Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI – Heboh wabah ‘Bakteri pemakan daging’ atau yang dikenal secara medis sebagai Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS) terjadi di Jepang. Infeksi bakteri ini telah menyebabkan puluhan orang meninggal dunia di negara tersebut. Bagaimana dengan Indonesia?

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI
Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi, memastikan bahwa kasus bakteri pemakan daging seperti yang mewabah di Jepang belum ditemukan di Indonesia.

Menurut dr. Nadia, kasus ini sebenarnya sudah ada di Jepang sejak 2019 dan meningkat tahun ini. Meskipun demikian, Jepang hingga kini belum menetapkan situasi darurat terkait penyakit tersebut.

“Sampai sekarang belum ada di Indonesia,” ujarnya, Rabu (26/6/2024).

“Kasus yang dilaporkan umumnya adalah kasus di rumah sakit dan ini disebabkan oleh bakteri streptokokus yang biasanya menyebabkan faringitis,” tambahnya.

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi

Penyebarannya juga relatif lebih rendah dibandingkan dengan COVID-19. Meski kasusnya belum ada di Indonesia, dr. Nadia menyebutkan bahwa pihaknya tetap melakukan pemantauan ketat melalui Surveilans Influenza Like Illness (ILI).

Ia juga menghimbau masyarakat agar tidak khawatir mengenai penyakit yang sedang mewabah di Jepang itu.

“Tidak ada pembatasan perjalanan dari maupun menuju Jepang. Berdasarkan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terkait iGAS (invasive group A streptococcal disease) termasuk STSS di Eropa pada Desember 2022, tidak ada rekomendasi untuk pembatasan perjalanan ke negara terdampak,” tambahnya.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan terjadi 977 kasus STSS hingga 2 Juni 2024. Jumlah ini melampaui angka tahun sebelumnya sebanyak 941 kasus.

Selain itu, dilaporkan juga bahwa 77 orang meninggal dunia di Jepang akibat penyakit ini. Jumlah tersebut tercatat selama periode Januari hingga Maret 2024.

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI
Gejala Awal Infeksi ‘Bakteri Pemakan Daging’

Gejala Awal Infeksi ‘Bakteri Pemakan Daging’, Kasusnya Lagi Ngegas di Jepang

Kasus ‘bakteri pemakan daging’ yang meningkat di Jepang belakangan ini sebenarnya disebut sindrom syok toksik streptokokus atau Streptococcal Toxic Shock Syndrome (STSS).

Lebih dari seribu warga Jepang terkena STSS dalam enam bulan pertama di tahun 2024, jumlah yang sudah melampaui catatan kasus pada tahun 2023.

STSS disebabkan oleh bakteri Streptococcus pyogenes, atau Strep A. Bakteri ini cukup umum, namun strain tertentu dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius.

Sejak 2022, banyak negara, termasuk Australia, Amerika Serikat, dan negara-negara di Eropa, telah mencatat peningkatan penyakit streptokokus grup A invasif yang parah. Lonjakan ini merupakan bagian dari peningkatan infeksi Strep A secara keseluruhan.

Dalam beberapa kasus, bakteri ini menyebabkan sakit tenggorokan dan infeksi kulit. Kadang-kadang, bakteri ini dapat memicu infeksi invasif seperti pneumonia, infeksi kulit ‘pemakan daging’ yang parah, dan STSS.

Dengan demikian, Strep A merupakan penyebab utama sepsis, yang merupakan istilah luas untuk infeksi yang mengancam jiwa.

STSS adalah penyakit Strep A paling parah, meskipun untungnya penyakit ini sangat jarang terjadi.

Penyakit ini sebagian besar menyerang anak-anak dan orang tua, namun kasusnya juga dapat terjadi pada semua usia. Orang hamil juga mungkin berisiko lebih tinggi, termasuk ibu yang baru melahirkan.

Dokter spesialis penyakit menular anak dan Ketua Tim dalam kelompok penelitian Penyakit Tropis di Murdoch Children’s Research Institute (MCRI), Yara-Natalie Abo, mengatakan bahwa STSS adalah komplikasi yang jarang terjadi dari infeksi Strep A, namun termasuk dalam kategori kasus serius yang dapat terjadi di mana saja, tidak hanya di Jepang.

Ini berarti bahwa risiko penularannya tetap rendah asalkan individu tersebut mempraktikkan kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan, menggunakan masker, dan waspada terhadap gejala yang mungkin timbul.

Heboh Bakteri Pemakan Daging di Jepang Sejak 2019, Kasusnya Sudah Ada di RI
Heboh wabah ‘bakteri pemakan daging’
Share: