Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

7 Megaproyek Ambisius Arab Saudi yang Dikritik

7 Megaproyek Ambisius Arab Saudi yang Dikritik – Arab Saudi sedang menggarap serangkaian megaproyek untuk menjadikan negaranya sebagai kekuatan ekonomi global. Melalui investasi jor-joran, negara kerajaan ini memperluas sumber daya perekonomiannya selain minyak.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

7 Megaproyek Ambisius Arab Saudi yang Dikritik

Visi Saudi 2030 adalah rencana komprehensif yang bertujuan mengurangi ketergantungan negara tersebut pada minyak.

Hal ini bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian dan meningkatkan sektor pelayanan publik, seperti kesehatan, pendidikan, infrastruktur, rekreasi, dan pariwisata.

Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman pertama kali mengumumkan rincian awal rencana tersebut pada tanggal 25 April 2016.

Meski menuai kritikan terkait dampaknya pada lingkungan, proyek ini tersebut berjalan.

Berikut adalah tujuh megaproyek ambisius yang sedang berjalan untuk mengubah wajah Arab Saudi:

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

1. The Line

Megaproyek yang dikenal dengan nama The Line ini masih diperdebatkan, dan para kritikus berfokus pada dampaknya terhadap hak asasi manusia dan lingkungan.

The Line merupakan bagian dari proyek yang lebih raksasa, yakni pembangunan kota masa depan NEOM. Mulai dibangun pada 2021, The Line berlokasi di wilayah Tabuk, sebelah barat laut Kerajaan Arab Saudi.

Kota metropolis ini disebut-sebut akan dapat berbaur dengan lanskap sekitarnya karena dirancang beroperasi dengan 100% energi terbarukan dan mempertahankan 95% wilayahnya untuk satwa liar.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

2. Trojena

Trojena akan menjadi wilayah bersalju berjarak 50 kilometer dari pantai Teluk Aqaba dan masih merupakan bagian megaproyek NEOM.

Lokasi ini memiliki ketinggian mulai dari 1.500 meter hingga 2.600 meter dan akan mengalami transformasi besar untuk persiapan Asian Winter Games 2029.

Arab Saudi akan menjadi negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Asian Winter Games yang akan mencakup 32 negara peserta, dan Trojena disiapkan untuk itu.

Proyek Trojena dibangun di wilayah dengan suhu musim dingin di bawah nol. Dibandingkan dengan daerah lain di Arab Saudi, suhu tahunan rata-rata di kawasan itu sekitar 10 derajat lebih rendah.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

3. Sindalah

Wisata resor pulau Sindalah dijadwalkan dibuka pada awal tahun 2024. Sindalah akan menjadi yang pertama dari sepuluh kawasan yang diselesaikan sebagai bagian dari megaproyek NEOM di timur laut Arab Saudi.

Destinasi pulau mewah yang tersebar di lahan seluas 840 ribu meter persegi di Laut Merah ini mencakup beberapa hotel kelas atas, kapal pesiar raksasa, klub pantai, pusat kesehatan, dan gerai perbelanjaan mewah.

Pengunjung Sindalalah dapat memaksimalkan perjalanan mereka dengan berpartisipasi dalam olahraga kayak, selancar layang, ski air, dan scuba diving.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

4. Oxagon

Proyek NEOM juga meliputi Oxagon, sebuah kota metropolis terapung yang digadang-gadang akan merevolusi sektor industri global. Kota ini dibangun di suatu tempat di sekitar Laut Merah, dekat Terusan Suez.

Kota yang berbentuk persis seperti namanya ini, didedikasikan untuk membangun pusat logistik baru yang akan menjadi terobosan dalam pengembangan industri di masa depan.

Saat selesai dibangun tahun 2030, Oxagon diprediksi bisa menampung sekitar 90 ribu orang.

Di kota terapung ini akan ada banyak pabrik dan sebagian besar akan terdiri dari industri, lokasi industri, dan area terkait logistik lainnya, namun juga akan dibangun pemukiman.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

5. Amala

Amala akan menjadi tujuan wisata super mewah yang sedang dikembangkan di barat laut Arab Saudi di sepanjang pantai Laut Merah. Luasnya lebih dari 4.000 kilometer persegi.

