6 Kebiasaan Sehat yang Bikin Panjang Umur

6 Kebiasaan Sehat yang Bikin Panjang Umur – Meskipun terdapat keyakinan umum bahwa faktor keturunan memiliki peran signifikan dalam kesehatan dan umur panjang seseorang, penelitian menunjukkan bahwa genetika hanya berkontribusi sebesar 25 persen terhadap variasi jangka hidup manusia.

6 Kebiasaan Sehat yang Bikin Panjang Umur

Sebagaimana dilaporkan oleh laman Best Life, sekitar 75 persen sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti ‘takdir’, lingkungan, dan kebiasaan kesehatan yang baik.

Penelitian yang dilakukan terhadap orang-orang yang mencapai usia 100 tahun atau lebih, atau yang dikenal sebagai centenarian.

Mengungkapkan kebiasaan sehat yang mereka lakukan, memberikan pandangan berharga bagi mereka yang ingin hidup lebih lama, sehat, dan terbebas dari penyakit serta kecacatan.

Meskipun individu tidak memiliki kendali penuh terhadap semua aspek kesehatannya, membuat pilihan yang baik setiap hari dapat berkontribusi dalam mengubah keadaan menjadi lebih menguntungkan.

Berikut enam kebiasaan sehari-hari yang dapat membantu mendapat umur panjang dengan kesehatan yang baik.

1. Olahraga

Studi menegaskan bahwa kunci untuk umur panjang adalah melakukan aktivitas fisik secara teratur, terutama karena orang yang hidup hingga usia 100 tahun cenderung tetap aktif tanpa memperdulikan usia mereka.

Menurut sebuah meta-analisis yang diterbitkan dalam Journal of Aging Research pada tahun 2012 dan dikutip dari Best Life.

Aktivitas fisik dapat mengurangi risiko kematian karena berbagai penyebab utama, termasuk hipertensi arteri, diabetes mellitus tipe 2, dislipidemia, penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker.

Hasil analisis tersebut, yang meninjau 13 penelitian tentang hubungan antara aktivitas fisik dan kematian.

Menunjukkan bahwa individu yang aktif secara fisik merupakan salah satu kebiasaan hidup sehat dan  memiliki risiko kematian yang lebih rendah sekitar 30 hingga 35 persen dibandingkan dengan individu yang kurang aktif.

Para peneliti menulis bahwa bagi mereka yang aktif, ini bisa berarti tambahan tujuh tahun hidup. Penelitian terbaru juga menunjukkan bahwa peningkatan kecil dalam aktivitas fisik.

Seperti menambahkan lebih banyak waktu berjalan kaki setiap hari, dapat memiliki dampak besar pada kesehatan dan umur panjang seseorang.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik intensitas sedang minimal 150 menit per minggu, meskipun manfaatnya akan meningkat jika dilakukan lebih sering.

2. Tetap Terhubung dengan Komunitas

Menjalin hubungan sosial dan terhubung dengan orang lain ternyata merupakan salah satu kunci untuk mendapatkan umur panjang.

Samantha Shea, seorang penulis perjalanan dan penduduk asli Connecticut, berbagi pengalamannya saat tinggal di wilayah Pakistan Utara sejak 2021.

Ketika berada di sana, ia memuji ikatan komunitas yang kuat di desa-desa negara tersebut yang berdampak positif pada kesehatan penduduk dan umur yang lebih panjang.

Banyak penelitian juga menegaskan bahwa keterhubungan sosial dapat memberikan dampak yang luar biasa pada rentang hidup kita.

Shea menulis untuk CNBC, “Lingkungan dan desa-desa terjalin erat, dan masyarakat Hunza saling menjaga satu sama lain, terutama warga lanjut usia.

Rumah jompo tidak ada di sini. Para tetua sangat dihormati dan diperhatikan oleh keluarga mereka.”

Dengan tinggal di sana selama dua tahun terakhir, Shea dengan senang hati mengungkapkan bahwa ia belum pernah merasakan kehangatan masyarakat kolektif seperti di Hunza.

3. Menghindari Makanan Olahan

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada tahun 2017, ditemukan bahwa mereka yang memperbaiki pola makan, bahkan di usia paruh baya atau lebih tua, dapat meningkatkan umur mereka lebih dari satu dekade.

Studi tersebut menemukan bahwa perbaikan pola makan sebesar 20 persen dikaitkan dengan penurunan angka kematian sebesar 14 persen.

Untuk mendapatkan manfaat tersebut, disarankan untuk menambahkan lebih banyak buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak sehat, dan protein tanpa lemak, sambil meminimalkan tambahan garam, gula, dan bahan pengawet.

4. Mengurangi Produk Hewani dalam Pola Makan

Penelitian tentang Blue Zones, wilayah di dunia yang memiliki jumlah orang lanjut usia yang tinggi dari rata-rata, menunjukkan bahwa membatasi asupan daging dapat berkontribusi pada umur panjang.

Para centenarian di Blue Zones mengonsumsi sekitar dua ons atau lebih sedikit daging sekitar lima kali per bulan.

Mayoritas dari mereka juga mengonsumsi produk susu dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan populasi umum.

Para ahli Blue Zone mencatat bahwa orang-orang di empat dari lima zona biru mengonsumsi daging, namun mereka melakukannya dengan hemat.

Menggunakan daging sebagai hidangan perayaan, makanan pendamping, atau untuk memberi rasa pada hidangan.

Pola makan mereka didominasi oleh makanan nabati, mencapai sekitar 95 persen dari pola makan mereka.

5. Menjaga Tingkat Stres Tetap Rendah

Menjaga sikap positif dan tingkat stres yang rendah juga memiliki dampak signifikan terhadap umur panjang di antara individu yang mencapai usia 100 tahun.

Meskipun orang yang berusia seratus tahun rentan terhadap stres kronis karena kehilangan kemandirian secara bertahap, lebih dari separuh dari mereka tidak mengalami depresi dan memiliki tingkat kecemasan yang rendah.

Mereka cenderung merespons tantangan dengan kecemasan yang minim. Hal ini disampaikan oleh sebuah penelitian yang dipublikasikan di Archives of Gerontology and Geriatrics.

Penelitian tersebut menegaskan bahwa kondisi fisik yang baik pada usia lanjut dapat diatribusikan pada karakter positif dan kemampuan adaptasi yang kuat terhadap kesulitan dalam hidup.

6. Paling Penting, Tidak Merokok

“Merokok secara jelas terkait dengan penyebab kematian paling umum pada lansia dan turut berkontribusi pada tingginya angka kematian serta tingkat kecacatan terkait dengan banyak penyakit kronis yang umum pada kelompok usia ini,” demikian disampaikan dalam sebuah penelitian mengenai kebiasaan merokok pada lansia yang mencapai usia 100 tahun.

Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa 83,8 persen dari orang yang mencapai usia 100 tahun tidak pernah merokok.

“Gabungan antara merokok dan faktor risiko lain seperti hipertensi dan diabetes mengakibatkan peningkatan insiden penyakit yang tinggi, kecacatan, dan peningkatan angka kematian,” ungkap penelitian tersebut.

Dari 17 persen sisanya yang mencapai usia 100 tahun, 13,5 persen diantaranya merupakan mantan perokok. Hanya 2,7 persen dari mereka yang mencapai usia 100 tahun adalah perokok aktif, menurut temuan dari studi tersebut.