7 Fakta Terkait Gunung Marapi Meletus – Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) meletus sekitar pukul 14.55 WIB pada Minggu 3 Desember 2023.
7 Fakta Terkait Gunung Marapi Meletus
Salah seorang warga, Zahra mengatakan dirinya sedang tertidur kemudian tergengar gemuruh yang sangat kuat.
“Saya kira awalnya gempa, tapi tidak ada guncangan, kemudian ketika lari ke luar rumah baru terlihat erupsi di Marapi,” ujar Zahra, Minggu 3 Desember 2023.
Usai Gunung Marapi meletus, hujan abu dan batu melanda sejumlah daerah di Agam, Sumatera Barat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melaporkan, setidaknya tercatat 14 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terkena abu dan hujan batu.
“Ini data yang kita peroleh dari masing-masing camat,” kata Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Minggu 3 Desember 2023.
Dia menjelaskan, ke-14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak.
Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
“Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi,” ucap Olkawendri.
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar pun dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Berikut sederet fakta terkait Gunung Marapi meletus di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar).
1. Gunung Marapi Meletus, Warga Berhamburan Panik
Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus pada Minggu 3 Desember 2023, sekitar pukul 14.55 WIB.
Dari Kecamatan Sungai Pua Kabupaten Agam, suara gemuruh terdengar saat erupsi, yang membuat panik warga sekitar dan berlarian ke luar rumah.
Salah seorang warga, Zahra mengatakan dirinya sedang tertidur kemudian tergengar gemuruh yang sangat kuat.
“Saya kira awalnya gempa, tapi tidak ada guncangan, kemudian ketika lari ke luar rumah baru terlihat erupsi di Marapi,” ujarnya, Minggu 3 Desember 2023.
Sementara Petugas Pengamat Gunung Marapi Ahmad Rifandi mengatakan pihaknya masih mengumpulkan data erupsi.
“Sebentar saya sedang menulis laporan,” jelasnya.
2. Terjadi Hujan Abu dan Batu Melanda 14 Kecamatan di Agam
Hujan abu dan batu melanda sejumlah daerah di Agam, Sumatera Barat, usai Gunung Marapi meletus, pada Minggu kemarin 3 Desember 2023.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam melaporkan, setidaknya tercatat 14 dari 16 kecamatan di wilayah tersebut terkena abu dan hujan batu.
“Ini data yang kita peroleh dari masing-masing camat,” kata Sekretaris BPBD Agam Olkawendri di Lubuk Basung, Minggu.
Olka mengatakan, ke-14 kecamatan yang terdampak hujan abu dan batu sebanyak empat kecamatan yakni, Kecamatan Canduang, Sungai Pua, Ampek Angkek dan Malalak.
Sedangkan kecamatan yang terdampak hujan abu sebanyak 10 kecamatan yakni, Kecamatan Banuhampu, Tilatang Kamang, Baso, Tanjung Raya, Lubuk Basung, Ampek Koto, Matur, Tanjung Mutiara, Palembayan dan Kamang Magek.
“Kecamatan Palupuh dan Ampek Nagari tidak terdampak erupsi Gunung Marapi,” katanya.
Ia menambahkan, warga di empat kecamatan terdekat dengan Gunung Marapi masih bertahan di rumah mereka usai gunung tersebut erupsi.
3. Warga Sekitar Diimbau Tidak Keluar Rumah dan Dibagikan Masker
Olkawendri juga mengatakan, warga diimbau tidak ke luar rumah dan memakai masker, agar terhindar dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
“Jangan ke luar rumah dan gunakan masker ketika berpergian,” kata dia.
Ia mengakui, ada sebanyak 47 orang pendaki saat erupsi. Sudah turun sebanyak 19 orang dan yang belum turun 28 orang. BPBD Agam telah berkoordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api Marapi, TWA Gunung Api Marapi, pihak nagari atau desa, kecamatan.
“Mudah-mudahan pendaki turun dengan selamat semuanya,” jelas Olkawendri.
Senada, pemerintah Kota Bukittinggi, Sumatra Barat mengimbau agar warga tidak keluar rumah.
Pemkot Bukittinggi mengatakan, petugas melakukan pembersihan material abu vulkanik di sejumlah tempat, termasuk di lokasi Jam Gadang.
“Kami imbau sementara tidak ke luar rumah, petugas BPBD dan lainnya telah melakukan pembersihan material hujan abu karena erupsi Gunung Marapi, termasuk di lokasi Jam Gadang,” tutur WaliKota Bukittinggi Erman Safar, Minggu (3/12), dilansir Antara.
Warga diminta mematuhi imbauan dari pemerintah dan pihak berwenang terkait kejadian erupsi Gunung Marapi.
Pihaknya juga meminta warga agar tidak panik dan tetap mengunakan masker atau alat pelindung dari abu erupsi.
“Sudah beberapa kali hari ini erupsi terjadi, warga kami minta tidak panik. Tetaplah tenang dan tetap di dalam ruangan. Jika berada di luar ruangan, carilah tempat perlindungan, gunakanlah masker, sapu tangan, atau pakaian untuk menutup mulut dan hidung dari abu erupsi,” kata Erman.
Dampak atau bahaya abu vulkanik, kata Erman, utamanya akan mengganggu pernapasan khususnya pada anak, orang tua, dan orang dengan penyakit paru-paru, seperti asma dan penyakit paru obstuktif kronis (PPOK).
BPBD Kabupaten Agam, Sumatra Barat juga membagikan masker untuk warga sekitar Gunung Marapi. Mereka juga mengingatkan agar warga tetap berada di dalam rumah.
“Masyarakat sudah dibagi masker dan diingatkan agar tetap di dalam rumah,” kata tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BPBD Kabupaten Agam Ade Setiawan.