Tahap pengembangan pertama dijadwalkan akan selesai pada pertengahan tahun 2024 dan akan mencakup lebih dari 1.300 kamar hotel yang tersebar di delapan resor berbeda.

Ketika selesai pada tahun 2027, bangunan ini akan memiliki lebih dari 3.000 kamar hotel yang tersebar di 25 hotel dan sekitar 900 vila hunian mewah, apartemen, dan rumah estate.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

6. Proyek Laut Merah

Proyek Laut Merah dibangun di 90 pulau yang belum dikembangkan antara Umluj dan Al Wajh di pantai barat Arab Saudi.

Akan ada 100 vila liburan untuk skema tersebut beserta bandara yang khusus melayani kawasan tersebut.

Perusahaan yang membangun proyek ini mengklaim pembangunan yang dilakukan berlandaskan pada keberlanjutan dan mengusung ekonomi pariwisata berkelanjutan.

Mereka berupaya meminimalkan dampak terhadap lingkungan dari struktur yang sedang dibangun.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

7. Diriyah Gate

Diriyah Gate akan dibangun di sekitar situs Warisan Dunia UNESCO At Turaif, yang mewakili ibu kota asli Kerajaan Saudi modern.

Mengambil inspirasi dari konteks At Turaif, proyek ini bertujuan untuk menciptakan distrik unik yang melestarikan warisan budaya, meniru bentuk perkotaan tradisional dan melestarikan lingkungan alam.

Distrik ini dikembangkan dengan aset-aset utama, termasuk Gedung Opera, Pusat Konvensi, Museum Seni Kontemporer, Masjid Agung, dan Klaster Inovasi di sepanjang jalan raya besar yang menghubungkan ke Universitas Raja Saud.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

Arab Saudi Mau Bangun Gunung Buatan Bikin Resor Mewah

Arab Saudi mengumumkan proyek gila terbarunya yang akan membangun gunung buatan di wilayah Teluk Aqaba. Gunung buatan ini nantinya akan menampung hotel dan apartemen mewah.

Negara ini melakukan investasi gila-gilaan sebagai bagian dari Visi Arab Saudi2030 untuk mendanai proyek Neom, proyek pembangunan pulau futuristik terbesar di dunia. Namun para kritikus menyebut ambisi ini merugikan warga negaranya.

Dalam upaya jor-jorannya mengembangkan pariwisata, Arab Saudi akan menghabiskan lebih dari USD 175 miliar setiap tahun untuk proyek-proyek besar antara tahun 2025 hingga 2028, dengan sekitar USD 1,3 triliun proyek-proyek besar sedang dikerjakan.

Neom digadang-gadang menjadi kota pintar dan megah. Wilayah ini akan menjadi rumah bagi banyak kota masa depan, resor mewah, dan pengembangan real estat berbasis pariwisata lainnya.

Siranna, rencana terbaru dalam proyek ini, adalah hotel menakjubkan yang akan dibangun di atas gunung buatan manusia dengan arsitektur yang mencolok.

Seluruh bangunan akan diukir di lereng gunung dan akan menjadi tempat bagi berbagai fasilitas seperti klub pantai, fasilitas kesehatan yang mewah, dan jalur alam yang indah yang dapat dinikmati sambil berjalan kaki atau menunggang kuda.

Beberapa kolam akan dibangun di seberang hotel 65 kamar dengan pemandangan Laut Merah yang menakjubkan, dan setiap kolam akan mengarah ke pantai pribadi.

Para wisatawan yang menuju teluk terpencil itu akan melalui transportasi air dan formasi batuan alami sebelum mencapai pintu masuk resor. Terletak di garis pantai Teluk Aqaba, Siranna juga akan menjadi tempat bagi 35 hunian mewah eksklusif.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

Mendapat Kecaman

Dikutip dari The Sun, gagasan utama pembangunan ini adalah untuk memastikan sedikit intervensi terhadap alam, dengan menggunakan prosedur yang direkayasa sedemikian rupa untuk melindungi lanskap sekitarnya.

