Gencatan Senjata Gaza 4 Hari Segera Mulai Hari ini – Gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas di Gaza mulai dilakukan sekarang. Yakni pukul 07.00 waktu setempat atau pukul 12.00 waktu Jakarta.
Gencatan Senjata Gaza 4 Hari Segera Mulai Hari ini
Jika berhasil, ini akan menandai jeda pertama pertempuran dalam hampir tujuh minggu perang.
Perjanjian gencatan senjata sementara juga mencakup pembebasan 50 perempuan dan anak-anak, sebagian dari sekitar 240 orang yang disandera oleh Hamas selama serangan mereka pada 7 Oktober lalu.
Tim BBC memperkirakan kelompok pertama yang terdiri dari 13 sandera dibebaskan pada pukul 16:00 (14:00 GMT) pada hari ini.
Sebagai imbalannya, Israel mengatakan akan membebaskan 150 perempuan dan remaja Palestina yang ditahan di penjara-penjaranya.
Penghentian pertempuran juga akan memberikan bantuan kepada 2,2 juta warga Palestina di Jalur Gaza, dengan janji akan memberikan lebih banyak bantuan yang sangat dibutuhkan ke wilayah kantong tersebut berdasarkan kesepakatan.
Pertempuran terus berlanjut hingga beberapa saat terakhir. Tim BBC mendengar ledakan mortir di kejauhan melalui telepon dari seorang kontributor Anna Foster di Sderot, dekat perbatasan dengan Gaza.
Israel mengatakan ini bukanlah akhir dari perang – pemerintahnya telah berjanji untuk menyelesaikan misinya untuk melenyapkan Hamas dan mengembalikan semua sandera.
Hamas yang digolongkan oleh Israel, Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat lainnya sebagai organisasi teroris mengatakan kesepakatan itu akan memberikan waktu bagi Palestina untuk pulih setelah serangan udara dan darat Israel yang intens yang menurut pemerintah mereka di Gaza telah menewaskan lebih dari 14.500 orang.
Truk-truk yang mengangkut bantuan kemanusiaan mulai memasuki Jalur Gaza dari Mesir melalui perbatasan Rafah pada Jumat (24/11). Ini terjadi tak lama setelah gencatan senjata empat hari antara Israel dan Hamas mulai berlaku.
Sebagaimana dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (24/11/2023), dua truk yang mewakili organisasi-organisasi Mesir memasang spanduk bertuliskan, “Bersama untuk Kemanusiaan.” Truk lainnya memasang tulisan: “Untuk saudara-saudara kami di Gaza.”
Beberapa ambulans yang membawa puluhan warga Palestina yang terluka juga mulai menuju Mesir melalui perbatasan Rafah, demikian dilaporkan Al Arabiya.
Al Arabiya melaporkan, sebanyak 230 truk yang membawa bantuan yang sangat dibutuhkan, diperkirakan akan memasuki Gaza pada hari Jumat, di saat ratusan ribu warga Palestina tidak mempunyai persediaan air, makanan, obat-obatan, dan bahan bakar.
Sebelumnya, otoritas Mesir telah mengatakan 130.000 liter solar dan empat truk gas akan dikirim setiap hari ke Gaza ketika gencatan senjata dimulai, dan bahwa 200 truk bantuan akan memasuki Gaza setiap hari.
Gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas telah dimulai pada hari Jumat tepatnya pada pukul 7 pagi waktu setempat.
Ini merupakan jeda pertama dalam perang yang telah berlangsung selama hampir tujuh minggu.
Gencatan senjata selama 4 hari ini melibatkan gencatan senjata komprehensif di wilayah utara dan selatan Gaza, dan diikuti dengan pembebasan sandera yang ditawan oleh Hamas selama serangan 7 Oktober di wilayah Israel.
Sebagai imbalannya, para tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel akan dibebaskan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Qatar Majed Al-Ansari di Doha, Qatar mengatakan, para sandera pertama, termasuk perempuan lanjut usia, akan dibebaskan pada pukul 4 sore waktu setempat, dengan jumlah total akan meningkat menjadi 50 sandera selama empat hari gencatan senjata.
Gencatan Senjata Selama 4 Hari Mulai Berlaku di Gaza, Sandera akan Ditukar Petang Ini
Tentara Israel pada Jumat 24 November 2023 memperingatkan warga Palestina agar tidak kembali ke bagian utara Jalur Gaza selama gencatan senjata yang mulai berlaku pagi ini.
“Perpindahan dari utara Jalur Gaza ke selatan hanya dapat dilakukan melalui Jalan Salah Eddine. Pergerakan penduduk dari selatan Jalur Gaza ke utara tidak akan diizinkan dengan cara apa pun,” tulis juru bicara Pasukan Pertahanan Israel Avichay Adraee dalam bahasa Arab di platform media sosial X.
Menurut seorang reporter Anadolu di lapangan, tentara Israel menjatuhkan selebaran di bagian selatan Gaza, termasuk kota Rafah.
Selebaran ini memerintahkan warga untuk tidak kembali bergerak ke utara Gaza.
“Bagi warga Jalur Gaza, perang belum berakhir, jeda kemanusiaan bersifat sementara, dan wilayah utara Gaza adalah zona perang,” demikian isi selebaran tersebut.
“Kembali ke utara adalah hal yang dilarang dan berbahaya, nasib Anda dan nasib keluarga Anda ada di tangan Anda,” demikian isi selebaran tersebut.
Jurnalis Al Jazeera melaporkan pada Jumat dini hari waktu setempat, warga Palestina mengemasi barang-barang mereka dan berusaha kembali pulang ke wilayah utara dan tengah Gaza.
Pasukan pendudukan Israel telah menggunakan metode berbeda untuk menindak upaya warga mencapai bagian utara Jalur Gaza dengan menggunakan dan menembakkan tabung gas.
Dalam beberapa kasus, mereka melepaskan tembakan, dan beberapa warga Palestina terluka sehingga dibawa kembali ke rumah sakit di wilayah selatan.
Mengutip para saksi, kantor berita Palestina Wafa mengatakan tujuh orang terluka oleh pasukan Israel ketika mereka berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara.
Kini, beberapa orang di bagian utara Jalur Gaza berhasil kembali ke rumah mereka, dan mereka mendapati wilayah mereka telah dimusnahkan sepenuhnya oleh pasukan pendudukan.
Namun ada rasa frustasi bagi mereka yang tidak berhasil kembali ke rumah mereka, setidaknya untuk mengeluarkan orang yang mereka cintai dari reruntuhan.
Qatar sebelumnya pada Kamis mengatakan bahwa kesepakatan jeda kemanusiaan antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza akan dimulai pada pukul 7 pagi waktu setempat pada Jumat.
Israel melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza menyusul serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober.
Korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza telah melonjak menjadi 14.854 orang, kata kantor media pemerintah di daerah kantong yang diblokade itu pada Kamis.
Korbannya termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 perempuan, sementara lebih dari 36.000 orang terluka, katanya.
Sekitar 7.000 orang masih belum ditemukan, termasuk lebih dari 4.700 anak-anak, tambahnya.
Korban tewas resmi di Israel mencapai 1.200 orang.