Asal Mula Penemuan Biji dan Penyebaran Anggur 19 Juta Tahun Terungkap – Penemuan Fosil biji anggur berusia antara 19 juta hingga 60 juta tahun di Kolombia, Panama, dan Peru memberikan petunjuk bahwa kepunahan dinosaurus membuka jalan bagi munculnya buah ini.
Asal Mula Penemuan Biji dan Penyebaran Anggur 19 Juta Tahun Terungkap
Penelitian yang diterbitkan dalam Jurnal Nature dengan judul ‘Cenozoic seeds of Vitaceae reveal a deep history of extinction and dispersal in the Neotropics’ mengungkap bagaimana kepunahan dinosaurus turut berperan penting dalam sejarah kemunculan buah anggur.
Fabiany Herrera, penulis utama studi ini, mengatakan bahwa ini adalah Biji anggur tertua yang pernah ditemukan di wilayah tersebut, dan berusia beberapa juta tahun lebih muda daripada biji anggur tertua sebelumnya yang ditemukan.
“Penemuan ini penting karena menunjukkan bahwa setelah kepunahan dinosaurus, anggur mulai menyebar ke seluruh dunia,” ujar Herrera, yang juga bekerja di Field Museum, Negaunee Integrative Research Center di Chicago, mengutip CNN pada Rabu (3/7).
Fosil biji-bijian dapat membantu ilmuwan memahami sejarah tanaman pada berbagai periode sejarah Bumi ketika mereka merekonstruksi pohon kehidupan dan menceritakan asal-usulnya.
Biji anggur tertua yang pernah ditemukan ada di India dan berusia sekitar 66 juta tahun, sekitar periode kepunahan dinosaurus.
“Hewan-hewan besar seperti Dinosaurus memiliki dampak besar, tetapi kepunahan juga memiliki dampak signifikan pada tanaman,” kata Herrera.
“Kepunahan dinosaurus mengubah struktur hutan secara menyeluruh.”
Para peneliti menduga bahwa kepunahan dinosaurus mengubah komposisi hutan secara drastis.
Para peneliti menjelaskan bahwa kehadiran dinosaurus di hutan kemungkinan besar mengakibatkan pohon-pohon tumbang, yang mengakibatkan hutan yang lebih terbuka pada masa kini.
Setelah kepunahan dinosaurus, hutan tropis menjadi lebih padat, dengan lapisan tumbuhan yang membentuk kanopi dan lapisan bawah.
“Hutan yang padat ini menyulitkan tanaman untuk mendapatkan cahaya, dan mereka saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya, yang menguntungkan tanaman merambat untuk mencapai bagian atasnya,” kata Herrera.
“Dalam catatan fosil, kita melihat lebih banyak tanaman seperti anggur yang mulai menggunakan strategi merambat untuk mencapai puncak pohon pada periode ini.”
Ketika berbagai jenis burung dan mamalia mulai mendiami Bumi setelah kepunahan dinosaurus, mereka kemungkinan besar juga membantu menyebarkan biji anggur.
Proses penemuan
Penemuan ini dimulai saat Herrera dan koleganya dalam studi ini, Monica Carvalho, yang juga asisten kurator di Museum Paleontologi Universitas Michigan, melakukan penelitian lapangan di Andes Kolombia pada tahun 2022.
Saat itu, Carvalho menemukan fosil biji anggur yang terperangkap di dalam batu berusia 60 juta tahun, yang merupakan salah satu yang tertua di dunia dan pertama kali ditemukan di Amerika Selatan.
Meskipun fosil tersebut sangat kecil, bentuk, ukuran, dan karakteristik lainnya membantu mereka mengidentifikasi itu sebagai biji anggur.
Setelah mereka kembali ke laboratorium, para peneliti melakukan CT scan untuk mempelajari struktur internalnya dan memverifikasi temuan mereka.
Mereka memberi nama spesies baru ini Lithouva susmanii, atau “anggur batu Susman”, untuk menghormati Arthur T. Susman, seorang pendukung paleobotani Amerika Selatan di Field Museum.
“Spesies baru ini juga penting karena mendukung asal-usul Amerika Selatan dari kelompok di mana tanaman anggur Vitis berevolusi,” kata rekan penulis studi Gregory Stull dari National Museum of Natural History.
Menurut Herrera, batuan tersebut terendapkan di danau, sungai, dan pesisir kuno.
“Untuk menemukan biji sekecil ini, saya harus membelah setiap batu di lapangan,” katanya, sambil menambahkan bahwa pencarian yang menantang ini “merupakan bagian yang menarik dari pekerjaan saya sebagai ahli paleobotani.”
Berkat penemuan ini, tim melakukan lebih banyak penelitian lapangan di Amerika Selatan dan Tengah, menemukan sembilan spesies baru fosil biji anggur yang terperangkap dalam batuan sedimen.
Dengan melacak garis keturunan biji-biji kuno ini dengan anggur modern, tim menyadari faktor-faktor yang memungkinkan tanaman ini untuk berkembang dan menyebar.