5 Ilmuwan Lakukan Penelitian Tentang Hantu, Ada Marie Curie – Tak hanya terjadi pada masa kini, masyarakat abad ke-19 sudah mulai tertarik terhadap hantu. Proses pemanggilan arwah menjadi hal yang paling populer pada masa itu.
5 Ilmuwan Lakukan Penelitian Tentang Hantu, Ada Marie Curie
Salah satu sosok yang melakukan proses tersebut adalah pasangan kakak-adik Fox pada tahun 1848.
Mereka pada tahun itu terkenal di Hydesville, New York karena mengklaim dapat berbicara dengan roh.
Proses komunikasi itu dilakukan melalui mengetuk meja. Sejak saat itulah banyak sosok ‘medium’ yang muncul serta disebut dapat membawa pesan dari alam kubur.
Minat yang tinggi tentang hal ini mengilhami tumbuhnya spiritualisme yang melanda Amerika Serikat dan Inggris pada pertengahan hingga akhir abad ke-19. Tak termasuk menarik perhatikan para ilmuwan pada masa ini.
Beberapa diantaranya tetap skeptis dan mencoba menghilangkan prasangka dengan hal-hal yang berbau paranormal melalui penelitian. Siapa saja sosoknya? Berikut daftarnya dikutip dari laman Mental Floss.
5 Ilmuwan yang Meneliti Tentang Hantu
Michael Faraday
Ketika kemampuan mediasi antara seseorang dan arwah melalui benda populer pada tahun 1850-an, kemampuan meja terbalik adalah hal yang sering terjadi.
Proses ini juga menarik minat ilmuwan Michael Faraday yang terkenal karena penemuannya tentang hukum elektrolisis dan induksi elektromagnetik.
Ia penasaran dengan ilmu di balik table turning pada tahun 1853. Dalam penyelidikannya ia ingin mencari tahu apakah fenomena itu mungkin disebabkan listrik atau magnet bukan oleh arwah.
Faraday melakukan eksperimennya secara diam-diam dengan memantau pergerakan otot peserta selama proses pemanggilan arwah berlangsung. Penelitian itu akhirnya disimpulkan pada tanggal 30 Juni 1853 melalui surat kabar Times.
Menurutnya, fenomena itu bukan terjadi karena aspek spiritual melainkan fisik. Peserta secara tidak sadar memindahkan mejanya tetapi tidak sadar bila mereka tengah melakukannya.
Penelitian ini juga membuat Faraday memahami mekanisme di balik gaya tak sadar yang kini dikenal sebagai efek ideomotor.
Alfred Russel Wallace
Naturalist Alfred Russel Wallace mengemukakan teori evolusi melalui seleksi alam secara independen dari Charles Darwin.
Diketahui, keduanya memang sudah berkorespondensi tentang subjek ini sebelum akhirnya Darwin menerbitkan buku On the Origin of Species pada tahun 1859.
Sayangnya Wallace tidak pernah mendapat pujian sebesar Darwin. Kontribusinya terkait sains bahkan dianggap keliru oleh banyak orang pada saat itu. Terlebih karena ia tertarik dalam hal spiritualisme.
Wallace menyampaikan teori evolusi ke tingkat lebih tinggi daripada Darwin. Ia menyatakan bila teori tersebut menunjuk pada hadirnya alam supranatural.
Melalui teorinya, Wallace percaya bila manusia mengembangkan berbagai kemampuan melalui proses yang rumit. Lagi-lagi pemikiran ini membuat Wallace mendapat cemoohan.
Meski begitu, ia tetap menulis banyak artikel dan membongkar keberadaan roh manusia setelah kematian. Hal tersebut dibuktikan dengan foto-foto roh.
Pierre dan Marie Curie
Pemenang hadiah Nobel, Pierre dan Marie Curie sempat menjadi bagian dalam penelitian tentang pemanggilan arwah dengan medium spiritual terkenal yakni Eusapia Palladino pada tahun 1905.
Proses itu memperlihatkan beberapa kejadian supranatural seperti terdengarnya suara aneh, meja melayang, hingga benda terbang.
Peneliti bertugas untuk menghilangkan prasangka terkait segala hal yang telah terjadi.
Pierre menyatakan bila ia yakin terkait fenomena yang dilihatnya tidak bisa dijelaskan sebagai tipuan.
Namun pada saat itu Marie tidak secara terbuka mendukung konsep spiritualisme. Hingga akhirnya Pierre sang suami meninggal dalam kecelakaan kereta pada usia 46 tahun.
Pasca kematian Pierre, Marie menulis berbagai hal kepada suaminya di buku harian.
Pada tingkat tertentu, Marie percaya bila ada kemampuan untuk berkomunikasi dengan orang-orang terkasih meski mereka sudah tidak ada.
John Ferriar
Pada awal abad ke-19, dokter serta reformis kesehatan masyarakat John Ferriar melakukan penelitian tentang hantu.
Ia ingin membuktikan bila benarkah hantu bersifat supernatural atau hanya tipuan belaka.
Temuannya diterbitkan dalam buku “An Essay Towards a Theory of Apparitions” pada tahun 1813. Ia memiliki kepercayaan pada sosok medium.
“Bentuk orang yang meninggal atau hilang telah dilihat, dan suaranya telah didengar oleh para saksi yang keterangannya dapat dipercaya,” tulisnya.
Menurutnya hantu atau penampakan tercipta oleh pikiran manusia yang terlalu bersemangat.
Sehingga bisa memproyeksikan mental sehingga hantu bisa disebut sebagai fenomena psikologi daripada fenomena supernatural.
Eleanor Sidgwick
Eleanor “Nora” Sidgwick adalah seorang ahli matematika dan kepala sekolah Newnham College di University Cambridge. Ia adalah sosok penting di organisasi Society for Psychical Research (SPR).
Pada zamannya, organisasi ini menjadi yang dihormati dalam mengeksplorasi fenomena supernatural.
Anggotanya berisi para ilmuwan, akademisi, dan orang-orang terkemuka seperti Arthur Conan Doyle, ahli kimia William Crookes, dan fisikawan Oliver Lodge.
Selama perannya di SPR, Sidgwick telah melakukan banyak penelitian, mempelajari telepati, medium hingga levitasi (ilmu melayang).
Salah satu temuannya yang ia percaya adalah telepati merupakan fenomena alam yang asli dan langka.
Di tahun 1891, SPR meminta masyarakat menyeldidiki tentang fotografi roh. Di dalamnya termasuk Alfred Russel Wallace yang disebutkan sebelumnya.
Wallace percaya bila banyak potret yang menunjukkan penampakan hantu adalah asli karena tidak bisa dijelaskan.
Namun, projek tersebut akhirnya diambil alih oleh Sidgwick dan dijelaskan dalam makalah berjudul “On Spirit Photographs”.
Dalam makalahnya itu, Sidgwick membantah Wallace dan mengungkap bila banyak trik yang bisa digunakan untuk menciptakan efek hantu.
Itulah 5 ilmuwan yang pernah lakukan penelitian tentang hantu.