Massa Demo di Depan KPU Bakar Ban Usai, Rekap Pilpres 2024 Selesai – Protes terhadap proses Pemilu 2024 masih berlanjut dengan demonstrasi yang terjadi di depan Kantor Pemilihan Umum (KPU) RI, bahkan setelah buka puasa bersama.
Massa Demo di Depan KPU Bakar Ban Usai, Rekap Pilpres 2024 Selesai
Setelah berbuka puasa, massa demonstran mulai melakukan pembakaran ban sebagai bentuk protes. Detikpulsa mengamati bahwa sekitar pukul 19.00 WIB, beberapa ban dibakar oleh massa di lokasi tersebut.
Dalam aksi pembakaran ban tersebut, massa juga membuang sampah-sampah bekas buka puasa bersama ke dalam ban yang terbakar.
Akibat dari aksi ini, lalu lintas dari arah Jalan Rasuna Said menuju Monumen Nasional (Monas) mengalami kepadatan yang cukup signifikan.
Sementara itu, kelompok massa yang mendukung hasil Pemilu 2024 secara perlahan mulai membubarkan diri.
Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) terlihat membersihkan lokasi di mana massa tersebut berkumpul, yang berada di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat.
Seperti yang diketahui, pada hari ini massa telah melakukan aksi demonstrasi di depan gedung KPU RI. Pukul 16.30 WIB, terlihat dua kelompok massa yang berbeda.
Dari pandangan depan gedung KPU, massa yang mendukung hasil pemilu berada di sisi barat, sedangkan massa yang menolak hasil pemilu berada di sisi timur. Kedua kelompok massa terus menyuarakan pendapat yang berlawanan satu sama lain.
KPU Segera Umumkan hasil Pemilihan Umum 2024
Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan akan mengumumkan hasil Pemilihan Umum 2024 pada hari Rabu (20/03), sesuai dengan tenggat waktu penghitungan suara yang ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Proses rekapitulasi suara nasional dilanjutkan pada hari Rabu (20/03) siang setelah sempat tertunda.
Saat ini, hanya ada dua provinsi yang masih melakukan proses rekapitulasi, yaitu Provinsi Papua dan Papua Pegunungan.
Menurut Komisioner KPU, August Mellaz, tim KPU Papua Pegunungan baru tiba di Jakarta pada pukul 03.00 WIB setelah menggunakan jasa pesawat Trigana Air. Sementara itu, tim KPU Papua baru tiba pada pukul 13.30 WIB.
Dalam rapat pleno tersebut, KPU Papua Pegunungan menyampaikan bahwa proses rekapitulasi suara di Kabupaten Tolikara harus dipindahkan dari Wamena ke Jayapura sebanyak lima kali karena masalah keamanan.
Akibatnya, rekapitulasi suara tingkat provinsi di Papua Pegunungan baru selesai pada Selasa (19/03) malam.
Dari 37 provinsi yang telah selesai direkapitulasi hingga Rabu (20/03) sore, pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming berhasil memenangkan 35 provinsi.
Hasil rekapitulasi Pilpres 2024 terbaru hingga pukul 15.30 WIB menunjukkan bahwa Prabowo-Gibran juga mendominasi di Papua Pegunungan, Jawa Barat, dan Maluku.
Mereka hanya kalah di dua provinsi, yaitu Aceh dan Sumatera Barat, yang dimenangkan oleh Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Pasangan Prabowo-Gibran juga berhasil meraih suara terbanyak dalam pemilihan yang dilakukan di luar negeri, yaitu di 128 Panitia Pemilihan Luar Negeri.
Sementara itu, di sekitar KPU, aparat kepolisian berjaga-jaga untuk menghadapi kemungkinan adanya aksi demonstrasi dari sejumlah kelompok masyarakat.
Polri telah menurunkan lebih dari 3.000 personel untuk menjaga keamanan dalam demonstrasi di KPU dan DPR RI terkait dengan hasil pemilu.
Aksi unjuk rasa telah menjadi bagian dari proses pemilu dalam beberapa pekan terakhir. Pada Selasa (19/03), polisi mengamankan 16 orang yang melakukan demonstrasi di KPU dan DPR RI.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyatakan bahwa pemeriksaan terhadap beberapa orang tersebut dilakukan karena adanya gangguan terhadap keamanan dan ketertiban pada malam sebelumnya.
Meskipun demikian, upaya persuasif dan komunikasi telah dilakukan oleh aparat kepolisian.
Demo mewarnai proses rekap suara KPU
Dalam beberapa pekan terakhir, masa demo di Depan KPU telah menjadi bagian yang mencolok dalam proses rekapitulasi suara KPU.
Kelompok-kelompok yang berbeda telah turun ke jalan untuk menuntut KPU dan Bawaslu melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap dugaan kecurangan yang diduga terjadi selama proses pemilihan presiden.
Contohnya, pada hari Senin yang lalu, sebuah kelompok yang menyebut dirinya sebagai Koalisi Nasional Penyelamat Demokrasi menggelar unjuk rasa menentang segala bentuk kecurangan dalam pemilihan umum.
Tidak hanya itu, mereka juga menyoroti isu pencopotan Jokowi dari jabatan presiden. August Mellaz, seorang anggota KPU, mengakui bahwa demonstrasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari dinamika proses pemilu dari tahun ke tahun.
Namun, dia menolak untuk secara langsung mengomentari dugaan-dugaan yang dilontarkan oleh para pengunjuk rasa.
Baginya, KPU telah beroperasi secara transparan, termasuk dalam menjalankan proses pengawasan yang melibatkan pihak eksternal.
“Menanggapi tuduhan-tuduhan terhadap KPU yang diungkapkan melalui aksi demonstrasi sudah menjadi bagian dari rutinitas dalam proses pemilu. Ini adalah hal yang wajar,” ujarnya di kantor KPU, pada hari sebelumnya.
