Starlink Elon Musk Masuk RI Gimana Nasib Satelit Satria-1 – Starlink, layanan internet via satelit yang dimiliki oleh Elon Musk, akan segera masuk ke pasar ritel Indonesia. Namun, bagaimana dengan nasib Satelit Republik Indonesia (Satria-1) yang sudah aktif?
Starlink Elon Musk Masuk RI Gimana Nasib Satelit Satria-1
Tidak akan ada persaingan atau gangguan antara Starlink dan Satria-1, Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi.
“Ya, tentu tidak. Staria-1 beroperasi di orbit Geostationary Earth Orbit (GEO), sedangkan Starlink beroperasi di Low Earth Orbit (LEO),” ungkap Budi kepada media di Hotel Pullman, Jakarta.
Satria-1 berada di ketinggian sekitar 36.000 km dari permukaan Bumi, sementara Starlink beroperasi pada ketinggian yang lebih rendah, hanya sekitar 500 km hingga 1.200 km dari permukaan Bumi.
Menurut Budi, karena perbedaan ini, kehadiran Starlink tidak akan mempengaruhi Satria-1. Meskipun keduanya menawarkan layanan internet via satelit, mereka tidak bersaing secara langsung.
Satelit Satria-1, yang merupakan milik pemerintah Indonesia, telah aktif setelah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Dengan kapasitas hingga 150 Gbps, Satria-1 menyediakan akses internet untuk ribuan titik dengan kecepatan antara 3 hingga 5 Mbps.
Pemerintah mengandalkan Satria-1 untuk menyediakan layanan internet bagi kepentingan pemerintah, termasuk pendidikan, kesehatan, pemerintah daerah, dan keamanan di perbatasan.
Elon Musk berencana untuk memperluas pasar Starlink di Indonesia, yang sebelumnya hanya melayani pelanggan korporat. Mereka akan memasuki pasar ritel di masa depan.
Menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Starlink telah memperoleh izin sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP).
Namun, sebelum mereka bisa secara resmi menawarkan layanan internet kepada masyarakat, Starlink harus melewati tahap Uji Laik Operasi (ULO) terlebih dahulu.
