Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza – Mantan kepala Badan Intelijen, Mossad, Efrain Halevy, mengatakan Israel kecolongan dengan serangan Hamas. “Kami tak mendapat peringatan apa pun, dan sungguh mengejutkan bahwa perang pecah hari ini,” kata Halevy.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Halevy juga mengaku jumlah roket yang ditembakkan milisi Palestina berada di skala yang “belum pernah terjadi sebelumnya.” Ia juga menyebut ini kali pertama serangan Hamas menembus jauh ke wilayah Israel.

Selama ini, sangat jarang milisi Palestina masuk ke Israel dari Gaza karena ditutup dan diawasi secara ketat oleh pasukan Israel.

Mengapa Israel bisa kecolongan diserang Hamas?

Wakil pejabat Intelijen nasional Amerika Serikat untuk Timur Tengah, Jonathan Panikoff, menyebut serangan ini sebagai kegagalan intelijen.

“Ini adalah kegagalan intelijen, tak mungkin terjadi sebaliknya. Ini adalah kegagalan keamanan, merusak hal yang selama ini dianggap sebagai pendekatan berlapis yang agresif,” kata Panikoff ke Reuters.

Mantan Kepala Dewan Keamanan Nasional Israel Giora Eiland juga menyatakan hal serupa. Ia bahkan membandingkan insiden ini dengan Perang Yom Kippur 1973.

Perang Yom Kippur terjadi pada 6-26 Oktober 1973. Perang ini melibatkan Israel dan negara Arab yang dipimpin Suriah serta Mesir. Ketika itu, Israel terkejut dengan serangan mendadak Suriah dan Mesir.

Sehari setelah peringatan 50 tahun perang itu, militer Israel kembali terkejut dengan serangan mendadak dari Hamas.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

“Kelihatannya sangat mirip dengan apa yang terjadi pada waktu itu,” kata Elland kepada awak media, dikutip Reuters.

Ia kemudian berujar, “Seperti yang kita lihat, Israel benar-benar terkejut dengan serangan yang terkoordinasi dengan sangat baik.”

Menanggapi serangan Hamas, seorang juru bicara militer mengatakan akan ada diskusi mengenai persiapan intelijen “di masa mendatang.” Namun, untuk saat ini fokus mereka adalah pertempuran.

“Kami akan membicarakan hal itu ketika kami perlu membicarakannya,” kata dia.

Belakangan, Gaza memanas usai pasukan Israel dan Hamas saling serang sejak pekan lalu.

Hamas menyerang Israel pada Sabtu. Mereka mengklaim tujuan serangan ini untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.

Pasukan Israel lalu membalas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi yang diklaim untuk menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Serangan kedua pihak ini berlanjut hingga Minggu malam. Imbas perang Hamas-Israel, korban tewas di Palestina mencapai 413 orang. Sementara itu, korban tewas di Israel disebut mencapai 700 orang.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

AS Kirim Kapal Induk untuk Dukung Israel, Hamas Bilang Gini

Kelompok Hamas memberikan reaksi keras atas langkah Amerika Serikat (AS) mengirimkan salah kapal induknya ke Laut Mediterania bagian timur untuk mendukung Israel, sekutunya, usai digempur serangan mengejutkan. Hamas terang-terangan menuduh AS terlibat dalam ‘agresi terhadap rakyat Palestina’.

“Gerakan-gerakan ini tidak membuat takut rakyat kami atau perlawanan mereka, yang akan terus membela rakyat kami dan tempat-tempat suci kami,” tegas juru bicara Hamas Hazem Kassem dalam pernyataannya, Senin (9/10/2023).

Menteri Pertahanan (Menhan) AS Lloyd Austin, seperti dilansir Associated Press, memerintahkan kapal induk USS Gerald R Ford, sebuah kapal induk bertenaga nuklir, untuk berlayar ke perairan Mediterania Timur dan bersiap membantu Israel setelah rentetan serangan Hamas menghantam negara Yahudi itu.

Dilaporkan lebih dari 1.100 orang, yang terdiri atas lebih dari 400 warga Palestina dan sedikitnya 700 warga Israel, tewas sejauh ini. Beberapa warga AS juga dilaporkan ada di antara korban tewas dan korban hilang usai perang pecah antara Israel dan Hamas.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

USS Gerald R Ford yang merupakan kapal induk terbaru dan tercanggih milik Angkatan Laut AS, membawa sekitar 5.000 pelaut dan dilengkapi oleh dek untuk jet-jet tempur AS. Kapal induk AS itu akan didampingi oleh sejumlah kapal perusak dan kapal penjelajah yang dilengkapi peluru kendali.

AS juga memposisikan beberapa jet tempur milik Angkatan Udara AS, mulai dari jet tempur siluman F-35, jet tempur F-15, F-16 dan A-10, di kawasan Timur Tengah, sebagai pencegahan terhadap Hizbullah di Lebanon dan kelompok militan lainnya yang bersekutu melawan Israel.