Hingga saat ini tidak ada korban jiwa dari Gunung Marapi erupsi, namun partikel terkecil berupa batu-batuan menyebar seperti hujan di seluruh Kota Bukittinggi.
4. Kembali Meletus Pagi Ini, Tinggi Kolom Abu Sekitar 800 Meter
Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitasnya pada pagi ini, Senin (4/12/2023). Gunung yang berada di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat ini kembali meletus pada pukul 08.22 WIB.
Kabar itu disampaikan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melalui akun X (dulu twitter).
“Terjadi erupsi G. Marapi pada hari Senin, 04 Desember 2023, pukul 08:22 WIB,” tulis akun X, PVMBG yang dikutip Senin (4/12/2023).
PVMBG mengungkapkan, tinggi kolom abu teramati ± 800 m di atas puncak. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi 68 detik.
5. Puluhan Pendaki Dievakuasi, Tim SAR Cari yang Masih Terjebak
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Eka Damayanti mengatakan total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
“Itu data dari sistem booking online per hari ini,” katanya, Minggu 3 Desember 2023.
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Pihaknya saat ini sedang mengupayakan evakuasi terhadap pendaki lainnya yang masih belum turun dan juga berusaha menghubungi para pendaki.
“Semoga semuanya selamat dan aman,” jelas Eka.
Sementara itu, puluhan pendaki Gunung Marapi masih terjebak di kawasan pendakian usai gunung tersebut meletus hebat pada Minggu 3 Desember 2023.
Kasiops Kantor Sar Padang Hendri kepada kontributor Detikpulsa Novia Harlina di posko pendakian Gunung Marapi, Senin (4/11/2023) mengatakan, dari 75 orang pendaki yang terdata, sudah 49 orang yang dievakuasi. Sementara 26 orang masih dicari, dan 23 pendaki lainnya sudah diketahui lokasinya.
“Kita agak kesulitan melakukan evakuasi,” kata Hendri.
Korban yang terluka terkena abu vulkanik Gunung Marapi sesudah dievakuasi ke puskesmas, RSUD Padang Panjang, dan RS ahmad Muchtar Bukittiggi.
“Ada yang alami hipotermia dan beberapa luka bakar ringan, beberapa ada yang sudah pulang, personel berusaha semaksimal mungkin,” ucap Hendri.
Hingga saat ini, pencarian pendaki yang terjebak di Gunung Marapi masih terus dilakukan
6. Jalur Pendakian Gunung Marapi di Sumbar Ditutup
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) menutup sementara jalur pendakian Gunung Marapi.
Hal ini dilakukan setelah Gunung Marapi erupsi pada Minggu siang, 3 Desember 2023 pukul 14.53 WIB.
“Saat ini booking online ditutup dan semua petugas di pintu masuk sedang berusaha untuk menghubungi semua pendaki. Semoga semuanya aman dan selamat,” kata Pelaksana Harian Kepala BKSDA Sumbar Eka Dhamayanti di Padang, Sumbar, dikutip Antara, Senin (4/12/2023).
Ia menyebut menjelaskan bahwa status Gunung Marapi berada pada level II (waspada) dengan sejumlah rekomendasi.
Pertama, masyarakat yang bermukim di sekitar gunung, pengunjung, atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki pada radius 3 kilometer (km) dari kawah/puncak.
Soal data pendaki ke Gunung Marapi, berdasarkan data booking online BKSDA Provinsi Sumbar tercatat ada 57 pendaki telah check-in melalui pintu masuk Batu Palano. Sedangkan, pendaki dari Koto Batu berjumlah 13 orang.
“Update terkini pendaki yang naik dari Koto Baru sudah berada di pos empat. Sedangkan dari Batu palano yang turun baru berjumlah dua orang,” ucap Eka.
7. Analisa PVMBG Badan Geologi
Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan saat ini Gunung Marapi di Sumatera Barat masih berada pada Status level II atau Waspada.
Hal itu dikatakan oleh Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, usai Gunung Marapi erupsi (meletus) dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 3 ribu meter di atas puncak atau setara 5.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) pukul 14.54 WIB.
“Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur,” ujar Hendra, Bandung, Minggu, 3 Desember 2023.
Hendra mengatakan letusan tersebut ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 30 mm dan durasi sementara ini kurang lebih 4 menit 41 detik.
Adanya letusan ini, Hendra menerangkan PVMBG Badan Geologi, Kementerian ESDM, telah menerbit rekomendasi masyarakat disekitar dan pengunjung atau wisatawan tidak diperbolehkan mendaki Gunung Marapi pada radius 3 Kilometer dari kawah atau puncak.
“Jika terjadi hujan abu, masyarakat dihimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak abu vulkanik bagi kesehatan,” kata Hendra.
Hendra mengimbau agar masyarakat setempat mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh.
Masyarakat yang ada di sekitar Gunung Marapi diharapkan tenang tidak terpancing isuisu tentang letusan Gunung Marapi dari sumber yang tidak diketahui latar belakangnya.
“Masyarakat harap selalu mengikuti arahan dari Pemerintah Daerah,” ucap Hendra.
Hendra menerangkan potensi ancaman bahaya Gunung Marapi dapat berupa Iontaran batu atau pasir diperkirakan berada dalam radius 3 kilometer dari puncak Kawah Verbeek Gunung Marapi.
Sedangkan untuk potensi ancaman dari abu erupsi dapat menyebar yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.
“Terdapat potensi ancaman bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti C02, CO, S02, dan H2S di area kawah Gunung Marapi,” ungkap Hendra.
Berdasarkan Peta Kawasan Rawan Bencana Gunung Marapi, terdapat potensi ancaman bahaya yang dibagi ke dalam tiga tingkatan.
