Biaya Bikin Game Indonesia Rp 20 Miliar, Untung apa Rugi – Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional memberikan gambaran tentang biaya produksi game di Indonesia berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika tahun 2021.
Biaya Bikin Game Indonesia Rp 20 Miliar, Untung apa Rugi
Menurut Perpres tersebut, sebagian besar produksi game (sekitar 41,8%) memiliki biaya produksi di bawah Rp 50 juta.
Namun, sekitar 3% dari produksi game memerlukan biaya antara Rp 5 miliar hingga Rp 20 miliar. Meskipun biaya produksi tertinggi mencapai Rp 20 miliar.
Perpres ini tidak memberikan rincian tentang perusahaan-perusahaan game nasional yang menghabiskan dana sebesar itu, atau berapa pendapatannya.
Data yang sama menunjukkan bahwa pada tahun 2021, rata-rata perusahaan game Indonesia hanya menghasilkan pendapatan sekitar Rp 140 juta.
Pendapatan ini diperoleh baik dari pasar global maupun dalam negeri. Dalam upaya meningkatkan pemasukan, sekitar 54,4% perusahaan game nasional menawarkan produk atau jasa mereka ke pihak lain.
Meskipun demikian, Perpres tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang bagaimana perusahaan-perusahaan ini menjual produk atau jasa mereka.
Hal ini mencerminkan bahwa industri game di Indonesia menghadapi tantangan dalam mengelola biaya produksi dan meningkatkan pendapatan.
Terutama untuk mencapai keberhasilan finansial yang signifikan di tingkat nasional maupun global. Rincian pendapatan dari usaha mereka menawarkannya ke pihak ketiga, bisa lihat di bawah ini:
– 20,6% menerima di bawah Rp 50 juta;
– 14,7% menerima antara Rp 50 juta – Rp 200 juta;
– 10,3% menerima antara Rp 200 juta – Rp 1 miliar;
– 7,4% menerima antara Rp l miliar – Rp 5 miliar;
– 1,5% menerima antara Rp 5 miliar – Rp 20 miliar; dan
– 45,6% tidak ada penerimaan pendapatan.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menetapkan Perpres Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional pada 12 Februari 2024.
Dalam perpres ini, Presiden menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), sebagai Ketua Tim Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional.
Perusahaan game nasional, yang secara aktif menjual produknya ke pasar global, mampu mengumpulkan pendapatan di atas Rp 20 miliar.
Sementara itu, untuk perusahaan yang memperoleh pendapatan di bawah Rp 50 juta, mereka hanya berfokus pada penjualan di pasar dalam negeri.
Informasi yang tercantum dalam Perpres tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 50% pendapatan perusahaan game di Indonesia berasal dari penjualan langsung. Selain itu, sekitar 40,9% pendapatan tambahan diperoleh melalui iklan.
Dengan demikian, langkah-langkah yang diambil melalui Perpres tersebut bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan industri game nasional dan meningkatkan daya saing di pasar global.
Gamer Habiskan Rp 20 Miliar Bikin Karakter Gim, Dijual oleh Temannya Rp 8 Juta
Bagi para penggemar gim, sudah menjadi hal umum untuk mengeluarkan uang dalam jumlah besar demi mendapatkan item-item dalam gim.
Sejak kemunculan gim online hingga saat ini, banyak gamer yang rela menghabiskan sejumlah uang yang fantastis hanya untuk memperoleh satu item dalam gim.
Tidak hanya membeli item, gamer juga cenderung menginvestasikan banyak uang untuk memperoleh aksesoris dan kostum agar karakter dalam gim mereka menjadi lebih superior daripada pemain lainnya.
Menurut laporan South China Morning Post pada Rabu (27/11/2019), ada kasus seorang gamer bernama Lu Mou yang menghabiskan dana sebesar USD 1,4 juta atau sekitar Rp 20 miliar untuk meningkatkan tampilan karakternya dengan membeli aksesoris dan item terbaik di gim yang bernama Justice Online.
Namun, ironisnya, karakter gim milik Mou akhirnya dijual oleh temannya secara tidak sengaja dengan harga hanya USD 552 atau sekitar Rp 8 jutaan.
Hal ini menunjukkan betapa berisiknya dan berisiknya permainan di dunia gim daring, di mana keputusan yang salah bisa berdampak besar secara finansial bagi para pemainnya.
Salah Input Harga Karena Lelah
Abacus, sebuah situs berita teknologi Tiongkok, mengabarkan insiden di mana Li Mouschen, seorang teman dari Lu Mou, melakukan kesalahan yang berdampak besar saat mencoba menjual karakter Lu Mou di pasar dalam gim yang dikembangkan oleh NetEase.
Li Mouschen mengakui bahwa kesalahannya terjadi karena kelelahan setelah bermain gim dalam waktu yang sangat lama.
Dalam keadaan stres dan kelelahan, ia menjadi bingung dan akhirnya salah memasukkan harga jual karakter di platform penjualan dalam gim tersebut.
Hal ini menimbulkan konsekuensi yang sangat besar, di mana karakter Lu Mou, yang senilai jutaan dolar, dijual dengan harga yang sangat rendah, hanya sekitar USD 552, atau sekitar Rp 8 jutaan.
Dituntut oleh Pemilik Akun
Setelah Mou mengalami kehilangan besar karena kesalahan temannya, Li Mouschen, dalam penjualan karakter gim, Mou memutuskan untuk membawa masalah ini ke pengadilan.
Hakim di Pengadilan Kabupaten Hongya di Provinsi Sichuan mendengarkan kasus tersebut.
Hakim akhirnya memutuskan bahwa karakter yang dibeli secara tidak sengaja harus dikembalikan kepada Mou, sesuai keputusan pengadilan.
Selain itu, Mouschen juga diwajibkan membayar ganti rugi sejumlah USD 12,781 atau sekitar Rp 180 juta sebagai kompensasi atas kesalahan yang telah terjadi.
Apa Itu Justice Online
Justice Online, permainan daring bergenre massively multiplayer online role-playing game (MMORPG), diadaptasi dari novel karya Wen Rui’an, The Four Great Constables.
Dalam gim ini, para pemain memiliki pilihan untuk memilih satu dari empat kelas karakter yang tersedia, serta berpartisipasi dalam berbagai pertempuran melawan pemain lain atau karakter dalam gim tersebut.