8 Fakta Manfaat dan Bahayanya Tanaman Kratom yang Jarang Diketahui – Tanaman kratom sudah lama menjadi bagian integral dari warisan pengobatan tradisional di Asia Tenggara. Tumbuh subur di Indonesia, Malaysia, dan Thailand, tanaman ini sering ditemukan di berbagai wilayah. Dalam beberapa tahun terakhir, ekspor kratom telah meningkat, menjadi sumber pendapatan penting bagi masyarakat, terutama di Kalimantan. Meskipun demikian, popularitasnya juga menarik perhatian terhadap efeknya yang terkait dengan zat mirip narkoba.
8 Fakta Manfaat dan Bahayanya Tanaman Kratom yang Jarang Diketahui
Penting untuk dicatat bahwa tanaman kratom memiliki Sejarah Tanaman Kratom panjang dalam penggunaan medis tradisional.
Di masyarakat lokal, tanaman ini digunakan untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, mulai dari meredakan nyeri hingga mengurangi kecemasan.
Namun, penelitian lebih lanjut mengenai manfaat kesehatan Tanaman Kratom yang tepat tetap menjadi fokus utama bagi otoritas kesehatan dan pemerintah.
Baru-baru ini, Presiden Jokowi memerintahkan lembaga-lembaga terkait seperti Kementerian Kesehatan, BRIN, dan BPOM untuk menyelidiki lebih lanjut potensi manfaat yang bisa didapat dari tanaman kratom.
Langkah ini menjadi sorotan utama dalam diskusi terbatas yang dipimpin oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta. Keputusan ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memahami peran tanaman kratom dalam konteks kesehatan masyarakat.
Berikut beberapa fakta tentang tanaman kratom yang telah disusun dari berbagai sumber:
1. Tanaman Kratom yang Terkenal
Tanaman kratom (Mitragyna speciosa Korth) termasuk dalam suku Rubiaceae, sejenis dengan tanaman kopi dalam klasifikasi botani.
Secara morfologis, kratom memiliki pohon dengan batang lurus dan kulit batang berwarna abu-abu kecoklatan.
Perbedaan yang mencolok terdapat pada warna tulang daun dan uratnya, yang bisa berwarna hijau atau coklat kemerahan.
Kratom biasanya tumbuh subur di daerah yang berdekatan dengan aliran sungai, terutama di tanah alluvial yang kaya akan bahan organik.
Meskipun bukan Tanaman Air, kratom memiliki toleransi terhadap genangan air sesaat, memungkinkannya bertahan hidup dalam kondisi tersebut.
Di Kapuas Hulu, masyarakat sering menanam kratom di halaman rumah, sementara untuk skala budidaya besar, tanaman ini ditanam di kebun atau lahan dekat sungai.
2. Kandungan Senyawa Alkaloid yang Bermanfaat
Daun kratom, tanaman herbal yang sudah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, mengandung sejumlah senyawa alkaloid yang bermanfaat bagi kesehatan. Beberapa senyawa alkaloid yang terdapat dalam daun kratom meliputi:
- Mitragynine: Senyawa ini memiliki efek 13 kali lebih kuat daripada morfin.
- 7-hydroxymitragynine: Senyawa ini adalah obat analgesik yang efektif dalam meredakan rasa sakit.
- Speciociliatine: Senyawa ini dapat meningkatkan energi, memperbaiki suasana hati, dan mengurangi intensitas rasa sakit.
- Corynanthe Idine: Senyawa ini bekerja dengan menghambat kontraksi otot.
- Speciogynine: Senyawa ini berperan penting dalam menciptakan efek analgesik.
- Paynantheine: Senyawa ini memiliki efek penghilang rasa nyeri.
- Mitraphylline: Senyawa ini digunakan untuk mengobati radang sendi, penyakit jantung, kanker, dan peradangan lainnya.
Senyawa-senyawa tersebut memberikan potensi terapeutik yang menjanjikan dari daun kratom.
3. Ciri-ciri Tanaman Kratom
Menurut Badan Narkotika Nasional (BNN), terdapat sejumlah ciri khas yang dapat dikenali pada tanaman kratom (Mitragyna speciosa Korth):
- Daun Berlapis Lilin yang Mengkilap: Salah satu ciri mencolok dari daun kratom adalah permukaannya yang dilapisi lilin, memberikan kesan mengkilap.
- Warna Daun Hijau Tua: Daun-daun kratom memiliki warna hijau tua yang khas, menjadi salah satu ciri penting dalam mengidentifikasi tanaman ini.
- Ukuran Daun yang Tertentu: Panjang daun kratom berkisar antara 14 hingga 20 sentimeter, sedangkan lebarnya mencapai 7 hingga 12 sentimeter. Ukuran ini menjadi standar dalam membedakan daun kratom dari tanaman lain.
- Tulang Daun Berwarna Kemerahan: Tulang daun pada kratom memiliki warna kemerahan yang mencolok, menambah karakteristik unik pada tanaman ini.
- Bunga Berwarna Kuning yang Berbentuk Bulat: Bunga kratom memiliki warna kuning dengan bentuk bulat bergerigi, menjadi bagian penting dalam siklus hidup tanaman ini.
- Pohon Perdu dengan Tinggi Mencapai 15 Meter: Kratom termasuk dalam kategori pohon perdu yang dapat tumbuh dengan ketinggian mencapai kurang lebih 15 meter. Cabangnya menyebar lebih dari 4,5 meter, dengan batang yang lurus dan bercabang.
- Tumbuh di Daerah dengan Tanah Sedikit Basah: Tanaman kratom cenderung tumbuh subur di daerah yang memiliki tanah sedikit basah, menunjukkan preferensi tanaman ini terhadap kondisi lingkungan tertentu.
