4 Fakta Sejoli Bunuh Indriana Dewi Akibat Cinta Segitiga – Polisi telah mengungkap kasus pembunuhan yang melibatkan wanita bernama Indriana Dewi Eka Saputri (24), yang jasadnya ditemukan terbungkus selimut di Banjar, Jawa Barat.
4 Fakta Sejoli Bunuh Indriana Dewi Akibat Cinta Segitiga
Pasangan kekasih asal Jakarta, DA (24) dan DP (25), diduga menjadi otak di balik kasus tersebut.
Penyelidikan polisi mengungkap bahwa Indriana Dewi Eka Saputri dibunuh di Jalan Bukit Pelangi, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, dan diduga pembunuhan Indriana ini dengan motif asmara Cinta Segitiga.
Selain melibatkan pasangan kekasih tersebut, polisi juga berhasil menangkap eksekutor pembunuhan yang memiliki inisial MR. Eksekutor tersebut diduga menerima pembayaran total sebesar Rp 50 juta untuk melaksanakan aksinya.
Berikut ini fakta-fakta terbaru yang terungkap dalam kasus tersebut:
1. Eksekutor Dibayar 15 Juta dan Iphone
Tersangka MR (24), yang merupakan eksekutor dalam kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri yang mayatnya ditemukan terbungkus selimut di Banjar, Jawa Barat.
Telah mengungkapkan bahwa awalnya ia dijanjikan bayaran sebesar Rp 50 juta oleh otak pembunuhan, DA (24) dan DP (25).
Namun pada kenyataannya, MR hanya menerima pembayaran sebesar Rp 15 juta dan sebuah handphone merek iPhone.
Direktur Kriminal Umum Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, menjelaskan, “Memang ada (bayaran untuk eksekutor). Waktu itu pengakuan dari si DA ini (eksekutor) dibayar 50 juta. Kan aktornya DA dan DP, kemudian DA mencari eksekutor dan dijanjikan uang kepada eksekutornya sebanyak 50 juta.”
Hal ini diungkapkan setelah proses olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Babakan Madang, Kabupaten Bogor, pada Jumat (1/3).
2. Ucapan Keji Pelaku
Kemudian, terungkap fakta ada ucapan keji yang disampaikan oleh pelaku DP terkait korban sebelum pembunuhan itu terjadi.
Kanit 1 Ranmor pada Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar AKP Luhut Sitorus menyebut DP tidak mau korban ada di dunia.
“Awal pacaran dengan DP, kemudian 7 bulan terakhir pacaran sama korban. Karena korban sering dugem, pelaku DA mau kembali lagi ke pacarnya yang ini (tersangka DP), tapi perempuan ini bilang ‘saya nggak mau kalau dia masih ada di dunia ini’,” kata Kanit 1 Ranmor pada Direktorat Kriminal Umum Polda Jabar AKP Luhut Sitorus.
“Terserah mau kau bunuh, mau apa, saya nggak mau dia ada di dunia ini,” imbuh Luhut menirukan ucapan DP, sesaat sebelum
3. Mobil Pelaku Sempat Mogok Saat Bawa Mayat Korban
Fakta baru lainnya terkait dengan kendaraan yang digunakan untuk membawa mayat korban juga telah terungkap.
Ternyata, mobil yang digunakan oleh para pelaku mengalami mogok saat mereka membawa mayat Indriana.
Pada Rabu (21/2) sekitar pukul 12.30 WIB, para pelaku memutuskan untuk membawa mayat korban menuju Pangandaran melalui Tol Cipali.
Mayat korban ditempatkan di jok belakang mobil dan mulutnya dipasangi masker agar terlihat seperti sedang tidur.
Menurut Kombes Surawan, Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, “Ketika sampai di Kabupaten Kuningan, mobil Avanza hitam tersebut mengalami kerusakan dan harus diangkut menggunakan towing.
Mobil tersebut kemudian ditaruh di Red Doors Hotel Cisaga Indah dan tiba di hotel pada tanggal 22 Februari pukul 06.00 WIB.”
Kemudian, pada siang harinya, para pelaku menghubungi layanan towing untuk membawa mobil mereka ke bengkel terdekat yang berada di dekat Tugu Gajah.
Mobil tersebut harus dibiarkan di bengkel untuk diperbaiki. Pada tengah malam Jumat (23/2), para pelaku akhirnya membuang mayat Indriana di dekat Tugu Gajah. Sebelum dibuang, mayat Indriana dibungkus dengan selimut.
4. Salah Satu Pelaku Caleg DPR
Polisi juga mengungkap bahwa salah satu dari para pelaku, DP tersangka kasus pembunuhan dengan motif asmara Cinta Segitiga, ternyata memiliki status yang tidak biasa.
DP, yang sebenarnya bernama Devara Putri, ternyata adalah calon legislator (caleg) untuk DPR RI.
Informasi ini dikonfirmasi oleh Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, pada hari Minggu (3/3). “Iya, namanya Devara Putri Prananda,” ujarnya saat diminta konfirmasi.
