Menteri Keamanan Israel Umumkan Segera 1nvasi Gaza – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir menyatakan bahwa invasi ke Gaza akan segera terjadi.
Menteri Keamanan Israel Umumkan Segera 1nvasi Gaza
Hal ini disampaikan setelah Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant menyatakan pasukan Israel akan melancarkan ‘serangan penuh’ terhadap Gaza.
Seperti dilansir media Al Arabiya, Rabu (11/10/2023), Ben-Gvir juga mengatakan bahwa seluruh warga Sderot, wilayah Israel bagian selatan, akan dipersenjatai.
Gallant dalam pernyataan, seperti dikutip The Times of Israel dan Al Arabiya News, mengatakan bahwa militer Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan segera melakukan ‘serangan penuh’ terhadap Jalur Gaza, seiring perang dengan kelompok Hamas berlanjut untuk hari kelima.
Dia menambahkan bahwa Gaza ‘tidak akan pernah kembali seperti semula’.
“Saya telah melepaskan semua batasan-batasan, kami telah [mendapatkan kembali] kendali atas area tersebut, dan kami beralih ke serangan penuh. Anda akan memiliki kemampuan untuk mengubah kenyataan di sini. Anda telah melihat harganya [dibayar], dan Anda akan melihat perubahannya. Hamas menginginkan perubahan di Gaza; itu akan berubah 180 derajat dari apa yang dipikirkannya,” kata Gallant dalam pernyataannya.
Menhan Israel itu menambahkan: “Mereka akan menyesali momen ini, Gaza tidak akan pernah kembali seperti semula. Siapa pun yang datang untuk memenggal kepala, membunuh para perempuan, penyintas Holocaust, kami akan melenyapkannya dengan sekuat tenaga, dan tanpa kompromi.”
Sebelumnya, Ben-Gvir mengumumkan langkah kebijakan Israel untuk mempersenjatai warganya yang menjadi relawan penjaga keamanan di komunitas perbatasan dan kota-kota campuran Yahudi-Arab, menyusul serangan mematikan Hamas.
Pendistribusian ribuan senapan kepada para relawan akan dimulai Selasa (10/10) waktu setempat. Mereka yang mendapatkan senjata merupakan para relawan anggota tim respons-cepat keamanan di perbatasan Israel.
Dijelaskan Ben-Gvir dalam pernyataannya, bahwa 4.000 pucuk senapan buatan Israel akan dibagikan pada putaran pertama. Sementara sebanyak 6.000 pucuk senapan lainnya, kata Ben-Gvir, akan dibagikan menyusul.
Dia menambahkan bahwa para relawan penjaga keamanan itu juga akan diperlengkapi dengan helm pelindung dan jaket antipeluru.
AS Kontak Israel-Mesir untuk Bahas Jalur Aman Bagi Warga Sipil Gaza
Pemerintah Amerika Serikat (AS) sedang melakukan pembicaraan dengan Israel dan Mesir untuk membahas jalur yang aman bagi warga sipil Gaza ketika serangan udara Israel terus berlanjut. Pembicaraan ini dilakukan setelah ratusan orang, sebagian besar warga sipil dan mencakup anak-anak, tewas akibat gempuran Israel.
Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (10/10/2023), pembicaraan antara AS dengan Israel dan Mesir itu diungkapkan oleh penasihat keamanan nasional AS Jake Sullivan dalam pernyataannya kepada wartawan di Gedung Putih pada Selasa (9/10) waktu setempat.
“Kami fokus pada pertanyaan ini, ada konsultasi yang sedang berlangsung,” sebut Sullivan.
“Namun detailnya masih didiskusikan di antara lembaga-lembaga operasional dan saya tidak ingin membagikannya terlalu banyak kepada publik saat ini,” imbuhnya.
Israel menyerang Jalur Gaza dengan serangan udara setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada Sabtu (7/10) waktu setempat.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 900 orang, yang mencakup 260 anak dan 230 wanita.
Lebih dari 4.500 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan udara Israel di Jalur Gaza.
“Kami tidak sengaja menargetkan warga sipil,” ucap Sullivan merujuk pada AS dan Israel, ketika ditanya soal korban sipil yang berjatuhan di Jalur Gaza.
“Kami berupaya memastikan bahwa operasi militer kami dilakukan sesuai dengan supremasi hukum dan hukum perang,” tegasnya.
Menhan Israel Ingatkan Gaza Tak Akan Pernah Kembali Seperti Semula
Menteri Pertahanan (Menhan) Israeli Yoav Gallant mengatakan bahwa militer Israel atau Pasukan Pertahanan Israel (IDF) akan segera melakukan “serangan penuh” terhadap Jalur Gaza, seiring perang dengan kelompok Hamas berlanjut untuk hari kelima. Dia menambahkan bahwa Gaza “tidak akan pernah kembali seperti semula.”