Pengerahan itu dinilai sebagai aksi unjuk kekuatan oleh AS dan dimaksudkan untuk siap merespons apapun, dari kemungkinan mencegah senjata tambahan mencapai Hamas di Gaza dan melakukan pengintaian di lautan.

Di sisi lain, Washington juga dinilai ingin mencegah perluasan konflik regional saat perang berkecamuk antara Israel dan Hamas.

Namun pemerintah Israel telah secara resmi menyatakan perang pada Minggu (8/10) waktu setempat dan memberikan lampu hijau untuk ‘langkah militer yang signifikan’ untuk membalas Hamas.

“AS mempertahankan kesiapan pasukannya secara global untuk lebih memperkuat postur pencegahan jika diperlukan,” sebut Austin dalam pernyataannya.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Hamas Sandera 100 Warga-Tentara Israel di Gaza

Militan Hamas mengklaim pihaknya saat ini menyandera lebih dari 100 warga dan tentara Israel di wilayah Jalur Gaza. Hamas juga menyebut ada beberapa perwira tinggi militer di Israel di antara orang-orang yang mereka sandera.

Wakil kepala biro politik Hamas Mousa Abu Marzouk dalam wawancara dengan outlet berita Arab al-Ghad TV mengatakan bahwa jumlah warga Israel yang kini disandera ‘belum dihitung namun jumlahnya lebih dari 100 orang’.

Saat ditanya lebih lanjut soal apakah tentara Israel berada di antara para sandera itu, Marzouk menjawab: “Ada beberapa perwira tinggi.”

Secara terpisah, juru bicara sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, Abu Ubaida, seperti dilansir Press TV, mengklaim para petempurnya berhasil menangkap sekelompok tentara Israel ketika serangan skala besar Hamas terus berlanjut melawan Israel. Tentara-tentara Israel itu lantas dibawa ke Gaza.

Ubaida tidak menyebut lebih lanjut jumlah tentara Israel yang kini disandera Hamas, namun dia menyatakan jumlahnya lebih tinggi daripada jumlah yang diyakini Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.

Diketahui bahwa Netanyahu sebelumnya mengklaim tidak lebih dari ‘lusinan’ warga Israel disandera oleh Hamas.

“Hari ini, Anda berbicara soal lusinan tahanan dan kami meyakinkan Anda, Netanyahu, bahwa tahanan dari pihak Anda jauh lebih banyak dari jumlah ini, dan Anda harus memantau tentara Anda dengan baik,” tegas Ubaida.

Militan Jihad Islam, yang juga bermarkas di Jalur Gaza, mengklaim secara terpisah bahwa para petempurnya kini menyandera sebanyak 30 warga Israel di Gaza.

Ketua Jihad Islam Ziad al-Nakhala, seperti dilansir Reuters, menegaskan sandera Israel tidak akan dipulangkan ‘hingga semua tahanan kami dibebaskan’ — dia merujuk pada ribuan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

DetikPulsa tidak bisa memverifikasi secara independen klaim yang disampaikan Hamas dan Jihad Islam tersebut.

Serangan besar-besaran Hamas terhadap Israel, yang menurut Press TV disebut sebagai ‘Operasi Badai al-Aqsa‘, dilancarkan sejak Sabtu (7/10) waktu setempat dan tercatat sebagai operasi terbesar oleh militan Palestina terhadap Israel dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut kantor pers pemerintah Israel, lebih dari 600 orang tewas di wilayahnya. Sementara laporan media-media Israel, seperti dilansir Reuters, menyebut sedikitnya 700 orang, termasuk anak-anak, tewas di wilayah Israel akibat serangan Hamas.

Sekitar 750 tentara dan pemukim Israel dilaporkan hilang sejak serangan terjadi pada akhir pekan.

Kementerian Kesehatan Palestina, secara terpisah, menyebut sedikitnya 413 warga Palestina, termasuk 78 anak-anak, tewas akibat serangan udara Israel sejak Sabtu (7/10) waktu setempat. Sekitar 2.300 orang lainnya mengalami luka-luka di wilayah Jalur Gaza.

Selain warga Israel, beberapa warga negara asing juga diyakini disandera oleh Hamas. Menteri Luar Negeri (Menlu) Meksiko Alicia Barcena menuturkan dua warga negaranya — seorang pria dan seorang pria — diduga telah disandera oleh Hamas, sedangkan otoritas Brasil menyebut tiga warganya juga hilang.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Perang Hamas Vs Israel, 12 Warga Thailand Tewas-11 Disandera

Pemerintah Thailand menyampaikan bahwa 12 warganya tewas dalam perang yang tengah berkobar antara Israel dan kelompok Hamas. Thailand saat ini tengah mempersiapkan rencana untuk mengevakuasi warganya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Kanchana Patarachoke mengatakan Kedutaan Besar Thailand di Israel mengetahui kematian mereka dari pihak-pihak yang mempekerjakan para korban.

Dia mengatakan delapan warga Thailand lainnya terluka dan 11 orang disandera sejak perang meletus, ketika Hamas melancarkan serangan besar-besaran pada hari Sabtu (7/10) lalu.

