3 Hal Ini Disebabkan Oleh Gigitan Nyamuk Wolbachia – Nyamuk Wolbachia memang bisa menurunkan tingkat penularan demam berdarah pada manusia. Tapi, ada efek lain juga yang bisa dialami manusia saat digigit nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia ini.
3 Hal Ini Disebabkan Oleh Gigitan Nyamuk Wolbachia
Wolbachia sebenarnya bukanlah jenis nyamuk. Wolbachia adalah bakteri yang sengaja disuntikkan ke nyamuk Aedes aegypti penyebab demam berdarah.
Wolbachia sendiri merupakan jenis bakteri yang bisa hidup di sel-sel serangga. Tapi, bakteri ini tidak bisa menular ke manusia.
Efek gigitan nyamuk Wolbachia
Peneliti utama riset nyamuk ber-Wolbachia di Yogyakarta Profesor Adi Utarini menyebut, nyamuk ini memang bisa menurunkan gejala demam berdarah hingga menurunkan risiko terpapar.
Tapi di luar itu, ada juga efek lain yang bisa dialami manusia karena gigitan nyamuk Wolbachia.
1. Gatal
Selayaknya gigitan nyamuk pada umumnya, rasa gatal akan muncul saat Anda digigit nyamuk Wolbachia. Rasa gatal biasanya muncul di area bekas gigitan.
Namun, tak semua orang bakal merasa gatal setelah digigit nyamuk ini. Ada juga orang-orang yang tidak merasakan gatal sama sekali.
2. Bentol
Selain gatal, bentol di bekas gigitan juga bisa dialami. Namun, sama dengan efek gatal, bentol ini juga bisa saja tidak muncul.
Jika selama ini Anda tidak pernah mengalami efek apa pun saat digigit nyamuk, maka hal itu juga akan berlaku saat digigit nyamuk ber-Wolbachia.
3. Bintik kemerahan
Bintik kemerahan bisa muncul di area bekas gigitan nyamuk ber-Wolbachia. Tapi sama dengan gatal dan bentol, efek ini juga bisa saja tidak muncul sama sekali.
Namun yang pasti, masyarakat diimbau untuk tidak khawatir akan gigitan nyamuk Wolbachia.
Pasalnya, bakteri Wolbachia tak akan bisa tumbuh dan berkembang biak di tubuh manusia.
Jangan Panik, Gigitan Nyamuk Wolbachia Memang Bikin Bentol tapi Tak Tularkan Virus DBD
Rasa penasaran publik mencuat soal bagaimana efek gigitan nyamuk wolbachia. Sebab, pada umumnya ketika nyamuk Aedes aegypti pembawa vektor dengue menggigit, bisa menimbulkan rasa gatal dan bentol-bentol, bahkan menularkan virus.
Direktur Pusat Kedokteran Tropis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, mengatakan, masyarakat tak perlu khawatir terhadap gigitan nyamuk ber-wolbachia.
Efek gigitan nyamuk seperti gatal dan bentol-bentol tetap ada, tapi si nyamuk tidak menularkan virus dengue.
Ini karena penambahan bakteri wolbachia yang ada pada nyamuk membuat virus dengue tidak bereplikasi.
“Tidak ada yang berubah dari nyamuknya. Yang terjadi adalah semacam mekanisme bloking sehingga dampak gigitan nyamuk sama saja, kecuali bahwa tidak menularkan virus,” ujar Riris menjawab pertanyaan Health Detikpulsa saat Media Briefing: Mengenal Wolbachia dan Fungsinya untuk Mencegah Demam Berdarah Dengue, Senin (20/11/2023).
“Ya gatalnya masih sama, bentolnya juga sama,” ujarnya.
Nyamuk Wolbachia Memblok Replikasi Virus Dengue
Wolbachia berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti.
Akibatnya, nyamuk yang mengandung bakteri wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus penyebab DBD.
Tidak Ada Efek Bakteri Wolbachia
Peneliti Bakteri Wolbachia dan Demam Berdarah dari Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan keperawatan Universitas Gadjah Mada, Adi Utarini, menambahkan, efek digigit nyamuk wolbachia lebih terhadap gigitannya saja.
Tidak ada efek wolbachia yang masuk ke dalam tubuh manusia bila si nyamuk menggigit.
“Saat menggigit manusia, maka efek sampingnya merupakan efek gigitan nyamuknya, bukan wolbachianya. Dan ini bervariasi dari satu orang ke orang lainnya. Ada yang bentol-bentol dan ada yang juga tidak,” Uut, sapaan akrabnya, menambahkan.