Pertama yakni Kawasan Rawan Bencana-lll (KRB-III), adalah kawasan sumber erupsi, daerah puncak dan sekitarnya yang sangat berpotensi terlanda oleh berbagai macam hasil erupsi dalam bentuk aliran piroklastika, aliran lava, gas vulkanik beracun, jatuhan piroklastik dan Iontaran fragmen batuan (pijar).
“Kawasan ini berada pada radius sekitar 3 kilometer dari pusat erupsi,” Sebut Hendra.
Kedua yakni KRB-II adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran Java, lahar, Iontaran batu (pijar) dan hujan abu lebat. Kawasan ini mencakup daerah dengan radius sekitar 5 kilometer dari pusat erupsi.’
Untuk KRB-I yakni kawasan yang berpotensi terlanda lahar serta banjir dan kemungkinan dapat terkena perluasan lahar atau awan panas serta jatuhan piroklastik.
“Kawasan ini terletak di sepanjang daerah aliran sungai atau di dekat lembah sungai atau di bagian hilir sungai yang berhulu di daerah puncak, sedangkan kawasan yang berpotensi terlanda oleh jatuhan abu dan fragmen batuan kurang dari 2 Centimeter dalam radius 7 kilometer dari pusat erupsi,” tukas Hendra.
Puluhan Pendaki Terjebak saat Erupsi Gunung Marapi di Sumbar
Erupsi Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat terjadi sekitar pukul 14.54 WIB pada Minggu 3 Desember 2023.
Akibat terjadinya erupsi Gunung Marapi yang terjadi tiba-tiba tersebut, puluhan pendaki pun harus dievakuasi.
Menurut Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat Eka Damayanti, total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
“Itu data dari sistem booking online per hari ini,” kata Eka, Minggu 3 Desember 2023.
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Kemudian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat, masih ada 26 orang pendaki yang belum turun dari Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Minggu 3 Desember 2023.
“Masih ada 26 pendaki yang belum turun,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin 4 Desember, dilansir Antara.
Bambang mengatakan, tim gabungan yang meliputi petugas BPBD, TNI, Polri, Kantor Pencarian dan Pertolongan, Palang Merah Indonesia, pemerintah nagari, dan pemerintah kecamatan dengan bantuan dari relawan dan warga masih mencari para pendaki yang belum turun dari Marapi.
Berikut sederet fakta puluhan pendaki yang terjebak erupsi Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat pada Minggu 3 Desember 2023.
1. Ada Puluhan Pendaki Terjebak Erupsi Gunung Marapi
Puluhan pendaki Gunung Marapi yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, dievakuasi akibat erupsi pada Minggu 3 Desember 2023 sekitar pukul 14.54 WIB.
Plh Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat, Eka Damayanti mengatakan total pendaki yang naik ke Gunung Marapi sebanyak 70 orang, yakni 57 orang dari pintu masuk Batu Palano dan 13 orang lainnya dari Koto Baru.
“Itu data dari sistem booking online per hari ini,” kata Eka, Minggu 3 Desember 2023.
Eka menyampaikan, pada pukul 16.55 WIB, pendaki yang naik dar Koto Baru semuanya sudah turun, sementara yang naik dari Batu Palano terpantau baru turun 15 orang.
Pihaknya saat ini sedang mengupayakan evakuasi terhadap pendaki lainnya yang masih belum turun dan juga berusaha menghubungi para pendaki.
“Semoga semuanya selamat dan aman,” jelas Eka.
2. Tim SAR Cari Puluhan Pendaki yang Masih Terjebak di Gunung Marapi
Puluhan pendaki Gunung Marapi masih terjebak di kawasan pendakian usai gunung tersebut meletus hebat pada Minggu 3 Desember 2023.
Kasiops Kantor Sar Padang Hendri kepada kontributor Detikpulsa Novia Harlina di posko pendakian Gunung Marapi mengatakan, dari 75 orang pendaki yang terdata, sudah 49 orang yang dievakuasi.
Sementara 26 orang masih dicari, dan 23 pendaki lainnya sudah diketahui lokasinya.
“Kita agak kesulitan melakukan evakuasi,” kata Hendri, Senin 4 Desember 2023.
Korban yang terluka terkena abu vulkanik Gunung Marapi sesudah dievakuasi ke puskesmas, RSUD Padang Panjang, dan RS ahmad Muchtar Bukittiggi.
“Ada yang alami hipotermia dan beberapa luka bakar ringan, beberapa ada yang sudah pulang, personel berusaha semaksimal mungkin,” katanya.
Hingga saat ini, pencarian pendaki yang terjebak di Gunung Marapi masih terus dilakukan.
3. Sebanyak 11 Pendaki Gunung Marapi Ditemukan Meninggal Dunia
Sebanyak 11 pendaki Gunung Marapi ditemukan meninggal dunia usai gunung tersebut erupsi hebat, Minggu 3 Desember 2023. Kepala Kantor SAR Kota Padang, Sumatera Barat, Abdul Malik membenarkan adanya informasi tersebut.
“Pencarian hingga pukul 07.10 WIB tim gabungan berhasil menemukan tiga orang dalam keadaan selamat dan 11 orang meninggal dunia,” kata Kepala Kantor Sar Kota Padang Abdul Malik di Padang, Senin 4 Desember 2023.
Abdul mengatakan, jumlah survivor yang berhasil didata tim gabungan yakni sebanyak 75 orang dimana 49 orang di antaranya berhasil dievakuasi dengan kondisi selamat.
Sebagian dari pendaki yang dievakuasi tersebut dibawa ke rumah sakit di Kota Bukittinggi dan Kota Padang Panjang untuk mendapatkan perawatan intensif. Sementara, beberapa pendaki telah kembali ke rumah masing-masing.
