Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Laporan 2022 pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Laporan 2022 pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft – Baru-baru ini sebuah studi mengungkapkan, Tencent mengungguli perusahaan-perusahaan besar seperti Sony, Apple, Microsoft, dan juga Google soal pendapatannya di industri game.

Laporan 2022 Pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Laporan 2022 pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Mereka menduduki posisi pertama, dengan nilai pemasukan yang jauh lebih banyak. Data ini dikeluarkan oleh Newzoo, yang mengumpulkan informasi penjualan dari masing-masing penerbit game ternama selama paruh pertama tahun 2023.

Dihimpun detikpulsa dari situs resminya, Senin (27/11/2023), kemudian mereka membandingkannya dengan laporan tahun 2022.

Terlihat kalau di sini Sony, Apple, dan Microsoft mengalami peningkatan pada tahun ini dibanding sebelumnya.

Namun itu belum cukup untuk melengserkan Tencent, yang punya pemasukan dua kali lipat dari mereka.

Mengacu dari data yang dibeberkan Newzoo, Sony mengalami pertumbuhan 8,7%. Dengan begitu, pendapatan game-nya pada paruh pertama 2023 bisa mencapai USD 8 miliar atau sekitar Rp 124,4 triliun.

Lalu Apple yang menempati peringkat ketiga, karena mampu menghasilkan USD 6,9 miliar atau sekitar Rp 107,3 triliun.

Sedangkan Microsoft tumbuh 3,5% dibandingkan semester satu tahun 2022, sehingga yang tadinya angkanya USD 5,88 miliar atau sekitar Rp 91,4 triliun, menjadi USD 6 miliar atau sekitar Rp 93,3 triliun.

Seperti yang sudah disampaikan, meski pendapatannya sangat banyak dan meningkat, tapi belum sanggup menyaingi Tencent. Raksasa video game ini punya pemasukan lebih fantastis.

Kendati jumlahnya turun, ini masih terlalu banyak dan sulit dilampaui. Mereka tercatat menghasilkan USD 15,4 miliar atau sekitar Rp 239,5 triliun selama paruh waktu tahun 2023.

Laporan 2022 Pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Berikut 10 perusahaan game terbesar yang punya penghasilan besar selama semester pertama 2023:

* Tencent – USD 15,4 miliar atau sekitar Rp 239,5 triliun
* Sony – USD 8 miliar atau sekitar Rp 124,4 triliun
* Apple – USD 6,9 miliar atau sekitar Rp 107,3 triliun
* Microsoft – USD 6 miliar atau sekitar Rp 93,3 triliun
* NetEase Games – USD 5 miliar atau sekitar Rp 77,7 triliun
* Google – USD 5 miliar atau sekitar Rp 77,7 triliun
* Activision Blizzard – USD 4,4 miliar atau sekitar Rp 68,4 triliun
* Electronic Arts – USD 3,8 miliar atau sekitar Rp 59,1 triliun
* Nintendo – USD 3,1 miliar atau sekitar Rp 48,2 triliun
* T2 – USD 2,4 miliar atau sekitar Rp 37,3 triliun

Dari nilai tersebut, terlihat bahwa Microsoft punya peluang besar untuk merebut posisi kedua. Ini dikarenakan mereka telah mengakuisisi Activision Blizzard.

Jadi bergabungnya Activision, berdampak pada aliran dana yang masuk ke Microsoft dari sektor game.

Hal ini mengingat banyak game milik Activision, yang tidak lama lagi bisa dinikmati oleh gamer Xbox maupun para member Game Pass.

Laporan 2022 Pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Saham Sony Anjlok Pasca-Microsoft Akuisisi Activision Blizzard

Saham perusahaan Sony anjlok pada sesi perdagangan, di bursa saham Tokyo, Jepang.

Hal ini terjadi agaknya merupakan imbas dari pengumuman rencana Microsoft membeli Activision Blizzard, penerbit dan studio pengembang game kenamaan asal Amerika Serikat (AS).

Pantauan di situs Google Finance, pada Rabu sore, harga saham Sony merosot hingga 12,79 persen ke level 12.410 yen (sekitar Rp 1,5 juta) per lembar saham pada akhir sesi perdagangan hari ini.

Dalam sesi awal perdagangan, saham Sony dibuka pada level 13.070 yen (sekitar Rp 1,6 juta) per lembar.

Kemudian, saham perusahaan asal Jepang itu diperdagangkan di level antara 12.400- 13.105 yen ( kira-kira Rp 1,55-1,64 juta), sebelum akhirnya ditutup lebih rendah di level 12.410 yen per lembar saham.

Padahal, pada sesi perdagangan sebelumnya, harga saham Sony ditutup pada harga 14.230 yen atau hampir Rp 1,8 juta per lembar saham.

Microsoft susul Sony jadi perusahaan game No. 3 terbesar?

Anjloknya harga saham Sony terjadi pasca-Microsoft mengumumkan rencananya untuk membeli Activision Blizzard dalam sebuah posting di blog resmi Microsoft.

Activision Blizzard sendiri diketahui menaungi sejumlah judul game seri populer, seperti Call of Duty, Warcraft, Diablo, Overwatch, hingga Candy Crush.

Setelah akuisisi rampung, deretan judul game tersebut juga bakal bisa dimainkan secara gratis melalui layanan Xbox Game Pass yang kini diklaim memiliki 25 juta pengguna.

Meski tak mengungkap angka pembelian, konon, nilai akuisisi Microsoft atas Activision Blizzard disebut mencapai 68,7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 986 triliun.

Nilai akuisisi tersebut digadang-gadang menjadi yang terbesar dalam sepanjang sejarah pembelian perusahaan game yang pernah ada.

Pembelian Microsoft atas Activision Blizzard sendiri kabarnya belum rampung. Namun, apabila sudah selesai, Microsoft mengeklaim perusahaannya bakal menjadi perusahaan game terbesar ketiga di dunia, menyusul Tencent dan Sony.

Berdasarkan data dari situs AllTopEverything, Sony berada di posisi pertama sebagai perusahan game dengan pendapatan terbesar di 2021, yaitu dengan total pendapatan 25 miliar dollar AS (setara hampir Rp 360 triliun).

Sementara Tencent berada di posisi kedua dengan total pendapatan mencapai 13,9 miliar dollar AS (kira-kira Rp 200 triliun).

Kabar ini agaknya mendatangkan sentimen negatif dari investor terhadap Sony. Pasalnya, Sony dan Microsoft sendiri merupakan rival di industri game, khususnya konsol game.

Sony dikenal sebagai pembuat konsol game seri PlayStation, sementara Microsoft dengan konsol game seri Xbox miliknya.

Dari segi popularitas di tengah komunitas gamer, saat ini, Sony diklaim masih lebih unggul dengan PlayStation 5 miliknya, ketimbang Microsoft dengan Xbox, sebagaimana dihimpun Detikpulsa dari BBC.

Namun, pembelian Activision Blizzard disebut-sebut bakal menjadi langkah besar Microsoft dengan Xbox untuk bersaing dengan PlayStation bikinan Sony ke depannya.

Laporan 2022 Pendapatan Tencent Unggul dari Sony dan Microsoft

Share: