Diet Intermiten Mudah dan Bagus Untuk Pasien Diabetes Tipe 2 – Puasa intermiten jadi salah satu jenis puasa yang banyak dilakukan saat ini. Puasa ini dianggap efektif untuk menurunkan berat badan tapi juga disebut-sebut menyehatkan.
Diet Intermiten Mudah dan Bagus Untuk Pasien Diabetes Tipe 2
puasa intermiten adalah pendekatan diet yang bergantian antara periode makan dan puasa.
Dalam metode ini, pelaku diet intermiten membatasi waktu makan mereka menjadi beberapa jam sehari atau hari tertentu dalam seminggu, dan berpuasa di sisa waktu tersebut.
Selama masa puasa, tubuh tidak memiliki cukup glukosa untuk energi, sehingga tubuh malah memecah simpanan lemak, suatu proses yang disebut ketosis.
Namun dalam penelitian terbaru, puasa intermiten ini disebut bisa bermanfaat untuk pasien diabetes tipe 2.
Penelitian ini melibatkan lebih dari 200 peserta dan berlangsung selama 18 bulan, para peneliti dari University of Adelaide dan South Australian Health and Medical Research Institute membandingkan dua pola makan yang berbeda, yaitu diet puasa intermiten dengan batasan waktu dan diet rendah kalori.
Studi ini dipublikasikan di jurnal ilmiah Nature Medicine.
Mengutip SCMP, meskipun peserta yang melakukan kedua diet tersebut mengalami jumlah penurunan berat badan yang sama, mereka yang berpuasa selama tiga hari dalam seminggu, hanya makan antara jam 8 pagi dan 12 siang pada hari tersebut, menunjukkan toleransi yang lebih besar terhadap glukosa setelah enam bulan.
Hal ini dibandingkan mereka yang melakukan diet rendah kalori setiap hari diet, menurut penulis senior, Profesor Leonie Heilbronn dari Universitas Adelaide.
“Peserta yang mengikuti diet puasa intermiten lebih sensitif terhadap insulin dan juga mengalami penurunan lipid darah yang lebih besar dibandingkan mereka yang melakukan diet rendah kalori,” tambahnya.
Meskipun perbedaan antara kedua kelompok penelitian di Australia hilang setelah 18 bulan, penelitian ini menyoroti manfaat pendekatan intervensi pola makan yang baru, kata Profesor Alice Kong dari departemen kedokteran dan terapi di Chinese University of Hong Kong.
“Masih terlalu dini untuk mengatakan bahwa pendekatan ini jauh lebih baik daripada pendekatan tradisional berupa pembatasan kalori (berkenaan dengan toleransi glukosa). Seperti yang Anda lihat, efeknya hilang setelah 18 bulan, dan efek jangka panjang dari IF dan diet dengan batasan waktu belum terbukti.”
“Bukan hanya kapan atau seberapa sering kita makan, tapi juga apa dan seberapa banyak, serta konsisten dengan kebiasaan ini, dapat membantu kita mempertahankan gaya hidup sehat dan meminimalkan risiko terkena diabetes tipe 2.”
Puasa Intermitten Bantu Penderita Diabetes Tipe 2 Kontrol Gula Darah
Intermittent fasting (IF) atau puasa intermitten ditemukan dapat menjadi cara yang aman untuk membantu penderita diabetes tipe 2 menurunkan berat badan berlebih dan mengatur kadar gula darah mereka.
Sebuah studi baru dari University of Illinois Chicago menemukan bahwa penderita diabetes tipe 2 yang membatasi waktu makannya selama delapan jam setiap hari mengalami penurunan berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan.
Hal itu jika dibandingkan mereka yang mengurangi asupan kalori sebesar 25 persen.
Selain itu, kedua kelompok mengalami penurunan kadar gula darah jangka panjang yang sebanding,
“Studi kami menunjukkan bahwa makan dengan batasan waktu mungkin merupakan alternatif efektif terhadap diet tradisional bagi orang-orang yang tidak dapat melakukan diet tradisional atau kelelahan,” kata penulis senior Krista Varady, seorang profesor kinesiologi dan nutrisi, melalui rilis media, dikutip dari Studyfinds, Selasa (31/102023).
Menurut dia, bagi banyak orang yang mencoba menurunkan berat badan, menghitung waktu jauh lebih mudah daripada menghitung kalori.
Penelitian ini melibatkan 75 peserta, membagi mereka menjadi tiga kelompok.
Kelompok itu antara lain, mereka yang mematuhi pedoman makan dengan batasan waktu, mereka yang mengurangi asupan kalori, dan kelompok kontrol.
Selama enam bulan, pengukuran dilakukan terhadap berat badan peserta, lingkar pinggang, kadar gula darah, dan indikator kesehatan lainnya.
Peserta dalam kelompok makan dengan waktu yang dibatasi, melaporkan bahwa pola makan tersebut lebih mudah dipatuhi dibandingkan mereka yang berada dalam kelompok pengurangan kalori.
Para peneliti mengaitkan hal ini dengan fakta bahwa penderita diabetes sering kali disarankan oleh dokternya untuk mengurangi asupan kalori sebagai strategi awal.
Akibatnya, banyak peserta yang cenderung kesulitan. Meskipun kelompok makan dengan batasan waktu tidak secara eksplisit diinstruksikan untuk mengurangi asupan kalori, mereka secara alami melakukannya dengan makan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Diabetes tipe 2 dapat terjadi pada siapa saja, namun lebih sering menyerang individu berusia di atas 25 tahun, khususnya mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kondisi tersebut.
Dengan antisipasi peningkatan jumlah kasus, tim peneliti menekankan pentingnya mengidentifikasi opsi tambahan untuk mengelola berat badan dan kadar gula darah.
Mengapa Diabetes Tipe 2 sangat berbahaya bagi kesehatan?
Diabetes tipe 2 adalah suatu kondisi kronis yang memengaruhi cara tubuh Anda mengubah makanan menjadi energi.
Ketika menderita diabetes tipe 2, sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin, hormon yang membantu mengatur kadar gula darah. Akibatnya, glukosa (gula) menumpuk di darah.
Seiring waktu, gula darah tinggi dapat merusak saraf, pembuluh darah, dan organ.
Hal ini dapat menyebabkan sejumlah komplikasi kesehatan yang serius, termasuk penyakit jantung dan stroke, penyakit ginjal, masalah mata, dan neuropati.
Selain komplikasi kesehatan yang serius tersebut, diabetes tipe 2 juga dapat mempersulit pengendalian kondisi kronis lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.