“Saat ini tim masih dalam proses evakuasi dari puncak Gunung Marapi ke bawah,” kata dia.
Terakhir, saat ini tim gabungan masih konsentrasi mencari 12 pendaki yang belum diketahui keberadaannya.
Terkait 11 korban meninggal dunia tersebut SAR Padang belum bisa memberikan identitas korban karena masih dalam tahap pendataan.
4. Evakuasi Pendaki Gunung Marapi Terkendala Cuaca Buruk dan Erupsi Susulan
Evakuasi puluhan pendaki yang menjadi korban erupsi Gunung Marapi masih berlangsung hingga kini.
Tim gabungan menghadapi sejumlah kendala dalam evakuasi pendaki Gunung Marapi.
Kasiops Kantor SAR Padang Hendri mengatakan kendala tim di jalur evakuasi yakni kondisi cuaca yang tidak mendukung sejak erupsi, kemudian juga terdapat erupsi susulan.
“Tadi malam hujan kemudian juga erupsi susulan sangat sering terjadi,” kata Hendri, Senin 4 Desember 2023.
Ia mengatakan ketika proses evakuasi, erupsi Gunung Marapi susulan terjadi sehingga tim gabungan harus mencari tempat berlindung terlebih dahulu. Hingga Senin pagi, erupsi susulan masih terus terjadi.
Sementara pantauan di lapangan, para keluarga dan kerabat korban sudah mendatangi pos informasi dan juga asa keluarga korban yang menunggu di pos Marapi di pintu masuk Batu Palano.
5. BPBD Agam Sebut 26 Pendaki Belum Turun dari Gunung Marapi, Ini Daftar Namanya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat masih ada 26 orang pendaki yang belum turun dari Gunung Marapi yang mengalami erupsi pada Minggu 3 Desember 2023.
“Masih ada 26 pendaki yang belum turun,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Agam Bambang Warsito di Lubuk Basung, Senin 4 Desember 2023, dikutip dari Antara.
Bambang mengatakan, tim gabungan yang meliputi petugas BPBD, TNI, Polri, Kantor Pencarian dan Pertolongan, Palang Merah Indonesia, pemerintah nagari, dan pemerintah kecamatan dengan bantuan dari relawan dan warga masih mencari para pendaki yang belum turun dari Marapi.
“Kami berupaya mencari keberadaan korban secara maksimal hingga seluruhnya bisa ditemukan,” katanya.
Bambang menyampaikan, total ada 54 orang pendaki yang berada di Marapi saat gunung api itu mengalami erupsi dan 28 orang di antaranya sudah turun dari gunung.
Menurut dia, di antara pendaki yang sudah turun dari Marapi ada sembilan orang yang menjalani perawatan di rumah sakit.
“Tiga orang dirawat di RSAM Bukittinggi dan enam orang di RSUD Padang Panjang,” katanya, menambahkan, sebanyak 19 pendaki lainnya sudah pulang ke rumah masing-masing.
Menurut data BPBD Kabupaten Agam, pendaki yang belum turun dari Marapi adalah:
1. Ahmad Firman
2. Siska Afrina,
3. M. Rido kurniawan,
4. M. Arbi Muharman
Berikut nama-nama korban erupsi Marapi yang sudah teridentifikasi:
1. Muhammad Adan (21 tahun/Mahasiswa UIR Riau).
2. Nazatra Adzin Mufadhal (22 tahun/Mahasiswa UIR Riau).
3. Muhammad Teguh Amanda (19 tahun/Mahasiswa PNP Padang).
4. Muhammad Al Fikri (19 tahun/Padang).
5. Nurva Afitri (27 tahun/Pariaman).
6. Irfandi Putra (21 tahun/Solok/Mahasiswa).
7. M. Wilki Syaputra (20 tahun/Pekanbaru).
8. Aditya Prasetyo (20 tahun/Padang/Mahasiswa).
9. Afrandia Junaidi (26 tahun/Padang Pariaman/Mahasiswa).
10. Yasirli Amri (20 tahun/Tanah Datar/Mahasiswa).
11. Divo Suhandra (26 tahun/Padang Pariaman/Mahasiswa).
12. Filhan Alfiqh Faizin (18 tahun/Padang/Mahasiwa).
13. Wahlul Alde Putra (19 tahun/Padang/bekerja).
14. Riski Rahmat Hidayat (20 tahun/20 tahun/Padang).
15. Reyhani Zahra Fadli (18 tahun/Padang/Mahasiswa).
16. Muhammad Iqbal (23 tahun/Padang/Polri).
17. Lenggo Baren (19 tahun/Tapanuli Utara/Mahasiswa).
18. Zikri Habibi (19 tahun/Padang/Mahasiswa).
19. Novita Intan (39 tahun/Padang/IRT).
20. Liarni (22 tahun/Jambi/Mahasiswa).
21. Ilham Nanda Bintang (21 tahun/Pekanbaru/Mahasiswa).
22. Frengky Candra Kusuma (23 tahun/Solok Selatan/Mahasiswa).
6. Sebanyak 14 Petugas dari Riau Dikirim ke Gunung Marapi Bantu Evakuasi Pendaki
Badan Penyelamatan dan Pencarian Nasional atau Basarnas Pekanbaru mengirimkan 12 personel ke Gunung Marapi.
Mereka akan bergabung dengan 4 petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau melakukan pencarian pendaki gunung pascaerupsi.
Belasan personel gabungan dari Riau ini akan mencari pendaki Gunung Marapi yang belum ditemukan bersama petugas setempat. Petugas sampai ke lokasi pada Senin malam, 4 Desember 2023.
