ByteDance Diam-diam Pakai Teknologi 0penAI Saingi ChatGPT – Perusahaan induk TikTok, ByteDance, diduga menggunakan teknologi OpenAI untuk mengembangkan chatbotnya sendiri. Alhasil akun OpenAI-nya telah ditangguhkan.
ByteDance Diam-diam Pakai Teknologi 0penAI Saingi ChatGPT
Hal itu dikarenakan mereka dinilai telah melanggar aturan yang ditetapkan oleh perusahaan pemilik ChatGPT ini.
Disampaikan bahwa pengguna tidak diperbolehkan mengembangkan kecerdasan buatan (AI) apa pun, yang memanfaatkan produk dan layanan OpenAI.
Para penggunanya juga dilarang memakai metode apa pun untuk mengekstrak data, selain dari yang sudah diizinkan oleh Aplication Programming Interfaces (API) milik ChatGPT, dilansir detikIpulsa dari The Verge, Senin (18/12/2023).
Parahnya ByteDance menyadari hal ini, akan tetapi tetap memberdayakan API, untuk melatih dan membandingkan produknya yang diberi nama Project Seed
Lalu menyuruh karyawannya untuk menutupi komunikasi internal terkait ini, dengan menggunakan teknik desensitisasi data.
“Semua pelanggan API harus mematuhi kebijakan penggunaan kami untuk memastikan bahwa teknologi kami digunakan untuk kebaikan. Meskipun penggunaan API kami oleh ByteDance sangat minim, kami telah menangguhkan akun mereka sementara kami menyelidiki lebih lanjut,” Niko Felix, juru bicara OpenAI.
Felix mengatakan, bila ternyata ByteDance memang terbukti tidak mengikuti kebijakan yang ada, maka di sini pihaknya akan meminta mereka untuk melakukan perubahan atau langsung menghentikan akunnya.
Namun di sisi lain, pemilik TikTok ini membantah telah melakukan kesalahan.
Menurutnya, mereka punya lisensi untuk menggunakan API GPT. Katanya, lisensinya itu mereka dapatkan langsung dari Microsoft.
“Kami menggunakan GPT untuk mendukung produk dan fitur di pasar non-China, namun menggunakan model yang kami kembangkan sendiri untuk mendukung Doubao, yang hanya tersedia di China,” kata seorang juru bicara. Terkait hal itu, sementara ini OpenAI masih belum memberikan tanggapannya.
WuDao 2.0 dilaporkan memiliki kemampuan yang setara dengan LaMDA, dan bahkan lebih unggul dalam beberapa hal.
Misalnya, WuDao 2.0 lebih baik dalam menghasilkan teks yang kreatif, seperti puisi, kode, dan skrip.
ByteDance berencana untuk menggunakan WuDao 2.0 untuk mengembangkan berbagai produk dan layanan baru, termasuk aplikasi media sosial, mesin pencari, dan asisten virtual.
Keputusan ByteDance untuk menggunakan teknologi OpenAI untuk membangun pesaing LaMDA dapat dilihat sebagai upaya perusahaan untuk bersaing dengan Google di bidang AI.
Google merupakan salah satu pemimpin di bidang AI, dan LaMDA merupakan salah satu model bahasa besar paling canggih di dunia.
ByteDance sendiri merupakan perusahaan teknologi besar asal China yang memiliki berbagai produk dan layanan populer, termasuk TikTok, Douyin, dan Toutiao.
Perusahaan tersebut telah berinvestasi secara besar-besaran di bidang AI, dan WuDao 2.0 merupakan salah satu hasil investasi tersebut.
Kemunculan WuDao 2.0 dapat menjadi ancaman bagi Google di bidang AI.
WuDao 2.0 menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan China juga mampu mengembangkan model bahasa besar yang setara dengan perusahaan-perusahaan teknologi Barat.
Persaingan antara ByteDance dan Google di bidang AI diperkirakan akan semakin sengit di masa depan.
Kedua perusahaan tersebut memiliki sumber daya yang besar untuk mengembangkan teknologi AI, dan keduanya memiliki ambisi untuk menjadi pemimpin di bidang tersebut.