Wali Kota Gaza Tewas Akibat Serangan Israel ke Pusat Pengelolaan Air – Serangan udara yang dilakukan oleh Israel mengenai stasiun pompa air di daerah Nuseirat.
Bagian tengah Jalur Gaza, menewaskan Wali Kota Gaza, Iyad al-Maghari, yang tengah melakukan kunjungan di tempat tersebut.
Wali Kota Gaza Tewas Akibat Serangan Israel ke Pusat Pengelolaan Air
Serangan dari Tel Aviv tersebut terjadi pada Kamis (6/6) malam, sekitar pukul 22.30 waktu setempat, ketika Maghari berada di fasilitas Pusat Pengelolaan Air yang melayani wilayah Nuseirat.
Muhammad al-Salhi, juru bicara otoritas Nuseirat, menyampaikan bahwa serangan tersebut menyebabkan kematian Wali Kota Maghari dan empat anggota keluarganya yang tengah berada di dalam pabrik.
Para pelayat berkumpul di dekat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa untuk menyelenggarakan seremoni pemakaman Maghari pada Jumat (7/6) waktu setempat.
Militer Israel menyatakan bahwa mereka akan segera merilis pernyataan resmi mengenai insiden tersebut kepada AFP.
Puing beton berserakan, peralatan listrik ringsek, dan noda darah yang tersebar di tanah merupakan pemandangan yang dihadapi oleh sejumlah jurnalis AFP yang mengunjungi pusat pengelolaan air yang diserang oleh Israel.
Warga setempat, seperti Ibrahim al-Hur, mengungkapkan kekagetan mereka atas ledakan yang terjadi di stasiun air terdekat.
Para pekerja di lokasi tersebut bertugas untuk mengevaluasi kerusakan pada pipa-pipa besar yang sebelumnya menyediakan pasokan air bagi warga Nuseirat.
“Hanya dengan satu rudal, lihat apa yang terjadi,” ucapnya sembari menunjuk ke dinding fasilitas pengelolaan air yang hancur di belakangnya.
Di rumah sakit, jenazah Maghari dibungkus kain putih yang dihiasi rompi high-visibility yang dipakainya saat mengunjungi fasilitas pengelolaan air tersebut. Jenazah Maghari dimasukkan ke dalam ambulans dengan tandu.
Pemerintah Nuseirat menyatakan kesedihannya atas meninggalnya “sang Wali Kota, yang memilih untuk memenuhi tugasnya dengan dedikasi dan pengabdian untuk melayani masyarakat di Nuseirat hingga saat-saat terakhirnya”.
Kantor media pemerintah Gaza yang dikuasai Hamas menyebut mendiang Maghari “tulus dan mengabdi pada pekerjaannya, melayani rakyat dan tanah airnya”.
Perang yang terus berlangsung di Jalur Gaza telah menewaskan ribuan orang, dengan mayoritas korban adalah warga sipil.
Rentetan serangan dan pertempuran tanpa henti telah menyebabkan kerusakan yang meluas di sebagian besar wilayah, sedangkan krisis kemanusiaan semakin memperburuk situasi, terutama dalam hal kekurangan air bersih dan kebutuhan dasar lainnya.