“Estimasi perjalanan 6 jam, personel dari Pekanbaru melakukan perkuatan Basarnas Padang,” kata Kepala Basarnas Pekanbaru Budi Cahyadi, Senin petang.
Budi menjelaskan, bantuan tidak hanya dari Pekanbaru tapi juga dari Basarnas Jambi dan Bengkulu. Personel akan membawa sejumlah peralatan evakuasi dan penyelamatan.
“Membawa alat pelindung diri, BPBD Riau juga mengirimkan tim, bersinergi dengan BPBD karena tim rescue tidak berbatas wilayah administrasi, maka kami beri penguatan ke sana,” tuturnya.
Budi menyebut tim berangkat dengan rescue truck dan mobil operasional. Tim juga membawa tenda kemudian peralatan mountaineering dan obat-obatan.
“Obat-obatan khusus untuk personel juga karena personel harus menjaga stamina di lapangan,” jelas Budi.
Budi mengatakan, tim akan langsung bergabung ke lapangan. Tim akan berkoordinasi dengan tim yang sudah ada di lapangan, terkait dengan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
“Pencarian di sisi mana, dengan potensi-potensi yang terjadi apa saja,” imbuh dia.
Budi berpesan kepada tim rescue untuk tetap dibawah kendali posko SAR Padang.
“Bekerjanya harus terintegrasi, tidak bisa sendiri-sendiri, berkolaborasi dengan instansi yang ada di lapangan,” ujar Budi.
Untuk keluarga pendaki yang belum ditemukan, Budi juga memohon doa. Agar pendaki yang dicari bisa ditemukan dalam kondisi selamat.
“Kita berharap keselamatan dari Tuhan,” jelas Budi.
7. Kesaksian Pendaki Gunung Marapi saat Detik-Detik Erupsi
Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) erupsi pada Minggu petang, 3 Desember 2023.
Saat gunung api di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu melontarkan abu vulkanik, dilaporkan ada 75 pendaki berada di kawasan Gunung Marapi.
Dari jumlah itu, 29 di antaranya berasal dari Provinsi Riau. Sebanyak 6 pendaki gunung dari Bumi Lancang Kuning dikabarkan belum turun dan masih dalam proses pencarian oleh pihak berwenang.
Salah satu yang berhasil turun adalah Muhammad Afif. Warga Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau itu, mengingat detik-detik erupsi terjadi saat dia bersama 2 temannya baru naik.
Afif bercerita, dia berangkat bersama 3 kawannya dari daerah berbeda. Mereka naik dari Batu Palano, Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Dalam perjalanan naik gunung, Afif mendengar gemuruh seperti pesawat melintas dari dekat. Tak lama berselang , Afif dan rekannya dikagetkan dengan hujan batu.
“Setelah mendengar suara pesawat, terus keluar asap hingga turun batu dari atas kayak hujan batu gitu, langsung kami sembunyi di jalur tikus,” ujar Afif, Senin siang, 4 Desember 2023.
Afif tak langsung turun karena menunggu situasi tenang dulu. Begitu ada kesempatan, dia perlahan turun hingga sampai ke pos Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam.
“Sekitar jam 6 sore kami sampai ke pos BKSDA, jadi saat itu kami belum sampai puncak, kami turun sendiri, saat itu bantuan belum datang” katanya.
Afif mengaku panik dan syok dengan kejadian yang dialaminya, begitu juga dengan rekannya.
“Saya sudah empat kali mendaki Gunung Marapi, baru kali ini merasakan erupsi,” jelasnya.
Kisah Pilu Korban Erupsi Gunung Marapi, Mereka yang Berhasil Selamat hingga Meninggal Dunia
Erupsi Gunung Marapi yang terjadi pada Minggu sore 3 Desember 2023 menelan korban jiwa. Saat insiden terjadi, Gunung Marapi di Kabupaten Agam, Sumatera Barat yang berstatus Level II atau waspada itu sedang didaki 75 orang.
Dari 75 orang yang sedang mendaki saat erupsi Gunung Marapi, sebanyak 23 orang menjadi korban meninggal dunia. Banyak kisah pilu di balik terjadinya erupsi Gunung Merapi tersebut.
Pendaki terakhir yang hilang setelah erupsi Gunung Marapi akhirnya ditemukan pada Rabu 6 Desember 2023. Nyawanya tidak selamat.
Ia adalah Siska Afrina. Jenazahnya baru bisa diidentifikasi jelang tiga hari akan diwisuda.
“Korban terakhir yang terdata berjenis kelamin perempuan atas nama Siska, demikian informasi dari posko pencarian erupsi Gunung Marapi,” tulis akun resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDP) Kota Bukittinggi @bpbd.kotabukittinggi, diunggah Rabu, 6 Desember 2023.
Mahasiswa Universitas Negeri Padang itu seharusnya akan wisuda pada 17 Desember 2023.
Perjuangannya dalam menyelesaikan kuliahnya tertuang di kata pengantar terakhir skripsi.
Ia telah menjalani sidang komprehensif pada November kemudian resmi bergelar S.Pd atau sarjana pendidikan.
“Siska Afrina calon wisudawan kampus UNP yang sudah terdaftar dan memenuhi segala berkas beberapa hari sebelum keberangkatannya mendaki Gunung Marapi,” tulis akun @goresanluka31.
Kemudian ada pula kisah pilu Yasirli Amri. Perempuan pendaki gunung penuh debu yang video viral di media sosial usai erupsi Gunung Marapi itu, dipastikan meninggal dunia.
Beberapa saat setelah terjadinya erupsi, video Yasirli Amri viral di media sosial, dalam video itu ia mengucapkan sesuatu, namun tidak begitu jelas.
