6 Pemanis Buatan, Apakah Aman Untuk Penderita Diabetes – Bagi penyandang diabetes, membatasi asupan gula adalah hal yang penting untuk dilakukan guna mengelola kesehatan yang lebih baik. Sayangnya, hal itu tidak selalu mudah.
Jadi ketika keinginan untuk mengonsumsi asupan manis susah ditekan, kita pasti akan beralih ke makanan dan minuman yang dibuat dengan pemanis buatan.
Namun, sebagian orang masih ragu dengan keamanannya. Menurut edukator diabetes Cleveland Clinic, Sue Cotey, RN, jika digunakan dalam jumlah yang tidak berlebihan, pemanis buatan sebenarnya aman bagi penderita diabetes dan dapat digunakan untuk mengurangi asupan kalori, serta karbohidrat.
Selain itu, pengganti gula juga dapat membantu mengekang keinginan kita untuk mengonsumsi sesuatu yang manis. “Namun, itu bukan berarti makanan yang dibuat dengan pemanis buatan merupakan pilihan yang sehat,” katanya.
Diabetes adalah kelompok penyakit yang ditandai oleh tingginya kadar gula darah dalam tubuh akibat gangguan dalam pengaturan gula darah oleh hormon insulin.
Insulin adalah hormon yang diproduksi oleh pankreas dan berperan penting dalam mengatur kadar gula darah dengan membantu sel-sel tubuh mengambil glukosa dari darah dan menggunakannya sebagai sumber energi.
Ada beberapa jenis diabetes, yang paling umum adalah diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2:
Diabetes Tipe 1:
Diabetes tipe 1 adalah jenis diabetes autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang dan merusak sel-sel yang memproduksi insulin di pankreas.
Orang yang menderita diabetes tipe 1 harus mengambil insulin secara rutin melalui suntikan atau pompa insulin untuk menjaga kadar gula darah mereka tetap dalam batas normal.
Biasanya muncul pada usia muda, dan penyebabnya tidak sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan memainkan peran penting dalam perkembangannya.
Diabetes Tipe 2:
Diabetes tipe 2 adalah bentuk diabetes yang paling umum dan sering kali terjadi pada orang dewasa, meskipun semakin sering terjadi pada anak-anak dan remaja.
Pada diabetes tipe 2, tubuh masih dapat memproduksi insulin, tetapi sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menggunakannya dengan efektif. Akibatnya, gula darah naik.
Faktor gaya hidup seperti diet yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan obesitas dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2. Faktor genetik juga memainkan peran penting dalam kerentanannya.
Gejala umum diabetes meliputi:
– Rasa haus yang berlebihan.
– Sering buang air kecil.
– Kegemukan.
– Lelah.
– Luka yang lambat sembuh.
– Penglihatan kabur.
– Infeksi yang sering.
Diagnosis diabetes biasanya didasarkan pada tes darah yang mengukur kadar gula darah puasa atau kadar gula darah setelah makan. Pengelolaan diabetes melibatkan perubahan gaya hidup seperti diet sehat, olahraga teratur, dan pengendalian berat badan.
Pada diabetes tipe 1, pemberian insulin merupakan komponen penting dalam pengobatan. Pada diabetes tipe 2, terapi insulin atau obat-obatan lain juga dapat diperlukan jika perubahan gaya hidup saja tidak cukup untuk mengendalikan kadar gula darah.
Penting untuk mengelola diabetes dengan baik karena jika tidak terkontrol, kondisi ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti masalah jantung, gangguan mata, kerusakan saraf, gagal ginjal, dan masalah lainnya.
Pemeriksaan rutin dan pemantauan kadar gula darah adalah bagian penting dari manajemen diabetes yang efektif. Selain itu, berkonsultasi dengan dokter dan tim medis adalah langkah penting dalam pengelolaan diabetes yang tepat.
6 Pemanis Buatan
PEMANIS kerap digunakan olah membuat berbagai olahan santapan, seperti makanan dan minuman. Pemanis yang sering kita temui yakni adalah gula. Pemanis terdiri dari dua jenis, yakni pemanis alami dan buatan.
Sesuai dengan namanya, pemanis alami memang berasal dari bahan alami yang relatif aman bagi tubuh. Macam-macam pemanis alami di antaranya pada madu, gula kelapa, ekstrak daun stevia, xylitol dari jagung, yacon sirop.
Selain pemanis alami, adapula pemanis buatan yang lebih populer sebagai zat tambahan pada makanan dan minuman olahan.
Lalu, bagaimana dengan penderita diabetes? Adakah pemanis buatan yang aman bagi penderita diabetes? Berikut ulasannya.