Menurut Kementerian Tenaga Kerja Thailand, dikutip kantor berita AFP, Senin (9/10/2023), ada sekitar 30.000 pekerja Thailand di Israel, banyak dari mereka bekerja di bidang pertanian.

Menteri Tenaga Kerja Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan pasukan Israel mulai memindahkan para pekerja dari zona bahaya.

“Ada 1.099 orang yang mendaftar untuk pulang,” kata Phiphat dalam wawancara di televisi Thailand.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

“Kami memiliki sekitar 5.000 pekerja yang bekerja di zona pertempuran,” imbuhnya.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Kanchana mengatakan pesawat angkatan udara Thailand bersiaga untuk menerbangkan warganya pulang, meskipun tanggal dan rincian evakuasi lainnya masih dalam proses.

Sejauh ini, lebih dari 1.100 orang tewas di Israel dan Gaza sejak Hamas meluncurkan serangan besar-besaran pada Sabtu (7/10).

Seperti dilansir Reuters dan Alarabiya News, Senin (9/10/2023), Israel balas menggempur wilayah Jalur Gaza setelah rentetan serangan dilancarkan militan Hamas ke wilayahnya, yang tercatat sebagai salah satu serangan paling berdarah dalam sejarah Israel.

Rentetan serangan dari militan Hamas di kota-kota Israel pada Sabtu (7/10) waktu setempat, yang dilaporkan melibatkan ribuan roket, disebut sebagai serangan paling mematikan sejak serangan Mesir dan Suriah dalam perang Yom Kippur sekitar 50 tahun lalu.

Pemerintah Israel belum merilis secara resmi jumlah korban tewas akibat rentetan serangan Hamas. Namun, laporan media-media Israel menyebut sedikitnya 700 orang, termasuk anak-anak, tewas di wilayah Israel.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari menyebutnya sebagai ‘pembantaian warga sipil tidak berdosa yang terburuk dalam sejarah Israel’.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Kemlu RI Rencanakan Evakuasi WNI di Wilayah Palestina

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia merencanakan evakuasi warga negara Indonesia yang ada di Palestina. Rencana evakuasi disiapkan seiring perang yang terjadi di Gaza, Palestina.

“Tentunya kami sudah merencanakan,” kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu, Judha Nugraha, di Jakarta Pusat, Senin (9/10/2023).

Dia mengatakan rencana evakuasi merupakan bagian dari keadaan yang diliputi ketidakpastian. Namun, Judha enggan menjelaskan detail rencana evakuasi itu.

“Itu kan bagian dari kontingensi. Namun tentu detailnya tidak dapat kami siapkan namun kita sudah persiapkan,” ucapnya.

Judha juga mengatakan Kemlu telah melarang WNI melakukan perjalanan ke Israel maupun Palestina. Dia mengatakan WNI harus menunda perjalanan ke dua wilayah itu karena sedang terjadi perang.

“Kami meminta mereka (WNI) tidak melakukan perjalanan baik ke wilayah Israel ataupun wilayah Palestina,” ucap Judha.

“Kami juga mengimbau kepada warga negara kita yang memiliki rencana untuk melakukan perjalanan ke wilayah-wilayah tersebut untuk dapat menundanya,” sambungnya.

Sebelumnya, Israel telah mendeklarasikan perang terhadap Hamas. Israel pun melakukan serangan besar-besaran ke Gaza. Aksi itu dilakukan Israel untuk membalas serangan Hamas yang menewaskan ratusan warga Israel.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Kemlu RI: WNI di Palestina 45 Orang, 10 di Gaza dan 35 di Tepi Barat

Direktur Pelindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, mengatakan ada 45 warga negara Indonesia (WNI) di Palestina. Dari jumlah itu, kata Judha, ada 10 orang yang berada di Gaza.

“Berdasarkan data terakhir, jumlah warga negara kita yang ada di Palestina tercatat ada 45 orang, di mana sebarannya 10 orang ada di Gaza dan 35 ada di Tepi Barat,” ucap Judha ditemui di Hotel Aryaduta, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Judha mengatakan tidak ada WNI yang menjadi korban perang Israel dengan Hamas di Gaza. Dia mengatakan Kemlu terus berkoordinasi dengan tiga KBRI di dekat Palestina untuk perlindungan WNI.

“Hingga saat ini tidak ada WNI kita yang menjadi korban,” ujarnya.

“Jadi kami di Kementerian Luar Negeri Jakarta terus berkoordinasi intensif dengan KBRI kita yang ada di Amman, KBRI kita yang ada di Kairo dan juga yang ada di Beirut,” kata Judha.

Sebelumnya, Israel telah mendeklarasikan perang terhadap Hamas. Israel pun melakukan serangan besar-besaran ke Gaza.

Aksi itu dilakukan Israel untuk membalas serangan Hamas yang menewaskan ratusan warga Israel. Serangan Israel di Gaza juga telah menewaskan ratusan orang Palestina.

Israel Serang 500 Target Hamas-Jihad Islam di Gaza

Share: