Polisi Berhasil Identifikasi Sang Big Boss Jaringan Narkoba Sabu 110kg Murtala

Polisi Berhasil Identifikasi Sang Big Boss Jaringan Narkoba Sabu 110kg Murtala – Satresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat masih tengah menyelidiki kasus yang melibatkan gembong narkoba Murtala Ilyas, yang ditangkap dengan barang bukti seberat 110 kg sabu.

Polisi Berhasil Identifikasi Sang Big Boss Jaringan Narkoba Sabu 110kg Murtala

Pihak kepolisian mengungkapkan bahwa mereka telah berhasil identifikasi sang ‘big boss’ Murtala di Malaysia yang menjadi pemasok sabu untuk Murtala.

Kasatresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Indrawienny Panjiyoga, menyatakan bahwa saat ini mereka sedang berkoordinasi dengan Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Dittipid Narkoba Mabes Polri untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap kasus tersebut.

“Langkah kami saat ini adalah berkoordinasi dengan instansi di atas, yaitu Direktorat Narkoba Polda Metro Jaya dan Dittipid Narkoba Mabes Polri, untuk mengidentifikasi siapa ‘big boss’ yang berada di Malaysia,” ujar Panjiyoga dalam wawancara, Jumat (8/3/2024).

Panjiyoga mengonfirmasi bahwa pihaknya telah berhasil mengidentifikasi individu ‘big boss’ tersebut, namun mereka masih perlu melakukan pendalaman lebih lanjut terkait hal ini.

“Berdasarkan informasi yang kami terima, kami telah mengidentifikasi individu tersebut dan sedang melakukan proses pendalaman,” jelasnya.

Selain itu, pihak kepolisian juga berkoordinasi dengan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menyelidiki dugaan tindak pidana pencucian uang yang melibatkan Murtala.

“Kami juga sedang melakukan pendalaman terhadap Murtala dan berkoordinasi dengan PPATK. Jika terbukti adanya dugaan tindak pidana pencucian uang, maka kasus ini akan ditindaklanjuti sebagai tindak pidana pencucian uang,” tambahnya.

Murtala Transaksi Langsung dengan ‘Big Boss’

Polisi mengungkap bahwa gembong narkoba Murtala Ilyas terlibat dalam transaksi langsung dengan jaringan di Malaysia, di mana ia bertemu langsung dengan ‘big boss’.

Menurut Kasatresnarkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Indrawienny Panjiyoga, Murtala melakukan perjalanan langsung ke Malaysia untuk bertemu dengan ‘big boss’ tersebut.

“Jadi Murtala melakukan transaksi langsung dengan ‘big boss’ Jaringan Narkoba Murtala di Malaysia, dia datang langsung ke sana,” ungkap Panjiyoga, Kamis (7/3/2024).

Selama di Malaysia, Murtala bertemu langsung dengan ‘big boss’ dan bersama-sama mereka menetapkan detail pengiriman barang, termasuk waktu dan jalur pengiriman.

“Pada saat transaksi itu, mereka menentukan kapan barang akan dikirim, lewat jalur mana, dan sebagainya,” jelasnya.

Barang haram tersebut kemudian dikirim dari Malaysia melalui jalur laut dan tiba di Aceh. Dari Aceh, barang tersebut selanjutnya disalurkan oleh kurir ke Medan, di mana pertemuan transaksi dilakukan di depan sebuah masjid di Medan.

Manfaatkan Momentum Pemilu untuk Edarkan Narkoba

AKBP Indrawienny Panjiyoga, Kasatres Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, mengungkapkan bahwa bandar narkoba asal Aceh, Murtala Ilyas, menggunakan kesibukan momen pemilu sebagai kesempatan untuk menyelundupkan sabu.

“Situasi pemilu dimanfaatkan Murtala untuk melakukan transaksi narkoba,” ujar Panjiyoga dalam konfirmasinya pada Jumat (8/3/2024).

Panjiyoga menyatakan bahwa modus operandi ini terbongkar setelah Murtala memutuskan mengirimkan paket sabu seberat 110 kg pada H-1 pemungutan suara, atau tepatnya pada tanggal 13 Februari 2024.

“Dia menggunakan momen pemilu saat kita sedang fokus pada pengamanan pemilu. Murtala memanfaatkan kesempatan tersebut,” tambahnya.

Transaksi di Masjid

Panjiyoga juga menjelaskan bahwa selain memanfaatkan momen pemilu, Murtala sering menggunakan masjid sebagai tempat untuk melakukan transaksi sabu. Lokasi tersebut dipilih sebagai upaya untuk menyamar dan menghindari kecurigaan.

“Sebagai penyamaran, dia mengenakan peci seolah-olah akan melakukan ibadah di masjid di Medan, Sumatera Utara, tepatnya di Jalan Gatot Subroto. Transaksi dilakukan pada waktu subuh,” paparnya.

Contohnya, pada tanggal 13 Februari 2024, Murtala melakukan transaksi di depan sebuah masjid di Medan, Sumatera Utara.

“Murtala menerima barang dari jaringannya, dari mobil hitam kemudian dipindahkan ke mobil HR-V putih. Di dalam mobil tersebut juga ada Meri, orang kepercayaan Murtala, tetapi dia tidak turun dari mobil,” tambahnya.