Israel Segera Bebaskan Sandera Setelah 24 November – Penasihat Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan pada Rabu (22/11) malam waktu setempat, perundingan mengenai gencatan senjata dengan Hamas masih berlangsung.
Israel Segera Bebaskan Sandera Setelah 24 November
Ia juga menyebutkan, tidak ada sandera yang akan dibebaskan sebelum hari Jumat (24/11) waktu setempat.
Hanegbi tidak menjelaskan secara rinci alasan di balik penundaan tersebut, dan kapan gencatan senjata akan dimulai masih belum jelas.
“Negosiasi pembebasan tawanan kami mengalami kemajuan dan terus berlanjut,” kata Hanegbi dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor perdana menteri Israel.
Menurut media penyiaran publik Israel, Kan, mengutip seorang pejabat Israel, penundaan 24 jam terjadi karena kesepakatan tersebut belum ditandatangani oleh Hamas dan Qatar, pihak yang membantu menengahi perjanjian tersebut.
Meski begitu, pejabat tersebut optimis bahwa kesepakatan itu akan diimplementasikan begitu kesepakatan itu selesai ditandatangani.
Sebelumnya pada Rabu (22/11) waktu setempat, Kabinet Perang Israel telah menyetujui gencatan senjata selama empat hari dengan Hamas.
Menurut Israel, Hamas akan membebaskan sekitar 50 sandera yang ditahan di Gaza dan sebagai imbalannya.
Hamas mengatakan bahwa Israel akan membebaskan 150 perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Kesepakatan itu juga akan membuka akses bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
Kesepakatan gencatan senjata ini telah dikonfirmasi oleh kedua belah pihak satu hari sebelumnya, begitu pula oleh Amerika Serikat (AS) dan Qatar.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen “dengan sepenuh hati” menyambut baik kesepakatan tersebut.
Sementara, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock menyebut kesepakatan itu sebagai sebuah “terobosan.”
Biden berbicara dengan pemimpin Israel, Mesir, dan Qatar
Gedung Putih pada Rabu (22/11) waktu setempat melaporkan, Presiden AS Joe Biden telah melakukan pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Kedua pemimpin berbicara setelah Kabinet Perang Israel menyetujui kesepakatan pembebasan sandera dan gencatan senjata selama empat hari.
Ketika berbicara denga Netanyahu, Biden menekankan “pentingnya menjaga ketenangan” di sepanjang perbatasan Lebanon dan juga di Tepi Barat, demikian menurut keterangan dari Gedung Putih.
Biden juga mengatakan, ia akan berupaya menjamin pembebasan semua sandera, kata Gedung Putih.
Selain berbicara dengan Netanyahu, Biden juga berbicara dengan pemimpin Mesir dan Qatar.
Kepada Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, Biden mengatakan, AS tidak akan mengizinkan relokasi paksa warga Palestina dari Gaza atau Tepi Barat.
AS juga tidak akan mengizinkan “penggambaran ulang perbatasan Gaza.”
Sementara, selama percakapan telepon dengan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al-Thani, kedua pemimpin “berkomitmen untuk tetap berhubungan erat” guna memastikan kesepakatan pembebasan sandera dijalankan sepenuhnya.
Netanyahu bertekad lanjutkan perang
PM Israel Benjamin Netanyahu, dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (22/11) waktu setempat, berjanji akan membawa pulang semua sandera dan membasmi Hamas.
“Saya jelaskan. Perang terus berlanjut. Perang terus berlanjut. Kami akan melanjutkannya sampai semua tujuan kami tercapai,” kata Netanyahu.
Netanyahu menambahkan, ia telah menyampaikan pesan yang sama kepada Presiden AS Joe Biden saat melakukan percakapan telepon.
Pemimpin Israel itu juga mengatakan, dia telah menginstruksikan badan intelijen Israel, Mossad, untuk memburu para pemimpin Hamas “di mana pun mereka berada.”
Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Uni Eropa (UE), AS, Jerman, dan beberapa negara lain.
Israel dan Hamas Sepakat Gencatan Senjata, Ini 6 Hal Penting Pertukaran Sandera yang Harus Diketahui
1. Kapan gencatan senjata diperkirakan akan dimulai?
Pembebasan sandera bersamaan dengan gencatan senjata selama empat hari, awalnya dijadwalkan dimulai Kamis 23 November pagi.
Namun pada pernyataan terbaru oleh seorang pejabat Israel, hal tersebut telah ditunda dan tak akan dilakukan hingga hari Jumat 24 November 2023.
“Kontak mengenai pembebasan sandera kami semakin maju dan terus berlanjut. Awal pembebasan akan dilakukan sesuai dengan kesepakatan awal antara kedua belah pihak, dan tidak sebelum hari Jumat,” Direktur Dewan Keamanan Nasional Israel Tzachi Hanegbi mengatakan pada Rabu 22 November 2023 dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari CBS News, Kamis (23/11/2023).
2. Bagaimana Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata?
Negara Qatar di Timur Tengah memainkan peran penting dalam menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas.
Pemerintah Qatar mengatakan dalam sebuah pernyataan tadi malam bahwa kedua belah pihak “telah menyetujui kesepakatan ini setelah berminggu-minggu melakukan negosiasi yang intens” dan bahwa mereka “memimpin upaya mediasi melalui koordinasi dengan Amerika Serikat dan mitra regional, yang secara khusus kami ucapkan terima kasih” secara khusus menyebut Mesir.
3. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengeluarkan sandera dari Jalur Gaza?
Sandera pertama dari 50 sandera – termasuk tiga orang Amerika – diperkirakan akan dibebaskan dari penawanan di Gaza.
Para sandera diperkirakan akan dibebaskan dalam kelompok 10-12 orang selama empat hari, jika gencatan senjata tetap berlaku.
Koresponden Fox News Jeff Paul melaporkan bahwa dalam rilis sebelumnya, para sandera pertama kali melewati perbatasan di kota Rafah, di ujung selatan Jalur Gaza, menuju Mesir.
Mereka kemudian diterbangkan kembali ke Israel untuk dievaluasi di rumah sakit sebelum berbicara dengan pasukan keamanan Israel tentang apa yang telah mereka lihat dan alami, menurut Paul.
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan “pembebasan setiap sepuluh sandera tambahan akan mengakibatkan jeda satu hari tambahan” dalam pertempuran, yang saat ini diperkirakan akan berlangsung selama empat hari.
Sebagai imbalan atas penyerahan sandera oleh Hamas, Israel juga akan mengirim kembali 150 tahanan Palestina.
4. Apa yang akan terjadi antara Israel dan Hamas setelah gencatan senjata?
Kedua belah pihak telah mengindikasikan bahwa perang belum berakhir setelah berakhirnya gencatan senjata sementara, tidak peduli berapa lama pun gencatan senjata tersebut berakhir.
Kantor Netanyahu mengatakan, “Pemerintah Israel, IDF dan dinas keamanan akan melanjutkan perang untuk memulangkan semua sandera, menuntaskan pemusnahan Hamas dan memastikan bahwa tidak akan ada ancaman baru terhadap Negara Israel dari Gaza.”
Sementara itu, Hamas mengatakan, “Pada saat kami mengumumkan tercapainya perjanjian gencatan senjata, kami menegaskan bahwa brigade kami yang menang dan semua faksi perlawanan kami akan tetap menjadi perisai pelindung dan pembela rakyat kami sampai pendudukan dan agresi dikalahkan.”
“Kami berjanji kepada rakyat kami bahwa kami akan tetap setia pada darah mereka, pengorbanan mereka, kesabaran mereka, ikatan mereka, dan aspirasi mereka untuk pembebasan, kebebasan, pemulihan hak-hak, dan pembentukan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya. dengan kehendak Tuhan,” tambah Hamas.
5. Apakah gencatan senjata hanya bersifat sementara?
Pada hari Rabu, gencatan senjata diperkirakan hanya akan berlangsung selama empat hari, namun Israel menyatakan gencatan senjata bisa berlangsung lebih lama jika Hamas membebaskan lebih banyak sandera.
6. Apa lagi yang menjadi bagian dari perjanjian gencatan senjata?
Hamas mengatakan bahwa Israel telah setuju untuk menghentikan penerbangan pengawasan di wilayah Gaza selama enam jam sehari dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore.
Bantuan kemanusiaan juga akan mulai mengalir ke Gaza dengan lebih bebas sebagai bagian dari kesepakatan tersebut.
Israel Tangkap Direktur RS Al-Shifa dan Dokter-dokter Senior
Direktur Rumah Sakit Al-Shifa di Kota Gaza dan beberapa dokter senior lainnya telah ditangkap pasukan Israel pada Kamis (23/11).
Penangkapan ini disampaikan oleh seorang dokter di RS terbesar di Jalur Gaza tersebut.
“Dokter Mohammad Abu Salmiya ditangkap bersama beberapa dokter senior lainnya,” kata Khalid Abu Samra, kepala departemen di rumah sakit yang menjadi fokus utama operasi Israel melawan Hamas tersebut, seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (23/11/2023).
Sebelumnya, pasukan Israel telah melakukan penyerbuan ke RS Al-Shifa. Israel telah lama menuduh Hamas memiliki pusat komando di bawah gedung RS Al-Shifa dan AS mengatakan intelijen mereka memperkuat tuduhan itu. Namun, Hamas membantahnya.
Militer Israel mengklaim pasukannya berhasil menemukan terowongan bawah tanah yang ada di bawah kompleks Rumah Sakit (RS) Al-Shifa di Jalur Gaza.
Militer Israel menyebut terowongan bawah tanah itu membentang sepanjang 55 meter di bawah rumah sakit terbesar di Jalur Gaza tersebut.
Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, militer Israel mengungkapkan temuan terowongan bawah tanah itu dalam pernyataan pada Minggu (19/11).
Pasukan Israel menyerbu RS Al-Shifa sejak Rabu (15/11) pekan lalu untuk memburu pusat komando Hamas yang diyakini ada di bawah kompleks rumah sakit.
Militer Israel menyebut terowongan bawah tanah itu sebagai terowongan teror.
Disebutkan bahwa terowongan bawah tanah itu membentang di bawah kompleks RS Al-Shifa hingga ke bagian blast door atau pintu untuk melindungi bangunan dari ledakan.
Kelompok Hamas telah membantah klaim Israel ini.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, mengatakan 13.000 orang telah tewas di Jalur Gaza sejak perang dengan Israel dimulai.
Militer Israel melancarkan aksi pembalasan di Gaza setelah sejumlah anggota Hamas masuk ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 200 orang.