Berdasarkan data yang tertera di situs infopemilu.kpu.go.id, Devara Putri Prananda terdaftar sebagai caleg dari Partai Garuda di daerah pemilihan Jawa Barat IX, yang mencakup Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Hedi Ardia, Koordinator Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih, dan Partisipasi Masyarakat KPU Provinsi Jawa Barat, membenarkan bahwa nama Devara Putri Prananda terdaftar sebagai caleg DPR di wilayah tersebut. “Benar,” katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, mengkonfirmasi bahwa nama Devara Putri Prananda tercantum sebagai caleg di partainya. Meskipun begitu, ia mengaku tidak mengenal secara langsung sosok Devara.
“Memang nama sama, tapi saya tidak tahu apakah itu orang yang sama, karena tidak kenal secara langsung,” kata Teddy kepada wartawan.
Siasat Sejoli Cinta Segitiga Maut Bawa Keliling Mayat Indriana 4 Hari
Sejoli Devara Putri (DP) dan Didot Alfiansyah (DA) membunuh Indriana Dewi Eka Saputri (24) karena cinta segitiga maut.
Pembunuhan terjadi di Babakanmadang, Kabupaten Bogor, lalu jasad korban dibuang di Banjar, Jawa Barat. Korban tewas di Jalan Bukit Pelangi, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, pada Rabu (20/2).
Kemudian, jasad Indriana ditemukan terbungkus selimut di tepi jurang, di belakang Tugu Patung Gajah di Dusun Cilengkong RT 17 RW 9, Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, pada Minggu (25/2).
Direktur Kriminal Umum (Dikrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, menjelaskan bahwa para pelaku mengangkut jasad korban selama 4 hari berkeliling kota untuk mencari lokasi pembuangan yang aman.
“Mereka membawa jasad kurang lebih selama 4 hari. Mereka ingin membuang mayat di tempat yang aman, sehingga mereka berkeliling hingga ke Cirebon dan Kuningan,” ungkap Surawan.
Ketika di Kuningan, mobil yang mereka gunakan mengalami mogok, sehingga mereka menyewa towing untuk membawa mobil tersebut ke Banjar.
“Mobil mereka mogok di Kuningan, lalu mereka menyewa towing untuk membawa mobil ke Banjar dan mobil dibiarkan di bengkel,” tambahnya.
Untuk mengurangi kecurigaan, para pelaku menempatkan korban di jok belakang mobil dan menutup wajahnya dengan masker.
“Selama di dalam mobil, korban duduk di jok belakang dan wajahnya ditutupi dengan masker, seolah-olah dia sedang tidur. Ketika di tengah jalan, korban ditempatkan di jok belakang karena jok belakang bisa dihidupkan. Saat mobil ditarik dengan towing, mayat korban juga berada di dalam mobil,” jelasnya.
Surawan juga mengungkapkan bahwa para pelaku memilih Bogor sebagai lokasi eksekusi karena ingin menghindari CCTV dan jejak yang bisa terendus.
“Mereka sengaja menghindari CCTV dan sebagainya. Jadi, mereka mencari tempat aman di Bogor untuk melakukan pembunuhan,” tambahnya.
Devara Otak Pembunuhan Indriana Caleg DPR
Devara Putri Prananda, seorang calon anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Partai Garuda, terlibat dalam kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri (24) bersama kekasihnya, Didot Alfiansyah.
Mereka menyewa seorang pembunuh bayaran bernama Muhammad Reza untuk melaksanakan aksi tersebut.
Partai Garuda, melalui Wakil Ketua Umumnya Teddy Gusnaidi, telah mencabut keanggotaan Devara sesuai dengan aturan partai.
Teddy menegaskan bahwa tindak pidana Devara tidak mencerminkan kebijakan partai dan tidak berkaitan dengan keanggotaan politiknya.
Dalam pemilihan legislatif 2024, Devara Putri Prananda mencalonkan diri sebagai calon anggota DPR RI dari Partai Garuda di daerah pemilihan (dapil) Jawa Barat IX, yang mencakup Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Data sementara dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa Devara memperoleh 226 suara dari total 8.366 suara yang direkap, mencakup sekitar 67,38% dari total Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Kasus pembunuhan Indriana Dewi Eka Saputri dimulai dengan penemuan mayat di Kota Banjar, Jawa Barat, yang kemudian terungkap sebagai Indriana.
Namun, investigasi menunjukkan bahwa pembunuhan itu sebenarnya terjadi di Kabupaten Bogor pada tanggal 20 Februari 2024.
Motif di balik pembunuhan ini adalah cinta segitiga, di mana Devara merasa cemburu karena Didot, kekasihnya, terlibat dalam hubungan asmara dengan Indri.
Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Surawan, mengungkapkan bahwa pembunuhan tersebut berkaitan dengan rasa cemburu.
Selama kurang lebih empat hari, jenazah Indri dibawa oleh trio pembunuh, yaitu Devara, Didot, dan Reza, keliling Jawa Barat menggunakan mobil. Setelah itu, mayat Indri dibuang begitu saja.
Kombes Surawan juga menyampaikan bahwa para pelaku memilih Bogor sebagai tempat eksekusi untuk menghindari pemantauan kamera pengawas (CCTV) dan agar jejak mereka tidak terdeteksi.
Mereka sengaja mencari tempat yang dianggap aman untuk melaksanakan pembunuhan tersebut.