pembaruan perangkat lunak yang disebut Falcon Sensor.
Tak lama kemudian, ketika pengguna menjalankan Microsoft, hal ini menyebabkan mesin mati dan melakukan boot berulang kali tanpa henti.
Pekerja di seluruh dunia menghadapi apa yang dikenal dengan sebutan ‘blue screen of death’ di komputer mereka. Hal ini kemungkinan terjadi karena kurangnya pengujian di CrowdStrike.
Berbagai masalah muncul seketika, di Bandara Sydney penumpang mengalami penundaan dan pembatalan. Hal serupa terjadi di Hong Kong, India, Dubai, Berlin, dan Amsterdam.
Bahkan, lima maskapai penerbangan AS, yaitu Allegiant Air, American, Delta, Spirit, dan United, harus menghentikan semua penerbangan untuk sementara waktu.
United Parcel Service dan FedEx juga terkena dampaknya. Pelanggan TD Bank melaporkan masalah dalam mengakses rekening online mereka.
Akibat insiden ini, harga saham CrowdStrike turun 11 persen pada akhir pekan ini.