8 Fakta Hutan Aokigahara, Tempat Wisata Yang Indah dan Angker – Bukan rahasia lagi bahwa Jepang negara merupakan negara dengan pemandangan alam yang indah.
Kendati dikenal sebagai negara yang modern, tapi Jepang tetap mempertahankan alamnya yang natural.
Salah satu wisata alam yang cukup dikenal adalah Hutan Aokigahara. Hutan ini diketahui menyimpan banyak misteri, karena merupakan lokasi yang sering dijadikan tempat bunuh diri atau dalam bahasa Jepang disebut harakiri.
Wisata ke Hutan Aokigahara boleh jadi akan membuat bulu kuduk kamu berdiri, mengingat wilayah ini cukup menakutkan. Namun dari segi panorama, Hutan Aokigahara punya keindahan alam menakjubkan.
Untuk berwisata alam di hutan ini, kamu perlu menyewa pemandu yang berpengalaman agar tidak tersesat. Jadi, kamu bisa berkeliling hutan dengan aman. Ada penginapan juga yang berada tidak jauh dari hutan tersebut.
Julukan Jukai atau yang berarti lautan pohon disematkan kepada hutan ini. Apabila dilihat dari ketinggian saat tertiup angin, Hutan Aokigahara terlihat menyerupai gelombang ombak.
Dari hutan ini juga kamu dapat melihat keindahan Gunung Fuji, dengan sudut pandang yang lebih baik. Ketika musim dingin tiba di Jepang, es akan melapisi jalan di Hutan Aokigahara, sehingga membuat penampakannya kian cantik.
Hutan ini berada di sebelah Barat Laut Gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa, Prefektur Yamanashi. Usia hutan ini diperkirakan sekitar 1.200 tahun, sedangkan luasnya mencapai 35km2.
Kamu harus menempuh jarak sekitar 100 mil dari Kota Tokyo untuk menuju Hutan Aokigahara. Namun, untuk mengunjungi hutan ini, kamu tidak dianjurkan untuk datang seorang diri.
Selain itu, ada mitos lainnya juga menyangkut hutan ini, di mana pengunjung disarankan untuk datang dengan tidak dalam keadaan bersedih. Mitos ini dipercaya oleh penduduk lokal, sehingga kita harus hormati.
Di hutan ini jadi tempat bunuh diri nomor satu di Jepang, di mana menurut data setempat ratusan orang yang kebanyakan laki-laki, mengakhiri hidupnya di Hutan Aokigahara. Namun, belakangan pemerintah Jepang sepakat untuk berhenti mempublikasikan jumlah korban di hutan tersebut.
berikut ini sejumlah hal menakutkan yang tersimpan di hutan Aokigahara, 8 Fakta Hutan Aokigahara, Tempat Wisata Yang Indah dan Angker
1. Hutan yang sunyi
Hutan Aokigahara mempunyai pepohonan yang rata-rata memiliki tinggi sepuluh kaki. Pepohonan tersebut juga mempunyai daun-daun yang rimbun dan padat sehingga seperti membentuk kanopi pada hutan.
Oleh karena itu, cahaya matahari tak sepenuhnya dapat menyinari area hutan. Alhasil hutan Aokigahara selalu erat dengan nuansa yang kelam dan damai.
Kemudian jarang sekali ditemukan hewan liar yang berkeliaran di dalam hutan. Mungkin karena tak banyak sumber makanan di sana, para hewan menjauhi hutan tersebut. Dibalik itu, hutan Aokigahara juga dianggap sebagai hutan yang sangat sunyi.
Bahkan bagi para pejalan kaki, munculnya suara burung merupakan pemandangan yang jarang ditemui, sehingga dapat membuat mereka terkejut ketika mendengarnya. Karena kesunyian dari hutan tersebut, dikabarkan suara-suara hantu yang merintih dan menangis bisa terdengar dari jarak yang jauh.
2. Bisa membuatmu tersesat
Dari jauh kamu bisa melihat pemandangan Gunung Fuji yang menenangkan bersama dengan hutan Aokigahara di bawah kakinya.
Hanya saja pemandangan indah itu sebenarnya tak seindah dengan kenyataanya. Pepohonan yang rimbun dan seragam dapat dengan mudah membuatmu tersesat.
Itu sebabnya, para pejalan kaki di Aokigahara biasanya mengikuti jalan setapak dan membawa pita berwarna untuk menandai jalan. Jika sampai tersesat, GPS dan ponsel tak akan berguna untuk digunakan di sana.
3. Tempat populer untuk melakukan bunuh diri
Aokigahara yang sunyi merupakan tempat sunyi dan damai. Mungkin banyak orang berpikir bahwa hutan ini merupakan tempat yang tepat untuk peristirahatan terakhir mereka.
Sehingga memungkinkan bagi sejumlah orang pergi ke Aokigahara hanya untuk mengakhiri hidup mereka dengan secara tenang tanpa adanya gangguan.
Oleh karenanya, hutan ini dianggap sebagai situs bunuh diri terpopuler setelah Golden Gate Bridge. Pemerintah Jepang sampai harus menyembunyikan angka kematian bunuh diri di Aokigahara, agar menghentikan tempat itu menjadi populer.
