Cara Lihat Ledakan Bintang Nova 2024, Hanya Sekali Seumur Hidup – Ledakan bintang Nova, salah satu jenis peristiwa ledakan bintang, diprediksi akan terlihat secara langsung dari Bumi tahun ini, sebuah momen langka yang hanya bisa disaksikan sekali seumur hidup. Cara untuk melihatnya adalah sebagai berikut.
Cara Lihat Ledakan Bintang Nova 2024, Hanya Sekali Seumur Hidup
Ledakan ini berasal dari sistem bintang yang dikenal sebagai T Coronae Borealis (juga dikenal sebagai T Cor Bor, T CrB, dan Bintang Blaze), yang berjarak sekitar 3.000 tahun cahaya dari Bumi.
Ini berarti ledakan tersebut terjadi 3.000 tahun yang lalu, dan gambarannya baru sampai di Bumi tahun ini karena jarak yang sangat besar.
Sistem ini terdiri dari sebuah katai putih yang seukuran Bumi yang mengorbit bintang raksasa merah, mirip Matahari yang telah mencapai usia tua dan hampir habis bahan bakar nuklirnya.
Katai putih ini menarik materi hidrogen dari bintang raksasa merah di sekitarnya, menyebabkan peningkatan tekanan dan panas yang pada akhirnya memicu ledakan.
Ledakan Nova setiap 80 tahun. Terakhir kali ledakan ini terlihat dari Bumi adalah pada tahun 1946.
Pertama kali ledakan Nova terlihat dari Bumi terjadi pada tahun 1217, ketika seorang kepala biara di Ursberg, Jerman, melihat “bintang yang redup kemudian bersinar dengan sangat terang untuk beberapa waktu”.
NASA, dalam keterangan resminya, menyatakan bahwa “para astronom meyakini bahwa ledakan tersebut akan terjadi lagi antara bulan Februari dan September 2024.”
Di dalam Corona Borealis, terdapat sebuah titik gelap yang sedang dipantau oleh para astronom di seluruh dunia, di mana bintang “baru” diharapkan muncul.
Bintang ini diprediksi akan tetap terlihat dengan mata telanjang selama sekitar satu minggu.
Laura Driessen, seorang ahli fisika dari Universitas Sydney, menjelaskan bahwa kedua bintang dalam sistem ini berdekatan cukup dekat sehingga tarikan gravitasi menyebabkan katai putih menarik materi dari bintang pendampingnya.
“Ini adalah sistem bintang ganda yang kadang-kadang mengalami ledakan, yang dikenal sebagai nova,” ujar Driessen, seperti yang dilaporkan oleh The Guardian pada Senin (8/7).
“Ketika kita berbicara tentang nova, sering kali kita berasumsi tentang supernova, yang terjadi ketika bintang meledak di akhir hidupnya dan tidak bisa lagi kembali seperti semula. Tetapi nova adalah ledakan permukaan yang lebih kecil, dimana terjadi akresi materi yang mengumpulkan di permukaan bintang,” tambahnya.
Driessen menjelaskan bahwa bintang ini mengalami variasi dalam kecerahannya, kadang-kadang semakin terang dan kemudian kembali redup.
Sekitar 10 tahun sebelum ledakan terjadi, bintang ini mulai menunjukkan peningkatan kecerahan sebelum akhirnya meredup dalam beberapa bulan menjelang ledakan.
“Proses ini tidak terjadi secara teratur seperti jarum jam, tetapi terkait dengan akumulasi materi. Sehingga, tidak ada prediksi pasti kapan ledakan akan terjadi, tetapi kita dapat mengidentifikasi perubahan ini sebagai peringatan dini,” jelasnya.
Meskipun fenomena ini pernah diamati sebelumnya, Driessen menekankan bahwa ini adalah kesempatan pertama bagi para ilmuwan untuk mempelajari fenomena ini dengan menggunakan teknologi modern.
“Inilah yang membuatnya begitu menarik. Kali ini, kita bisa mendapatkan informasi yang belum pernah kita dapatkan sebelumnya, berkat kemajuan teknologi teleskop yang tidak tersedia 80 tahun yang lalu,” tambahnya.
Cara lihat ledakan Nova
Beberapa instrumen yang akan digunakan untuk mengamati ledakan Nova termasuk Teleskop Antariksa Sinar Gamma Fermi milik NASA, Teleskop Antariksa James Webb, dan Very Large Array milik National Radio Astronomy Observatory di New Mexico.
Elizabeth Hays, ilmuwan proyek Fermi yang juga kepala Laboratorium Fisika Astropartikel NASA, menyatakan bahwa peristiwa nova yang biasanya terjadi masih berjarak jauh.
“Namun kali ini, peristiwa ini akan berada sangat dekat, sehingga banyak orang dapat mengamatinya, mempelajari berbagai panjang gelombang, dan kami berharap mendapatkan data yang cukup untuk mengungkap struktur dan proses yang terlibat,” ungkap Elizabeth.
“Kami sangat antusias untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang apa yang sedang terjadi,” tambahnya.
NASA telah menyusun peta Corona Borealis untuk membantu orang menentukan lokasi yang ideal untuk melihat ledakan tersebut.
Selain itu, menurut Driessen, tersedia perangkat lunak seperti Stellarium dan beberapa aplikasi gratis lainnya yang dapat digunakan untuk melihat peta langit malam.
Driessen menyarankan agar para pengamat mencari area yang gelap sejauh mungkin dari cahaya kota, serta membawa teropong untuk pengamatan yang lebih baik.
“Biarkan mata Anda beradaptasi dengan kegelapan,” sarannya.
“Selain itu, disarankan untuk membawa senter berwarna merah dan menutupinya dengan plastik tipis untuk menghindari gangguan penglihatan malam. Dan yang penting, jangan gunakan ponsel Anda,” pungkasnya.
Lokasi ledakan
NASA mengidentifikasi bahwa ledakan nova akan terjadi di konstelasi Coronae Borealis atau Mahkota Utara, yang membentuk pola bintang setengah lingkaran.
Menurut pernyataan resmi NASA, para astronom yakin bahwa ledakan ini akan terjadi kembali antara Februari dan September 2024.
Sistem bintang ini biasanya memiliki magnitudo +10, yang terlalu redup untuk dilihat dengan mata telanjang.
Namun, saat terjadi ledakan nova, seperti yang terakhir kali terlihat pada 1946, tingkat kecerahan sistem ini akan meningkat menjadi magnitudo +2.
NASA menjelaskan bahwa kecerahan nova akan serupa dengan Bintang Utara, Polaris.
“Ini adalah kesempatan langka untuk melihat fenomena ini karena ledakan nova terjadi hanya sekali setiap 80 tahun,” tambah pernyataan tersebut.
Bagi para pengamat langit malam yang ingin melihat ledakan ini, mereka perlu mengarahkan pandangan ke konstelasi Coronae Borealis, yang terletak di antara Boötes dan Hercules.
“Saat mencapai puncak kecerahannya, nova akan terlihat dengan mata telanjang selama beberapa hari dan dengan teropong lebih dari seminggu sebelum meredup kembali, mungkin untuk 80 tahun mendatang,” kata NASA.