“Saya telah melepaskan semua batasan-batasan, kami telah [mendapatkan kembali] kendali atas area tersebut, dan kami beralih ke serangan penuh. Anda akan memiliki kemampuan untuk mengubah kenyataan di sini. Anda telah melihat harganya [dibayar], dan Anda akan melihat perubahannya. Hamas menginginkan perubahan di Gaza; itu akan berubah 180 derajat dari apa yang dipikirkannya,” kata Gallant seperti dikutip The Times of Israel dan Al-Arabiya, Rabu (11/10/2023).
Menhan Israel itu menambahkan: “Mereka akan menyesali momen ini, Gaza tidak akan pernah kembali seperti semula. Siapa pun yang datang untuk memenggal kepala, membunuh para perempuan, penyintas Holocaust, kami akan melenyapkannya dengan sekuat tenaga, dan tanpa kompromi.”
Meningkatnya ketegangan di Israel dimulai pada hari Sabtu (7/10) ketika Hamas melancarkan serangan mendadak yang tidak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya. Didukung oleh rentetan ribuan roket, militan Hamas menerobos blokade dari Jalur Gaza ke kota-kota Israel yang berdekatan. Serangan mendadak ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan penculikan – ribuan orang tewas dan puluhan lainnya terluka.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Letnan Kolonel Jonathan Conricus dalam pesan video terbaru, seperti dilansir AFP dan Al Jazeera, menyebut jumlah korban tewas akibat serangan Hamas telah bertambah menjadi sedikitnya 1.200 orang. Dia menyebut bahwa ‘mayoritas dari korban tewas’ adalah warga sipil.
Disebutkan juga bahwa lebih dari 2.700 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Hamas di Israel itu.
Pemerintah Imbau WNI Aktif Kontak KBRI, Kemlu Siapkan Rencana Evakuasi di Palestina
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia terus melakukan koordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kairo dan Beirut untuk memonitor situasi di Palestina serta menyiapkan rencana evakuasi bagi Warga Negara Indonesia (WNI).
Kemlu mengimbau WNI di Palestina dan Israel untuk meningkatkan kewaspadaan dan terus menjalin komunikasi dengan perwakilan RI, yaitu KBRI.
Pihak pemerintah juga meminta WNI yang mengalami kondisi darurat untuk segera menghubungi hotline KBRI Amman, KBRI Kairo, dan KBRI Beirut.
“Untuk lokasi yang masih memungkinkan pergerakan yang relatif aman, seperti beberapa titik di Israel, diminta para WNI untuk segera meninggalkan wilayah tersebut, termasuk bagi para WNI wisatawan,” ujar Direktur Perlindungan WNI Kemlu Judha Nugraha.
Dalam penyampaiannya, Nugraha menjelaskan bahwa situasi keamanan di lapangan tergantung lokasinya baik Palestina maupun Israel.
Masih dengan sumber yang sama, berdasarkan data terbaru yang diperoleh diketahui terdapat 45 WNI di Palestina yang terbagi menjadi dua posisi, yaitu 10 WNI berada di Gaza dan lainnya di Tepi Barat.
Selain WNI yang telah disebutkan, juga terdapat 230 WNI yang sedang melakukan wisata religi di berbagai titik di Israel. Namun hingga saat ini masih belum ada laporan WNI yang menjadi korban.
Dengan melihat situasi saat ini, Kemlu meminta WNI yang memiliki rencana kunjungan ke wilayah tersebut untuk menunda dan membatalkan perjalanannya, baik ke Palestina maupun Israel hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut.
Upaya yang dilakukan Kemlu ini juga didukung penuh oleh Anggota Komisi DPR RI Christina Aryani. Ia mengaku prihatin dengan memanasnya situasi perang antara Israel dan Palestina yang menyebabkan banyak jatuhnya korban jiwa maupun luka-luka.
Ia berharap agar rencana kontingen evakuasi WNI dari Palestina dan Israel dapat berjalan dengan lancar sesuai rencana.
Karena perlu diketahui saat ini kelompok Hamas telah melancarkan serangan mengejutkan pada Sabtu (7/10) terhadap Israel dengan meluncurkan roket dan menyusupkan puluhan petempur ke kota-kota Israel di dekat Jalur Gaza.
Serangan Hamas telah menewaskan sekitar 700 warga Israel dan menculik puluhan orang di sana. Sehingga, serangan tersebut berhasil dibalas oleh Israel dengan pengeboman terbesar yang pernah terjadi di Gaza dan menyebabkan ribuan luka hingga menewaskan sekitar 400 warga.