Yasirli merupakan mahasiswa semester 3 di Politeknik Negeri Padang berusia 20 tahun. Ia dievakuasi pada Selasa 5 Desember 2023.
Berikut sederet kisah pilu dari korban selamat hingga yang ditemukan meninggal dunia akibat menjadi korban erupsi Gunung Marapi pada Minggu sore 3 Desember 2023.
1. Cerita Korban Selamat Erupsi Gunung Marapi, Berlindung di Pohon dari Kejaran Abu Vulkanik
Sebanyak 25 pendaki asal Provinsi Riau di Gunung Marapi dinyatakan selamat. Salah satunya Sri Wahyuni, perempuan 21 tahun asal Kota Pekanbaru yang sampai ke Puncak Merpati.
Puncak Merpati selalu jadi tujuan pendaki Gunung Marapi. Pendaki biasanya mencari kesempatan untuk menikmati matahari terbit dan turun siang menjelang petang di lokasi ini.
Sri sudah tiba di Pekanbaru usai turun menyelamatkan diri. Dia bercerita sampai ke puncak pada Minggu pagi, 3 Desember 2023, tepatnya pukul 07.50 WIB.
Beberapa jam menikmati keindahan ciptaan Tuhan dari Puncak Merpati Gunung Marapi, Sri bersama 9 teman pendaki lainnya turun ke camp atau tempat berkemah.
“Sampai di camp pukul 13.35 WIB, nah erupsinya itu sekitar jam 14.45 WIB, posisinya kami saat itu masih berada di pos 5,” kata Sri, Rabu siang, 6 Desember 2023.
Tak ada di benak Sri bahwa Gunung Marapi erupsi. Apalagi tidak ada peringatan dari petugas terkait di gunung.
Beberapa menit dalam perjalanan turun gunung, Sri mendengar suara letusan keras. Sri dan temannya saling bertatapan menyiratkan pertanyaan apa yang terjadi.
“Tidak lama setelah itu terjadi hujan batu dan ranting pohon berjatuhan,” kata Sri.
Tanpa aba-aba, Sri berlari sekencang-kencangnya diikuti langkah cepat teman yang lain. Sri mencari pohon besar untuk berlindung dan sembunyi dari kejaran abu vulkanik.
“Mencari perlindungan di bawah pohon besar, kami bersembunyi di situ terus,” ucap Sri.
Setelah hujan abu reda, Sri dan rekannya kembali lari ke bawah tanpa berhenti. Dia pun akhirnya sampai ke pos 3 dan ketemu dengan 3 kawan yang sudah duluan turun.
“Ketika sudah kumpul semua, kami sama-sama lari ke bawah sekuat tenaga tanpa henti,” jelasnya.
Sri akhirnya sampai di pos 2 lalu berhenti sejenak. Kemudian lari kembali ke bawah dan sampai di pos BKSDA dengan selamat.
“Ada salah satu teman kakinya yang keseleo,” ungkapnya.
Sri beserta 9 rekannya langsung pulang, dikarenakan tinggal di Pekanbaru. Hal itu dikarenakan syok saat erupsi Gunung Marapi.
“Yang jelas, suara ledakannya besar, sampai sekarang juga masih terngiang suara ledakannya,” kata Sri.
“Saya berharap, agar Gunung Marapi cepat pulih, dan teruntuk teman-teman yang mendaki tolong dijaga,” harapnya.
2. Kesaksian Pendaki Gunung Marapi saat Detik-Detik Erupsi, Dengar Gemuruh seperti Pesawat
Gunung Marapi di Sumatra Barat (Sumbar) erupsi pada Minggu petang, 3 Desember 2023.
Saat gunung api di Kabupaten Agam dan Tanah Datar itu melontarkan abu vulkanik, dilaporkan ada 75 pendaki berada di kawasan Gunung Marapi.
Dari jumlah itu, 29 di antaranya berasal dari Provinsi Riau. Sebanyak 6 pendaki gunung dari Bumi Lancang Kuning dikabarkan belum turun dan masih dalam proses pencarian oleh pihak berwenang.
Salah satu yang berhasil turun adalah Muhammad Afif. Warga Bangkinang, Kabupaten Kampar, Riau itu, mengingat detik-detik erupsi terjadi saat dia bersama 2 temannya baru naik.
Afif bercerita, dia berangkat bersama 3 kawannya dari daerah berbeda. Mereka naik dari Batu Palano, Sungai Pua, Kabupaten Agam.
Dalam perjalanan naik gunung, Afif mendengar gemuruh seperti pesawat melintas dari dekat. Tak lama berselang , Afif dan rekannya dikagetkan dengan hujan batu.
“Setelah mendengar suara pesawat, terus keluar asap hingga turun batu dari atas kayak hujan batu gitu, langsung kami sembunyi di jalur tikus,” ujar Afif, Senin siang, 4 Desember 2023.
Afif tak langsung turun karena menunggu situasi tenang dulu. Begitu ada kesempatan, dia perlahan turun hingga sampai ke pos Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam.
“Sekitar jam 6 sore kami sampai ke pos BKSDA, jadi saat itu kami belum sampai puncak, kami turun sendiri, saat itu bantuan belum datang,” kata Afif.
Afif mengaku panik dan syok dengan kejadian yang dialaminya, begitu juga dengan rekannya.
“Saya sudah empat kali mendaki Gunung Marapi, baru kali ini merasakan erupsi,” jelas Afif.
3. Kisah Zhafirah Zahrim Febrina Kirim Pesan Suara ke Ibunya Usai Terkena Erupsi Gunung Marapi
Gunung Marapi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus dahsyat pada Minggu, 3 Desember 2023, sekitar pukul 14.55 WIB.