Pemanis buatan dibuat melalui proses kimiawi di laboratorium. Oleh karena itu, para diabetesi harus paham mengenai jenis pemanis buatan yang tepat. Berikut adalah beberapa jenis pemanis buatan yang aman untuk dikonsumsi oleh penderita diabetes.
Kementerian Kesehatan RI merekomendasikan konsumsi gula harian untuk orang dengan kondisi sehat adalah tidak melebihi 50 gram atau sebanyak 4 sendok makan. Sementara itu, tentu asupan tersebut perlu dikurangi untuk para pengidap diabetes. Meski begitu, tetap saja ada masanya kamu ingin mengonsumsi makanan atau minuman dengan rasa yang manis.
Lalu, bagaimana jadinya jika konsumsi gula harian harus dikurangi? Ternyata, penggunaan pemanis buatan menjadi pilihan terbaik untuk pengidap diabetes bisa tetap mengonsumsi makanan maupun minuman manis. Pemanis buatan sendiri memang identik dengan rasa manis yang kuat, tetapi jumlah kalorinya terbilang rendah.
Nah, apa saja pengganti gula untuk diabetes yang aman? Berikut ini beberapa rekomendasinya:
Sukralosa
Pertama adalah sukralosa, pemanis buatan yang menggunakan bahan dasar sukrosa. Bahan tersebut punya angka kalori rendah, tetapi tingkat manisnya 600 kali lebih tinggi dari gula biasa. Inilah mengapa, sukralosa sering dipakai sebagai pengganti gula untuk diabetes.
Hal menarik lainnya, sukralosa terbilang tahan terhadap panas, tidak seperti bentuk gula buatan lainnya. Artinya, gula ini bisa dipakai untuk memasak menu makanan pengidap diabetes. Batas maksimal konsumsi aman gula ini adalah sebesar 5 miligram per kilogram berat badan.
Sakarin
Pilihan berikutnya adalah sakarin, pemanis buatan dengan kalori dan nutrisi nol, tetapi 200 sampai 700 kali lebih manis dari gula biasa. Jenis pemanis ini menjadi pengganti gula yang paling mudah dijumpai.
Meski pernah dihubungkan dengan masalah kanker, FDA menyatakan bahwa sakarin adalah pengganti gula untuk diabetes yang aman dikonsumsi. Namun, pastikan tidak melebihi batasnya, yaitu 15 miligram per kilogram berat badan.
Aspartam
Selain sakarin, aspartam juga menjadi pengganti gula untuk diabetes yang paling sering dipakai. Gula jenis ini lebih manis 200 kali daripada gula biasa.
Namun, gula aspartam tidak tahan panas, sehingga tidak dianjurkan dipakai untuk memasak. Batas maksimal penggunaannya adalah 50 miligram per kilogram berat badan. Meski begitu, sebaiknya hindari konsumsinya jika kamu memiliki riwayat atau mengidap fenilketonuria.
Stevia
Soal tingkat kemanisan, stevia 300 kali lebih manis dari gula biasa. Pengganti gula untuk diabetes ini dibuat dari tanaman dengan nama Stevia rebaudiana yang melalui proses ekstraksi menjadi senyawa steviol glikosida.
Meski akrab di masyarakat, penggunaannya tetap perlu pertimbangan. Bukan tanpa alasan, harga gula ini terbilang lebih mahal. Lalu, ada sedikit sensasi rasa pahit saat mengonsumsinya.
Inilah mengapa beberapa produsen sering memberikan tambahan bahan lain untuk mengurangi atau menyamarkan rasa pahit tersebut. Namun, hal ini justru dapat mengurangi kandungan nutrisi dari stevia itu sendiri.
Tidak hanya itu, beberapa orang yang mengonsumsi stevia mengaku mengalami sakit perut, kembung, dan mual. Guna mencegah terjadinya efek samping tersebut, FDA lalu memberikan batasan maksimal penggunaan stevia tak lebih dari 5 miligram per kilogram berat badan.
Tagatose
Pemanis buatan satu ini hadir dalam bentuk fruktosa dengan kadar manis mencapai 90 persen lebih tinggi daripada gula biasa. Pengganti gula untuk diabetes ini juga disebut memiliki angka indeks glikemik rendah. Jadi, selain diabetes, tagatose juga diklaim efektif untuk membantu meringankan kondisi obesitas.
Banyak produsen makanan yang menggunakan tagatose sebagai bahan campuran dalam makanan sebagai pemanis yang rendah kalori. Namun, sebenarnya kamu juga bisa mendapatkan tagatose langsung dari buah nanas, jeruk, maupun apel.