4. Meningkatkan Mood dan Potensi Antidepresan
Daun kratom terkenal dengan kemampuannya dalam meningkatkan suasana hati. Banyak masyarakat menggunakan tanaman herbal ini dalam pengobatan tradisional untuk membantu orang-orang yang mengalami kecanduan opioid, meredakan gejala penarikan morfin dan etanol.
Selain itu, daun kratom juga menunjukkan potensi sebagai antidepresan. Daun ini mampu menurunkan kadar kortikosteron, yang biasanya berkaitan dengan kondisi depresi. Meskipun demikian, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk membuktikan hubungan ini secara pasti.
5. Efektivitas sebagai Pereda Nyeri
Kratom memiliki tiga varietas utama, yaitu vena putih, vena hijau, dan vena merah. Ketiga jenis ini efektif sebagai pereda nyeri kronis karena dapat berinteraksi dengan reseptor opioid dalam tubuh. Manfaat ini didapat dari senyawa 7-hidroksi mitraginin yang terdapat dalam daun kratom.
Meskipun daun kratom memiliki sifat menargetkan reseptor opioid seperti morfin dan kodein, banyak ahli menganggapnya sebagai opioid atipikal karena cara kerjanya yang lebih selektif dalam menonaktifkan sinyal tertentu. Dengan demikian, efek samping yang ditimbulkan oleh kratom cenderung lebih rendah dibandingkan dengan opioid konvensional.
6. Risiko Efek Samping
Meskipun dosis kecil biasanya tidak menimbulkan dampak kesehatan yang signifikan, dosis yang lebih besar dapat memicu efek samping dari penggunaan kratom.
Beberapa efek samping ringan yang umum terjadi akibat penggunaan daun ini antara lain mual dan sembelit. Namun, ada juga kemungkinan terjadinya efek samping seperti berkeringat, gatal, pusing, mulut kering, hingga halusinasi dan kejang. Lebih serius lagi, konsumsi kratom dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan hati.
Tidak hanya efek samping yang muncul secara langsung, beberapa orang juga mengalami efek jangka panjang setelah penggunaan rutin, seperti kulit wajah yang menggelap, mulut kering yang persisten, sering buang air kecil, anoreksia, penurunan berat badan, dan sembelit. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi daun kratom dengan hati-hati dan dalam dosis yang direkomendasikan untuk menghindari risiko efek samping yang tidak diinginkan.
7. Efek Memabukkan dan Potensi Ketergantungan
Pertanyaan apakah kratom bisa memabukkan seringkali menjadi sorotan. Faktanya, daun kratom memang memiliki potensi untuk memberikan efek memabukkan. Kandungan aktif utamanya, mitraginin, memiliki kemampuan untuk mempengaruhi otak dan sistem saraf.
Efek dari kratom dapat bervariasi tergantung pada dosis dan jenis daun yang digunakan. Pada dosis rendah, kratom dapat memberikan efek seperti kafein, meningkatkan energi, dan meningkatkan suasana hati. Namun, pada dosis yang tinggi, kratom dapat menghasilkan efek psikoaktif yang mirip dengan opioid.
Efek psikoaktif ini dapat menyebabkan perasaan euforia, relaksasi, dan penekanan terhadap rasa nyeri. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan kratom dalam dosis yang tinggi juga berpotensi menimbulkan ketergantungan.
Ini karena efek memabukkan yang dihasilkan dapat membuat pengguna merasa nyaman secara psikologis, sehingga mereka cenderung mengonsumsi kratom secara berlebihan untuk mencapai efek yang sama. Hal ini menjadi perhatian karena ketergantungan pada kratom dapat mengakibatkan dampak negatif bagi kesehatan dan kualitas hidup pengguna.
8. Beragam Cara mengolahnya
Daun kratom memiliki fleksibilitas unik dalam hal cara konsumsi, memungkinkan pengguna untuk memilih sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Berikut adalah beragam cara konsumsi yang dapat dilakukan dengan daun kratom:
- Mengunyah Langsung: Salah satu cara tradisional konsumsi kratom adalah dengan mengunyah daunnya secara langsung. Ini adalah metode umum di daerah asalnya, di mana daun kratom tumbuh secara alami. Mengunyah langsung memberikan pengalaman langsung dari efek-efek tanaman ini.
- Menggerus atau Membubuk: Beberapa orang lebih memilih menggerus daun kratom menjadi bubuk halus sebelum mengonsumsinya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat penggiling atau mesin khusus. Bubuk kratom ini kemudian bisa dicampur dengan air atau minuman lainnya untuk diminum.
- Mengasap atau Menghirup: Sebagian orang mengasapi daun kratom, baik dalam bentuk daun kering atau bubuk, untuk menghirup efek-efeknya. Cara ini sering dilakukan dengan menggunakan alat vapor atau cerutu khusus.
- Menyeduh Menjadi Teh: Cara konsumsi yang populer adalah dengan menyeduh daun kratom menjadi teh. Daun kratom direndam dalam air panas, kemudian disaring untuk mendapatkan cairan teh yang
dapat diminum. Ini adalah cara yang nyaman bagi banyak orang untuk mengonsumsi kratom.
- Mengolah Menjadi Suplemen: Kemajuan teknologi memungkinkan pengolahan daun kratom menjadi suplemen dalam bentuk pil atau bubuk kapsul. Hal ini memudahkan konsumsi dan dosis yang tepat, serta memberikan alternatif yang lebih praktis bagi mereka yang tidak menyukai rasa daun kratom secara langsung.
Setiap cara konsumsi memiliki kelebihan dan keunikan masing-masing, tergantung pada preferensi individu dan tujuan konsumsi kratom tersebut.