Antikythera Komputer Tertua Berusia 22 Abad Mampu Lacak Gerakan Planet-Matahari – Pada tahun 1901, penyelam bunga karang di lepas Pulau Antikythera, Yunani, menemukan sebuah perangkat kuno yang dikenal sebagai “komputer tertua”. Mekanisme Antikythera ini diperkirakan diciptakan sekitar 2.200 tahun yang lalu.
Antikythera Komputer Tertua Berusia 22 Abad Mampu Lacak Gerakan Planet-Matahari
Alat tersebut, seukuran kotak sepatu, digunakan untuk melacak pergerakan matahari, bulan, dan planet, serta mengikuti kalender lunar Yunani. Mekanisme ini terdiri dari roda gigi perunggu dan sering disebut sebagai komputer tertua di dunia.
Sebelumnya, ilmuwan memperkirakan kalender yang digunakan adalah kalender matahari yang digunakan oleh orang Mesir. Namun, penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Antikythera menggunakan kalender lunar Yunani.
Mencakup Kalender 354 Hari
Salah satu bagian dari Antikythera, yang dikenal sebagai cincin Kalender, digunakan untuk melacak hari-hari dalam setahun, dengan satu lubang per hari. Namun, hanya sebagian cincin yang masih awet, sehingga tidak jelas berapa hari yang dilacak oleh cincin tersebut.
Dikutip dari Live Science, pada tahun 2020, sebuah tim yang dipimpin oleh peneliti independen Chris Budiselic menggunakan gambar sinar-X baru dari perangkat tersebut.
Dengan pengukuran dan analisis matematis, mereka menentukan bahwa mekanisme tersebut kemungkinan mencakup 354 hari, seperti yang digunakan dalam kalender lunar.
Pada Kamis (27 Juni), makalah lain di The Horological Journal menemukan hasil serupa. Sebuah tim dari Universitas Glasgow menggunakan teknik statistik yang dikembangkan untuk Laser Interferometer Gravitational-Wave Observatory untuk mendeteksi gelombang gravitasi. Metode statistik ini cukup sensitif untuk mendeteksi sinyal lemah dari latar belakang yang sangat bising.
Ketika para peneliti mencoba teknik statistik yang kuat pada mekanisme Antikythera, mereka dapat menggunakan posisi lubang yang diketahui serta kemungkinan kecocokan fragmen mekanisme tersebut untuk menyimpulkan jumlah dan penempatan lubang yang hilang.
Mereka akhirnya menentukan bahwa mekanisme tersebut kemungkinan besar memiliki 354 atau 355 lubang. Ini berarti kalender tersebut kemungkinan mengikuti kalender lunar 354 hari yang digunakan di Yunani pada saat itu, bukan kalender 365 hari yang digunakan oleh orang Mesir kuno.
Awalnya, diperkirakan bahwa perangkat tersebut menggunakan kalender matahari Mesir 365 hari karena dianggap lebih akurat daripada kalender lunar 354 hari.
“Hasil tim Glasgow memberikan bukti baru bahwa salah satu komponen mekanisme Antikythera kemungkinan besar digunakan untuk melacak tahun lunar Yunani,” kata para peneliti dalam sebuah pernyataan dari universitas tersebut.
Pembuatnya Perhatian terhadap Detail
Tim peneliti sangat terkesan dengan perhatian pembuat komputer tertua itu terhadap detail.
“Ketepatan posisi lubang memerlukan teknik pengukuran yang sangat akurat dan tangan yang sangat mantap untuk melubanginya,” kata Graham Woan, profesor astrofisika di Universitas Glasgow dan salah satu penulis studi, dalam pernyataannya.
“Simetri yang rapi ini membuat kami mengadaptasi teknik yang kami gunakan untuk mempelajari alam semesta saat ini, agar lebih memahami mekanisme yang membantu manusia melacak langit hampir dua milenium lalu,” tambahnya.
Andrew Thoeni, salah satu penulis penelitian serupa pada tahun 2020, memuji penelitian baru ini.
“Kami sangat senang karena kini semakin banyak ilmuwan yang menerima dan memvalidasi temuan kami,” kata Thoeni kepada Live Science melalui email.
Diomidis Spinellis, seorang profesor rekayasa perangkat lunak di Universitas Ekonomi dan Bisnis Athena yang telah meneliti mekanisme tersebut namun tidak terlibat dalam kedua makalah tersebut, juga terkesan dengan karya baru ini.
“Meskipun mengalami korosi parah dan banyak elemen yang hilang, penerapan teknologi yang semakin canggih dan analisis lintas disiplin yang inovatif terus memberikan wawasan yang mengesankan terhadap artefak luar biasa ini,” ungkapnya.