Neotam
Bahan pemanis buatan ini banyak digunakan pada makanan rendah kalori. Secara kimia, kandungannya hampir sama seperti aspartam, tetapi rasanya 40 kali lebih manis dari aspartam.
Dibandingkan dengan gula rafinasi, tingkat kemanisan neotam mencapai 8.000 kali lebih tinggi. Neotam dapat dikonsumsi hingga 18mg/kg berat badan dalam sehari.
Apakah Aman Untuk Penderita Diabetes
Meski tergolong aman dikonsumsi, sebaiknya batasi konsumsi pemanis buatan agar terhindar dari berbagai dampak buruknya. Apalagi bila Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu, sebaiknya konsultasikan ke dokter mengenai aturan dan batas aman penggunaan pemanis tersebut.
Berikut beberapa bahaya mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan:
1. Membuat Anda Kecanduan Gula
Karena rasanya yang lebih manis dibandingkan gula, orang-orang yang kerap menggunakan pemanis buatan memiliki standar rasa manis yang lebih tinggi. Lidah mereka sudah terbiasa dengan kadar rasa manis yang tinggi.
Hasilnya, mereka tidak dapat lagi mengonsumsi minuman yang tidak manis seperti kopi pahit dan teh tawar. Begitu pula dengan makanan, mereka akan lebih cenderung memilih makanan dengan rasa yang sangat manis.
Ujung-ujungnya, konsumsi gula akan lebih banyak. Kondisi ini tentu dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan.
2. Dapat Menyebabkan Kanker
Pada 1970, pemanis buatan jenis siklamat diduga menyebabkan kanker sehingga peredarannya ditarik dari pasaran. Tapi tenang, saat ini jenis pemanis siklamat sudah tidak beredar di pasaran.
Namun demikian, Anda perlu hati-hati dalam penggunaan pemanis buatan. Jangan menggunakan pemanis buatan secara berlebihan jika tidak ingin mendapatkan efek samping yang tidak diinginkan, seperti kanker.
3, Berpotensi Picu Kepanikan
Pada orang yang memiliki gangguan panik, penggunaan pemanis buatan secara berlebih juga dapat memicu kambuhnya serangan panik. Jika serangan panik muncul berulang, pasti akan mengganggu kualitas hidup seseorang.
Bahkan, serangan panik berulang dapat memicu munculnya masalah baru, yaitu depresi. Itulah mengapa Anda dianjurkan untuk tidak mengonsumsi pemanis buatan secara berlebihan.
4. Berisiko Sebabkan Penyakit Kronis
Penelitian yang dilakukan di Inggris selama 11 tahun menemukan, orang yang mengonsumsi dua kaleng makanan/minuman yang mengandung pemanis buatan berisiko peningkatan beberapa penyakit kronis. Misalnya, penyakit ginjal kronis dan penyakit jantung koroner.
Itulah sebabnya, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan pemanis buatan.
5. Memicu Naiknya Berat Badan
Ironi dengan tujuan awal penggunaan pemanis buatan untuk menurunkan berat badan, ternyata mengonsumsi pemanis buatan berlebih justru dapat meningkatan berat badan. Hal ini didukung oleh sebuah penelitian di San Antonio terhadap lebih dari 5.000 orang.
Hasil penelitian justru menunjukkan bahwa konsumsi pemanis buatan secara rutin dapat meningkatkan berat badan.
6. Memicu Peningkatan Gula Darah
Penelitian mengenai penggunaan pemanis buatan pada penderita diabetes tipe 2 menunjukkan bahwa beberapa jenis pemanis buatan, seperti aspartame dan sukralosa, tetap dapat memicu peningkatan gula darah.
Itulah mengapa, jika Anda menderita diabetes, sebaiknya tidak mengonsumsi jenis pemanis buatan aspartame dan sukralosa.
7. Tinggi Zat Kimia
Pemanis buatan diciptakan dari berbagai zat kimia untuk meniru rasa manis alami gula. Walaupun ada pemanis buatan yang bersifat alami, seperti pemanis dari daun stevia atau pemanis gula jagung, banyak juga pemanis buatan yang dibuat dari bahan kimia sintetis.
Dalam jangka panjang, zat kimia sintetis dalam tubuh tentu dapat menimbulkan berbagai dampak buruk jika dikonsumsi berlebihan.
Itulah beberapa bahaya penggunaan pemanis buatan saat dikonsumsi secara berlebihan. Karena itu, bijaklah dalam memilih dan menggunakannya.