Nyamuk Tak Mampu Lagi Tularkan Virus Dengue
Wolbachia berperan dalam memblok replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk. Akibatnya nyamuk yang mengandung wolbachia, tidak mampu lagi untuk menularkan virus dengue ketika nyamuk tersebut menghisap darah orang yang terinfeksi virus dengue.
Adi Utarini memaparkan, wolbachia terdapat dalam telur nyamuk sehingga bakteri ini akan diturunkan dari satu generasi nyamuk ke generasi berikutnya.
Akibatnya, dampak perlindungan wolbachia terhadap penularan dengue bersifat berkelanjutan (sustainable).
Kurangi Kejadian Demam Berdarah
Pendekatan wolbachia telah terbukti mengurangi secara signifikan kejadian penyakit demam berdarah dan kebutuhan rawat inap bagi penderita penyakit tersebut.
Penurunan ini tentu saja akan berdampak pada penghematan biaya yang signifikan dalam pengendalian dengue bagi negara yang menerapkannya.
“Pendekatan ini sangat efektif dalam pengendalian penyakit yang ditularkan oleh nyamuk di wilayah perkotaan besar yang berpenduduk padat dan dengan tingkat insidensi dengue yang tinggi,” kata Uut dalam keterangan resmi, Sabtu (18/11/2023).
Wolbachia Turunkan Kejadian Demam Berdarah
Riris Andono Ahmad melanjutkan, uji coba nyamuk ber-wolbachia yang sebelumnya dilakukan di Yogyakarta pada tahun 2022 terbukti efektif.
“Hasilnya, di lokasi yang telah disebar wolbachia terbukti mampu menekan kasus demam berdarah hingga 77 persen, di samping menurunkan kebutuhan rawat inap pasien dengue di rumah sakit sebesar 86 persen,” lanjutnya.
Efektivitas pemanfaatan teknologi wolbachia untuk menurunkan kejadian demam berdarah juga sudah dibuktikan di 13 negara lain, yaitu di Australia, Brazil, Colombia, El Salvador, Sri Lanka, Honduras, Laos, Vietnam, Kiribati, Fiji, Vanuatu, New Caledonia, dan Meksiko.
Di Indonesia, teknologi wolbachia yang digunakan diimplementasikan dengan metode ‘penggantian’, yang mana baik nyamuk jantan dan nyamuk betina wolbachia dilepaskan ke populasi alami.
Tujuannya, agar nyamuk betina kawin dengan nyamuk setempat dan menghasilkan anak-anak nyamuk yang mengandung wolbachia. Pada akhirnya, hampir seluruh nyamuk di populasi alami akan memiliki wolbachia.
Wolbachia
Wolbachia adalah jenis bakteri intraseluler yang umumnya ditemukan pada artropoda, termasuk nyamuk. Berikut adalah beberapa fakta terkait gigitan nyamuk Wolbachia:
Efek pada Manusia:
Gigitan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia pada dasarnya tidak berbeda dalam rasa atau gejala yang muncul dibandingkan dengan gigitan nyamuk biasa.
Wolbachia sendiri tidak menyebabkan penyakit pada manusia melalui gigitan nyamuk. Fokus utama penelitian dan penggunaan Wolbachia biasanya terkait dengan upaya pengendalian penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk, seperti demam berdarah dan penyakit lainnya.
Penggunaan Wolbachia dalam Pengendalian Nyamuk:
Wolbachia telah diidentifikasi sebagai agen pengendalian biologis yang potensial terhadap penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk.
Beberapa penelitian dan uji coba lapangan telah menunjukkan bahwa menyebarkan Wolbachia pada populasi nyamuk dapat mengurangi kemampuan nyamuk untuk menyebarkan penyakit tertentu, seperti virus dengue.
Wolbachia menginfeksi sel-sel nyamuk dan mempengaruhi kemampuan nyamuk tersebut untuk menyebarkan virus.
Metode Pengenalan Wolbachia:
Ada beberapa metode yang digunakan untuk memperkenalkan Wolbachia ke dalam populasi nyamuk.
Salah satu metode yang paling umum adalah dengan menggunakan bakteri Wolbachia yang sudah diisolasi dan dikultur, kemudian disuntikkan atau disuntikkan ke dalam telur nyamuk.
Setelah itu, nyamuk yang mengandung Wolbachia ini dilepaskan ke alam liar.
Wolbachia kemudian dapat menyebar dalam populasi nyamuk alami melalui perkawinan antara nyamuk yang dihasilkan oleh populasi yang diinfeksi dengan nyamuk yang belum terinfeksi.