Tak heran jika di sana kamu bisa menemukan papan peringatan untuk tidak bunuh diri. Biasanya papan tersebut bertuliskan pesan menggugah seperti “Hidupmu merupakan anugrah berharga bagi orangtuamu” atau “Pikirkan tentang keluargamu!”.
4. Roh Yurei
Menurut cerita rakyat Jepang, roh gentayangan yang dikenal dengan nama Yurei dianggap menghantui hutan Aokigahara dalam waktu yang lama. Biasanya ia digambarkan dalam sosok wanita yang pucat dengan baju putih panjang dan rambut bewarna hitam.
Bedasarkan tradisi dan kepercayaan di Jepang, jika mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri maka roh mereka tak dapat bergabung dengan para leluhur di dunia lain. Mungkin karena itulah Yurei bisa gentayangan.
Untuk menghindari hal itu, biasanya orang-orang yang meninggal karena bunuh diri, mayatnya akan ditemani oleh seseorang. Petugas hutan Aokigahara biasanya melakukan ritual ini agar arwah orang yang bunuh diri tak sendirian dan menjadi marah.
5. Populer sebagai situs bunuh diri sejak lama
Memang sudah lebih dari beberapa dekade hutan Aokigahara terkenal sebagai situs bunuh diri. Mungkin banyak orang dari kita hanya mengetahuinya baru-baru ini.
Namun, hutan itu populer untuk dijadikan tempat bunuh diri sejak tahun 1950. Beberapa literatur dianggap sempat mendongkrak kepopuleran hutan Aokigahara sebagai tempat bunuh diri.
Pada 1960, penulis Seicho Matsumoto menulis novel yang disebut dengan Kuroi Kaiju. Kisah yang ditulisnya berakhir dengan tragis yakni dua pasangan yang saling mencintai mati bunuh diri bersama di hutan. Sejak novel itu melejit, kasus bunuh diri dikabarkan juga mengalami peningkatan.
Tak hanya novel Matsumoto, Wataru Tsurumui yang menciptakan buku kontroversial tentang bunuh diri pada tahun 1993, juga menyebutkan hutan Aokigahara merupakan tempat yang paling tepat untuk mengakhiri hidup. Tak kaget jika buku Tsurumui kerap ditemukan dekat dengan jasad orang yang bunuh diri di hutan itu.
6. Cerita kuno orangtua yang ditinggalkan ( Ubasute )
Kehidupan yang sulit serta kemiskinan, membuat para anak tega membuang orang tua mereka ke hutan. Hal ini dilakukan karena zaman dahulu, orang-orang miskin tak memiliki cukup makanan yang bisa diberikan pada seluruh anggota keluarga. Sehingga, anggota keluarga yang paling tua seperti ibu, mereka perlu singkirkan demi bertahan hidup.
Aokigahara menjadi salah satu hutan dimana orang-orang Jepang dahulu membuang orangtua mereka. Biasanya orang-orang tua yang ditinggalkan akan perlahan meninggal karena kelaparan dan dikabarkan akan menghantui hutan tempat ia meninggal.
Di Jepang, kebiasaan kuno ini disebut ubasute. Sebenarnya tak hanya di Jepang saja yang melakukan tindakan keji ini, di sejumlah negara Asia lain seperti Korea juga pernah melakukan hal ini dalam masyarakatnya.
7. Penjarahan mayat
Bukan menjadi hal aneh melihat banyaknya barang peninggalan dari orang-orang yang bunuh diri di Aokigahara. Tak heran jika pemulung kerap berkeliaran di sana untuk mencari barang-barang berharga yang bisa mereka ambil.
Bahkan, jika mereka menemukan jasad orang yang bunuh diri terlebih dahulu sebelum petugas. Para penjarah akan mengambil semua barang berharga pada jasad tersebut. Tentunya tindakan tersebut sebenarnya dapat memicu kemarahan dari roh yurei.
8. Tim khusus pencari korban
Setiap tahun, rata-rata 100 jenazah bunuh diri ditemukan dan dipindahkan dari Hutan Aokigahara. Namun, jumlah tersebut belum termasuk dengan yang tidak dapat ditemukan di dalam hutan.
Di sana, terdapat tim khusus untuk menemukan jenazah yang mungkin belum pernah ditemukan. Peran tim ini juga sangat penting untuk menggagalkan usaha orang lain untuk bunuh diri.
Jika mereka menemukan orang yang sudah berniat untuk mengakhiri hidupnya, mereka akan segera menolong orang tersebut dan membawa mereka ke rumah aman yang dekat dengan hutan.
Selain itu, juga terdapat kepercayaan bahwa orang yang mengakhiri hidup mereka dengan cara bunuh diri, roh mereka tidak akan bergabung dengan para leluhurnya, melainkan akan terjebak dengan penuh rasa marah.
Maka dari itu, orang-orang yang meninggal dengan cara bunuh diri di Hutan Aokigahara mayatnya akan ditemani oleh seorang petugas semalaman agar arwah tersebut tidak marah.