Data terakhir pada Rabu 6 Desember 2023, tercatat 22 pendaki meninggal dunia akibat erupsi Gunung Marapi, 52 orang selamat, dan seorang masih dicari oleh tim gabungan.
Salah seorang yang berhasil selamat adalah Zhafira Zahrim Febrina. Pendaki perempuan itu diketahui sempat mengirim pesan ke ibunya.
Videonya yang terkena hujan abu vulkanik kemudian sudah tersebar luas dan diunggah ulang oleh warganet di lini masa, salah satunya akun TikTok @jejakpendakiofficial, pada Selasa, 5 Desember 2023.
“Bu Ivy udah nggak kuat bu, badan Ivy menggigil, kepala Ivy udah berdarah, tangan Ivy patah, bu tolong cariin bantuan,” suara wanita yang biasa dipanggil Ivy itu terdengar tak berdaya.
Di pesan suara selanjutnya, ia mengatakan,”Bu baterainya udah lemah nggak aktif, cari aja di titik terakhir dan jalan lurus ke depannya,” tutup Ivy.
Lewat akun Tiktok pribadinya, @tingkiyuff, Zhafira merupakan mahasiswi Politeknik Negeri Padang jurusan Teknik Sipil.
Ia juga sempat menunjukkan kemampuannya dalam pencak silat lewat salah satu unggahan.
4. Kisah Ilham Tetap Nekat Berangkat ke Gunung Marapi Meski Dilarang hingga Jadi Korban Meninggal
Pendaki Gunung Marapi meninggal dunia dari Provinsi Riau, Ilham Nanda Bintang, sudah dimakamkan pihak keluarga. Jenazah mahasiswa Universitas Islam Riau Fakultas Hukum itu tiba Rabu malam, 6 Desember 2023.
Sampai di rumah duka, jenazah pendaki Marapi tersebut diselenggarakan pihak keluarga.
Pria 21 tahun itu dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) Jalan Sudimoro, Kecamatan Tenayan Raya.
Isak tangis keluarga mengiringi pemakaman korban. Rekan sejawat silih berganti datang ke rumah duka di Jalan Sepakat, Kecamatan Tenayan Raya, mendoakan korban.
Kakak ipar korban Dwi Kurnia Putra menyebut Ilham pamit kepada kakaknya untuk mendaki gunung pada Sabtu, 2 Desember 2023. Pihak keluarga sempat melarang karena khawatir dengan keselamatan korban.
“Pamit sama kakaknya, sempat dilarang tapi tetap berangkat, kakaknya berpesan agar hati-hati,” kata Dwi.
Dwi menyebut tidak pamit ke dirinya karena saat itu sedang bekerja. Selama korban pergi, pihak keluarga risau dan selalu mendoakan korban.
“Dia berangkat dari Pekanbaru bersama 6 temannya, ketemu saya terakhir Jum’at,” kata Dwi.
Selama Ilham pergi, pihak keluarga tidak berkomunikasi dengan korban. Hingga akhirnya pada Minggu petang, 3 Desember 2023, mendapatkan kabar erupsi Gunung Marapi dari media sosial.
“Langsung kami telepon tapi nomornya sudah tidak aktif lagi,” ujar Dwi.
Tak ingin menunggu tanpa kepastian, pihak keluarga langsung berangkat ke Sumatra Barat.
Keluarga mencari informasi ke posko yang dibuat pihak terkait hingga Ilham ditemukan pada Selasa dengan kondisi meninggal dunia.
Ilham merupakan 29 pendaki gunung asal Riau. Ilham merupakan korban keempat meninggal dunia dari Riau bersama 2 mahasiswa Universitas Islam Riau lainnya dan 1 pekerja.
5. Cerita Orang Tua Korban Erupsi Gunung Marapi, Sang Anak Dahulukan Keselamatan Teman-Teman
Duka mendalam menyelimuti keluarga Nazatra Adzin Mufadhal. Satu persatu kerabat dan rekan sejawat datang ke rumah korban erupsi Gunung Marapi itu di Jalan Kapau Sari, Kecamatan Kulim, Kota Pekanbaru, Riau.
Jenazah pendaki Gunung Marapi tersebut dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jalan Seroja, Selasa siang, 5 Desember, sekitar pukul 10.00 WIB. Usai pemakaman, rumah korban silih berganti didatangi pelayat.
Mahasiswa Universitas Islam Riau Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan itu merupakan anak dari pasangan Nazlil Huda (56) dan Yuliza Elita (52). Dia anak kedua dari 2 orang bersaudara.
Nazlil bercerita, Nazatra pamit pergi ke Sumatra Barat (Sumbar) untuk mendaki Gunung Marapi pada Jumat petang, 1 Desember 2023. Korban berangkat bersama enam temannya menggunakan mobil.
“Dia ini pergi sebagai pemandu temannya, dia sudah sering pergi mendaki ke Marapi,” ujarnya.
Sang ayah sempat melarang anaknya pergi mendaki karena sudah ada firasat kurang enak. Hanya saja, sang anak tetap ingin pergi.
“Saya bilang lain kali saja, perasaan saya saat itu memang agak kurang enak tapi dia tetap mau pergi mendaki,” kata Nazlil.
Setelah sampai ke Bukittinggi pada Sabtu, 2 Desember 2023, korban menelepon memberitahu sudah sampai dan hendak mendaki Gunung Marapi. Keesokan harinya tersiar kabar Gunung Marapi erupsi.
“Saya telepon, tapi sudah tak masuk,” sebut Nazlil.
Nazlil dan istrinya mencoba untuk tenang dan berdoa agar sang anak selamat. Hingga Senin pagi sampai siang, 4 Desember 2023, keluarga tak kunjung mendapat kabar.
Pada sorenya, Nazlil mendapat kabar bahwa Nazatra ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Nazlil dan istrinya langsung berangkat ke Bukittinggi menjemput jenazah anaknya. Dia sempat melihat kondisi korban, yang terdapat luka di kepala bagian belakang.
“Kami jemput ke Bukittinggi. Sampai ke Pekanbaru jam empat subuh tadi,” kata Nazlil.
Pada saat erupsi Gunung Marapi, imbuh Nazlil, Nazatra berada di atas gunung. Menurutnya, ada kemungkinan bisa selamat bila cepat turun gunung tapi sang anak menyelamatkan barang-barang bawaan dan meminta temannya turun duluan.
“Anak saya ini menyuruh dua temannya turun duluan tapi, ya sudah takdirnya meninggal,” imbuh Nazlil.
Nazlil menyebut, Nazatra sosok anak yang penurut dan punya banyak teman. Keduanya mengaku tegar menghadapi cobaan ini meskipun sesekali suaranya bergetar diiringi mata berkaca-kaca menceritakan korban.
“Ini sudah takdir anak saya,” ucap Nazlil.
6. Yasirli Amri, Pendaki Gunung Marapi Penuh Debu yang Videonya Viral di Medsos Meninggal Dunia
Yasirli Amri, perempuan pendaki gunung penuh debu yang video viral di media sosial usai erupsi Gunung Marapi, dipastikan meninggal dunia. Yasirli dimakamkan di kampung halamannya di Kabupaten Tanah Datar Sumatera Barat.
Beberapa saat setelah terjadinya erupsi, video Yasirli Amri viral di media sosial, dalam video itu ia mengucapkan sesuatu, namun tidak begitu jelas.
Yasirli merupakan mahasiswa semester 3 di Politeknik Negeri Padang berusia 20 tahun. Ia dievakuasi pada Selasa 5 Desember 2023.
Kakak Kandung dari Yasirli, Frans Swamitran menyampaikan, Yasirli pada Selasa malam sudah diidentifikasi oleh tim DVI Polda Sumbar di RS Ahmad Mochtar Bukittinggi.
“Betul, adik saya yang ada video beredar di media sosial itu,” katanya, Selasa 5 Desember 2023.
Frans menyampaikan ketika erupsi terjadi, adiknya mencoba meminta tolong melalui video tersebut. Yasirli juga sempat berkomunikasi melalui sambungan telepon seluler pascaerupsi.
“Setelah dia kontak kami, kami mintak tolong kepada walinagari setempat,” ujarnya.
Yasirli anak kedua dari dua bersaudara, pendakian ini merupakan kali pertama bagi Yasirli. Ia juga meminta izin kepada keluarga sebelum berangkat mendaki gunung.
7. Cerita Siska Afrina Korban Erupsi Gunung Marapi, Jenazah Baru Teridentifikasi 3 Hari Jelang Wisuda
Duka mendalam dirasakan oleh keluarga korban erupsi Gunung Marapi. Gunung yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, meletus dan memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter pada Minggu sore, 3 Desember 2023.
Ketika insiden terjadi, gunung yang berstatus Level II atau waspada itu sedang didaki 75 orang. Salah seorang diantaranya adalah Siska Afrina. Jenazahnya baru bisa diidentifikasi jelang tiga hari akan diwisuda.
“Korban terakhir yang terdata berjenis kelamin perempuan atas nama Siska, demikian informasi dari posko pencarian erupsi Gunung Marapi,” tulis akun resmi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDP) Kota Bukittinggi @bpbd.kotabukittinggi, diunggah Rabu, 6 Desember 2023.
Siska merupakan korban terakhir yang ditemukan dari total 23 korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi. Mahasiswa Universitas Negeri Padang itu seharusnya akan wisuda pada 17 Desember 2023.
“Siska Afrina calon wisudawan kampus UNP yang sudah terdaftar dan memenuhi segala berkas beberapa hari sebelum keberangkatannya mendaki Gunung Marapi,” tulis akun @goresanluka31, diunggah Kamis 7 Desember 2023.
Perjuangannya dalam menyelesaikan kuliahnya tertuang di kata pengantar terakhir skripsi.
Ia telah menjalani sidang komprehensif pada November kemudian resmi bergelar S.Pd atau sarjana pendidikan.
Namun, takdir berkata lain. Jadwal wisuda yang semula akan dilangsungkan pada 9 Desember 2023, ternyata diundur menjadi 17 Desember 2023.
Tapi, Siska ternyata telah mendahului teman-temannya yang akan diwisuda. Untuk mengenangnya, nama, foto, dan gelarnya telah ditayangkan lebih dulu di auditorium sebagai pertanda kepergiannya selama-lamanya.
Berbagai ucapan bela sungkawa pun mengalir dari teman dan sahabatnya yang mengenalnya dekat maupun para warganet yang ikut menyesal dengan kepergiannya.
Dari berbagai unggahan video, Siska tampak bahwa ia memiliki banyak teman. Salah satunya mengunggah tribut untuk mengenang kebersamaan mereka.
“Tidak ada kata yang terindah selain doa, terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama ini, terima kasih sudah menjadi kuat selama ini kamu wanita hebat!!!” tulis salah seorang sahabatnya di akun TikTok @srilidyarahmadani, yang diunggah Kamis (7/12/2023).
Ia memberikan cuplikan potret kebersamaannya dengan Siska, termasuk percakapan terakhir saat mengetahui kabar Gunung Marapi meletus.
Ia sempat mengirimkan pesan teks, tetapi Siska tak pernah membalasnya.
“Saatnya kamu beristirahat dengan tenang di surga Allah. Husnul khatimah cikakuu,” tutupnya.