Bagaimanapun, proyek-proyek ini mendapat kecaman keras terkait pelanggaran hak asasi manusia.

Hal ini karena proyek Neom yang nilainya USD 500 miliar mengorbankan penduduk suku-suku di wilayah yang akan dibangun, diusir dari tanah mereka, bahkan dipenjarakan atau dieksekusi.

Para aktivis HAM dan lingkungan mengatakan, dua kota telah ‘dibersihkan’ dan 20 ribu anggota suku Huwaitat dipindahkan secara paksa tanpa kompensasi, demi mencapai prestasi ambisius tersebut.

Melalui proyek ini, Saudi bertujuan untuk mendiversifikasi perekonomian negaranya guna mengurangi ketergantungannya pada minyak.

Didukung oleh Dana Investasi Swasta Saudi senilai USD 500 miliar, rencana Neom sangat ambisius bahkan mengarah pada megalomania sehingga beberapa teknologinya bahkan belum ada.

Kota Neom akan terletak di perbatasan dengan Yordania dan Mesir, dan akan mulai menyambut penduduk dan dibuka untuk bisnis pada tahun 2025.

Menurut pengembangnya, kota ini akan menjadi pusat pengembangan robotika. Dokumen perencanaan bahkan menunjukkan kota ini akan memiliki taksi terbang.

Bagian paling ambisius dari proyek ini adalahThe Line, sebuah bangunan kota linear sepanjang 100 mil yang akan menampung sekitar sembilan juta orang.

Bangunan ini akan membentang dari timur ke barat melintasi wilayah Neom dan akan dilapisi dengan fasad cermin.

Rencana menakjubkan lainnya dalam proyek ini adalah OXAGON, sebuah kota pelabuhan berbentuk segi delapan yang direncanakan akan dibangun di Laut Merah di ujung selatan wilayah Neom.

Menurut pengembangnya, pelabuhan dan pusat logistiknya akan menjadi bangunan terapung terbesar di dunia.

“OXAGON akan berkontribusi untuk mendefinisikan kembali pendekatan dunia terhadap pengembangan industri di masa depan, melindungi lingkungan sekaligus menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan untuk NEOM,” kata Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Mohammed bin Salman.

“Ini akan berkontribusi pada perdagangan regional Arab Saudi dan mendukung penciptaan titik fokus baru bagi arus perdagangan global,” tambahnya.

Sebuah resor ski di Pegunungan Sarwat dekat utara wilayah Neom juga akan dibangun sebagai bagian dari proyek ini.

Resor ski dan aktivitas luar ruangan seluas 60 kilometer persegi ini akan menawarkan ski sepanjang tahun dan akan menjadi tuan rumah Asian Winter Games 2029.

Resor pulau lain bernama Sindalah direncanakan akan dibangun di Laut Merah, ditujukan untuk komunitas yachting.

Pulau seluas 840 ribu meter persegi ini akan memiliki marina dengan 86 tempat berlabuh dan banyak hotel.

Gelombang pertama tamu akan disambut pada awal tahun 2024 – dan resor pulau ini akan menjadi yang pertama dari 10 kawasan yang diselesaikan sebagai bagian dari mega-proyek Neom di timur laut Arab Saudi.

Namun, seperti sudah disebutkan sebelumnya, proyek gila ini dihantui kekhawatiran yang meluas mengenai pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi dan orang-orang yang akan membangun kota besar tersebut.

Pihak berwenang di kota pelabuhan Jeddah juga menghancurkan banyak rumah untuk melaksanakan rencana pembangunan ini, dan ribuan penduduk setempat digusur secara ilegal.

Salah satu aktivis bahkan menyatakan: “Neom dibangun di atas darah Saudi”. Jeed Basyouni, direktur organisasi hak asasi manusia Reprieve di Timur Tengah mengatakan, “Kami telah berulang kali melihat bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan putra mahkota, atau menghalangi jalannya, berisiko dijatuhi hukuman penjara atau kematian.”

Pada bulan September tahun lalu, tiga anggota suku diduga dieksekusi karena menentang penggusuran dari lokasi pembangunan.

7 Megaproyek Arab Saudi yang Dikritik

Share: